Alya adinda salsabila seorang siswi pintar, cantik, dan populer di SMA prestasi jakarta.
Valen raka nugraha seorang murid terganteng, dingin, cuek, dan dia adalah musuh bebuyutan Alya sejak SMP.
keduanya tidak pernah akur selalu saja bersaing dan saling menjatuhkan secara halus.
namun siapa sangka,suatu malam orang tua mereka memberikan kabar yang mengejutkan Alya dan Valen.
"apa??, gak salah dengar, gua gak mau dijodohin sama dia apalagi kalau sampai menikah! "ucap Alya.
"emang lu pikir gua mau sama lu" ucap Valen.
namun sebanyak apapun mereka menolak permintaan orang tua mereka tidak bisa ditolak jadi terpaksa mereka berdua harus menikah secara diam-diam.
ditambah lagi aturan sekolah yang melarang untuk menikah, kalau sampai melanggar akan dikeluarkan oleh sekolah itu.
bagaimana kisah mereka selanjutnya??
yuk mampir
IG:qilla_kasychan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kasychan_A.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17- sama² sakit
Alya duduk di sebelah Valen, wajahnya menatap Valen, jemarinya pelan mengobati luka di pipi Valen.
"a-ssh.. pelan dikit napa"desis Valen ketika kapas yang berisi cairan alkohol itu mengenai wajahnya.
" ya emang perih, kalau ga mau sakit makannya jangan cari masalah "ucap Alya.
Valen memandang wajah cantik Alya, matanya menyapu wajah Alya yang sedang fokus mengobati luka di wajahnya.
Alya mengobati Valen, berusaha selembut mungkin, dan akhirnya dia selesai mengobati Valen.
Alya beranjak hendak merapihkan kotak p3k, tapi tiba-tiba tangan Valen menangkap pergelangan tangan Alya tidak erat, hanya cukup membuat gadis itu berhenti.
"apaan sih? " tanya Alya
"thanks ya" ucap Valen
"iya Sama-sama" ucap Alya
"lu udah enakan? " tanya Valen
"hah"
"lu kna tadi pingsan di sekolah"
"gua udah gak kenapa-napa" ucap Alya.
"lu yakin bibir lu pucet gitu loh"ucap Valen
"iya"ucap Alya, Tiba-tiba tangan Valen memegang dahi Alya
" badan lu panas"ucap Valen, dan Alya juga memegang dahi Valen.
"badan lu juga panas" ucap Alya
"lu istirahat aja" ucap Valen.
"lu juga harus istirahat, badan lu juga panas" ucap Alya.
Alya dan Valen saling menatap untuk beberapa detik, keduanya masih memegang dahi sesama lain, begitu Alya dan Valen sadar mereka langsung menarik tangannya.
Valen ingin berdiri, tapi nyasir tersandung karena kakinya masih sakit.
Alya langsung ikut bangkit "tuh kan, sakit!, sok jagoan" ucap Alya.
"gua baik-baik aja" ucap Valen mencoba berjalan tapi kakinya masih sakit.
Alya mendengus dan menyeret lengan Valen kembali ke sofa.
"udah, sttt.., diem duduk, jangan paksain kaki lu masih sakit" ucap Alya.
Valen patuh, dia kembali duduk di sofa.
"gua ambilin air minum dulu"ucap Alya
Alya berjalan menuju dapur, langkahnya cepat tapi terlihat limlung karena suhu tubuhnya yang panas.
Valen memperhatikan Alya dari sofa, melihat Alya entah kenapa dia merasa bersalah dan kasian pada Alya.
Beberapa menit kemudian, Alya kembali dengan segelas air hangat.
"nih" Alya menyodorkan gelas itu.
Valen menerimanya namun tidak langsung meminumnya, matanya justru menatap Alya yang berada di depannya, wajahnya pucat, rambutnya sedikit berantakan, nafasnya pelan.
"lu yg harus minum dulu aly" ucap Valen memeberi gelas itu pada Alya.
"gua kan ambilinnya buat lu, lu aja yang minum, lagi pula lu lebih parah" ucap Alya
Valen mendengus kecil dengan satu gerakan ia menarik tangan Alya dan menaruh gelas itu di tangan Alya.
"minum, gau ga mau lu pingsan lagi" ucap Valen, nadanya tegas tapi ga galak.
Alya mau membantah, tapi tatapan Valen terlalu serius, ia akhirnya meneguk air yang berada di gelas itu.
"udah? " tanya Valen
"udah" jawab Alya nadanya lirih dia merasa kepalanya semakin berputar.
"lu sakit, mendingan lu istirahat" ucap Valen.
"lu juga sakit, lu harus istirahat juga" ucap Alya
saat ini posisi mereka sedang di sofa panjang duduk berdua di ruang tamu.
Seperti Alya kepala Valen semakin pusing.
Valen tiduran di paha Alya.
"eh" Alya merasa kaget
"pala gua pusing banget" ucap Valen.
tanpa disadari kedua kurcaci itu tertidur di ruang tamu.
Valen bangun menatap Alya, memegang dahi Alya yang masih panas.
"maafin gua ya Aly, gua udah ngerepotin lu" ucap Valen, dia beranjak bagun menggendong Alya menaiki tangga pergi ke arah kamar.
lalu manaruh tubuh Alya di ranjang.
Valen ikut tertidur di sebelah tubuh Alya, mereka berdua merasa kedinginan dan untuk ke dua kalinya merasa berpelukan tanpa tidak sadar.
Valen terbangun duluan ketika cahaya pagi menyelinap lewat tirai kamar, kepalanya masih berat tubuhnya masih panas, tapi ada sesuatu yang membuatnya terdiam yaitu posisi dirinya dan Alya.
Alya tertidur melingkar di dadanya, wajahnya menempel lembut di bahu Valen, nafasnya sudah mulai teratur meski tubuhnya masih panas.
dan tangan Valen entah sejak kapan memeluk pinggang Alya.
Alya menggeliat kecil,meringis, masih setengah sadar.
"uh.. pusing... " lirih Alya tanpa membuka mata.
Valen reflek menaikan selimut, memastikan Alya tetap hangat, lalu dia kembali menyentuh dahi Alya.
"masih panas" gumamnya.
Alya membuka mata samar-samar melihat Valen di depannya.
Alya ingin duduk namun Valen menahannya.
"jangan bangun dulu badan lu masih panas" ucap Valen.
Alya menatap Valen, perhatiannya tertuju pada rambut cowok itu yang sedikit berantakan, wajahnya pucat,tatapannya lelah.
"lu sakit ngapain ngurusin gua" ucap Alya memegang dahi Valen.
"badanlu juga masih panas" ucap Alya.