NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:874
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MADE BAHAGIA, MAYA MENDERITA

"Sayang, kamu tidur?" Made merasa kasihan melihat Murni ketiduran di kursi. Di gendongnya Murni dengan pelan, karena takut ia terbangun.

"Sayang, met bobo ya.. padahal Mas belum kenyang, ingin lagi. Mas masih dalam rangka buka puasa," kata Made dengan pelan. Dirinya merasa kecewa tapi ia tak mau memaksakan kehendaknya sendiri.

Sesaat ia terdiam, memandangi wajah imut dihadapannya. " Kamu lucu, tubuhmu kecil, aku suka kamu." Made tersenyum, sakan tak bosan memandangi Murni.

Tapi tiba-tiba dalam pandangan Made, wajah Murni berubah jadi seorang perempuan yang cantik, berkulit putih, hidung mancung, bak idol Korea. melon kepunyaan pun berubah jadi montok. Padahal sebelumnya kepunyaan Murni sangat kecil.

" Astaghfirullah.. Ada apa dengan diriku?.. Kenapa pandanganku jadi aneh!" seiring dengan itu terasa sakit luar biasa di kepalanya.

Kedua tangan Made memegangi pelipisnya. "Aku kenapa?.. Perasaan wajah perempuan dalam ingatanku aku pernah lihat. Tapi dimana?" Made meringis menahan sakit di kepalanya.

Murni terbangun karena mendengar rintihan Made. Ia kaget melihat suaminya sedang terduduk di sampingnya, memegangi kepala.

"Mas, kamu kenapa?" Murni kaget, ia menangis, takut suaminya kenapa-napa.

"Mas.. Uhuk, Uhuk.. Mas jangan gini dong! Murni takut," teriak Murni. Ia memeluk Made.

" Aku gak kenapa-napa.. Kamu jangan nangis. Aku udah sembuh ko," jawab Made. Ia balas memeluk Murni.

Made mengecup puncak kepala Murni, lalu memegang dagu Murni, " Yang," kata Made kemudian.

"Iya Mas, ada apa," jawab Murni, ia menengadah menatap Made, sementara jari-jarinya tak bisa diam, bermain di dada Made yang bidang.

Made yang hanya memakai sarung, sangat gagah dengan dada roti sobeknya. Membuat Murni makin lengket.

"Mur, gimana kalau seandainya Mas udah pernah menikah dengan seseorang sebelum Mas terkena amnesia?" tanya Made. Ia ingin tahu reaksi Murni.

Made belum tahu arti bayangannya itu, berhubung ia masih amnesia.Tentu saja mendengar itu Murni terpaku, ia tak bisa berkata apa-apa. Hanya genangan air mata yang sudah mewakilinya menjawab pertanyaan Made, kalau ia tak mau dimadu!

"Mur, apa kamu ikhlas?" Made kembali bertanya.

Tanpa basa-basi Murni memukuli dada Made dengan kedua kepalan tangannya, ia menjerit histeris. " Tidak! Aku gak ikhlas Mas Made pernah menikah! Pokoknya Mas harus punya istri satu. Yaitu aku!"

"Udah, Udah, Yang.. kamu jangan nangis terus. Ini kan seandainya. Bukan berarti benar kan? Mudah-mudahan aja Mas gak punya siapa-siapa selain kamu," Made menenangkan Murni. Pelukannya makin erat di tubuh Murni.

"Mas.. Aku.." Murni terdiam.

"Ya, kamu kenapa Yang?"

"Mas kan janji mau pergi ke kota cari kerja. kalau nanti uangnya udah banyak, Murni pengen main ke kota, Mur pengen punya rumah bagus, Mur juga pengen pesta pernikahan kita diulang. Maunya yang meriah dan mewah. pernikahan kita dulu sangat sederhana." Wajah Murni berbinar-binar.

"Iya, Mas akan turutin kamu," jawab Made. Ia tersenyum, padahal dalam hatinya bingung hendak cari kerja keman.

"Mmm.. Mas, aku mau.." Murni kembali mengurungkankan pembicaraannya.

"Mau apa lagi, Yang?" Made mengernyitkan alis.

"Mau ini.. Hehe.." telunjuk Murni mengarah ke tugu Monas yang sudah lepek.

"What?.." Made terbelalak kaget.

"Ternyata kamu doyan juga ya?!"

"Habis enak sih mas, mirip makan goreng pisang. Ada kenyal-kenyalnya gitu deh.."

Tentu saja kemauan Murni itu bagi Made bagaikan pucuk dicinta ulam tiba.. Tanpa basa-basi, Made langsung memasang ancang-ancang siap tempur kembali.

Lampu hijau dari Murni sudah menyala, saatnya bagi Made untuk tancap gas..

Ronde ketujuh dimulai!!!!

Cerita beralih ke Maya

Maya menatap nanar foto dirinya dan Pram yang diambil di Pantai Kuta, Bali, beberapa jam sebelum tragedi terjadi. Senyum mereka begitu lepas, tanpa beban. Siapa sangka, kebahagiaan itu hanya berlangsung singkat.

Kini, ia hanya bisa memeluk erat Riko, anak semata wayang Pram yang kini menjadi tanggung jawabnya sepenuhnya.

"Mmma..mm, papapp..," Riko yang kini berusia satu tahun sudah mulai belajar ngoceh. pipinya tembem, kulitnya putih, dan ketampanannya sangat mirip dengan Pram. Bocah itu tersenyum sembari menunjuk poto sang papa.

Maya memeluk Riko erat. "Papa sudah pergi jauh, Sayang. Tapi Papa selalu ada di hati kita."

Air mata Maya menetes membasahi rambut Riko. Ia berusaha tegar di depan anaknya, meski hatinya hancur berkeping-keping.

Kepergian Pram meninggalkan luka yang begitu dalam, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa ia kini harus mengurus semua aset peninggalan suaminya.

"Harusnya aku senang kini aku jadi orang kaya, tapi aku tak bisa jika harus menjalankan bisnis mendiang suamiku. Aku gak ngerti sama sekali! Aku cuma lulusan SMP, gak ngerti masalah bisnis!" Maya mengalihkan pandangannya kearah Pak Bambang yang masih mematung di belakang Maya.

"Ibu harus kuat. Pak Pram mempercayakan semua ini pada ibu," ujar Pak Bambang, pengacara keluarga Pram.

Maya hanya bisa mengangguk lemah. Ia merasa begitu kecil dan tidak berdaya. Bagaimana mungkin ia bisa mengelola perusahaan, hotel, dan mall yang begitu besar?

Berita tentang kematian Pram dan warisan yang jatuh ke tangan Maya, sampai ke telinga kedua orang tua Pram yang sedang berada di luar negeri.

Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Pram anak kesayangan mereka, meninggal dunia? Dan semua asetnya diwariskan kepada seorang gadis desa yang tidak mereka kenal?

"Ini tidak mungkin! Pram tidak mungkin menikah tanpa sepengetahuan kita," gerutu Bu Ratna, ibunda Pram, dengan nada tinggi.

"Kita harus pulang ke Indonesia dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, Mah," timpal Pak Herman, ayah Pram, dengan wajah geram.

Pasangan suami istri itu segera mengurus kepulangan mereka ke Indonesia. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa semua kerja keras mereka selama ini akan jatuh ke tangan orang lain, apalagi orang yang tidak mereka kenal dan tidak mereka sukai.

Setibanya di Jakarta, Pak Herman dan Bu Ratna langsung menuju rumah Maya. Mereka disambut baik oleh Maya dengan wajah bingung dan canggung.

"Maaf, Siapa kalian?" tanya Maya dengan nada hati-hati.

"Kami orang tua Pram," jawab Bu Ratna dengan nada ketus. "Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana bisa Pram menikah denganmu tanpa sepengetahuan kami? Dan bagaimana bisa semua asetnya jatuh ke tanganmu!.."

Maya terpaku, ia benar-benar tak menyangka disaat kehidupannya sedang banyak pikiran, malah datang pikiran yang baru, ancaman dari kedua mertuanya.

"Hei!! Apa kamu budek atau bodoh sih! Diajak bicara malah bengong! Dasar gak tahu sopan santun!" Bu Ratna memaki Maya dengan kasar. Ibu sosialita itu memiliki wajah sangar dan kecut, membuat jantung Maya tak henti berdegup, takut.

Pak Bambang yang ada disana, hanya terdiam, ia tak berani menghentikan aksi Bu Ratna.

"Bambang!" Ucap Bu Ratna, lantang.

"Iya Bu," jawab Pak Bambang.

"Tolong buatkan pengaduan ke kantor polisi, kalau kematian anakku Pram, itu karena ulah si Maya!"

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!