Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba Menyerang
Setelah berfikir sejenak akhirnya David setuju, dia mempercayakan Jati menjaga putrinya dari pengawasan jauhnya.
Selain sibuk dengan pekerjaannya, David juga tidak mempunyai waktu mengurus musuh musuhnya. Mungkin ini adalah pilihan yang harus dia pilih demi keselamatan Cila.
"Baiklah, aku menyetujuinya... kau bisa membuktikan dirimu berubah menjadi lebih baik lagi"
David menepuk bahu Jati, dia mempercayainya.
Jati hanya tersenyum kecut saja.
"Yah, setidaknya aku punya pekerjaan membasmi musuh lamaku"
Jati menepis kasar tangan David, lalu dia menatap lama kegelapan hutan.
Baik Cila dan David memandangnya dengan bingung. Begitupun dengan Tarno, Viona, dan rombongan lainnya.
Mereka ikut penasaran apa yang dilakukan oleh rekan baru mereka itu.
"Orang itu lagi?"
Jati termenung merasakan hawa yang sama saat menolong Cila waktu itu.
Namun tidak itu saja, ada aura kutukan kuat seolah berasal dari seorang dukun. Jati menoleh kearah mereka semua.
"Kalian kembalilah, tempat ini sudah tidak aman lagi"
Ucapnya lantang memberi peringatan.
"Apa yang terjadi om?"
Cila yang kebingungan bertanya, wajahnya penasaran mengapa om Jati menyuruh mereka pergi dari sini.
Jati tidak menjawab, lalu Jati menjetikkan beberapa jarinya keleher gadis itu... hingga tidak lama Cila pingsan.
"Pergilah, akan ada banyak orang datang kemari- mereka mengincarku"
David mengangguk, lalu dia menggendong Cila yang pingsan.
"Ayo kita kembali... Jati yang akan mengurus orang orang jahat itu"
"Baik tuan"
Mereka semua bergegas pergi dari hutan itu, lalu puluhan mobil mewah melaju meninggalkan tempat yang sunyi ini.
Jati menghela nafas lega karena dia bisa leluasa menghabisi musuh.
Tidak lama kemudian.
"Whussh!
Serangan tak kasat mata mengincar dirinya, dengan mudah Jati meludah hingga serangan itu hancur berkeping keping.
"Cuih"
"DUARH!
Ledakan kuat itu menggema dihutan yang sunyi itu!
Lalu keluarlah Jaylon bersama anak buahnya, di iringi oleh Ki Brewok yang menampakkan wajah keriputnya. Mereka menatap Jati dengan permusuhan.
"BUAHAHA, akhirnya aku menemukanmu mantan Mafia"
Ki Brewok segera menampakkan puluhan makhlus halus yang berjejer didekatnya.
"Aku akan mengambil kepalamu itu, BUAHAHA"
Tawa Ki Brewok menggema hingga banyak kelelawar beterbangan.
Jati menatap tua bangka itu.
"Hei pak tua, sebaiknya kau nikmati peti terlebih dulu karena umurmu akan kupotong menjadi lebih singkat."
Jati memperlihatkan belati Cokrolewoyo miliknya.
Jaylon segera menyahut.
"Aku juga akan membalasmu, sialan"
Jaylon mengambil pedang berkarat miliknya, pedang kutukan yang mampu merenggut nyawa dalam beberapa kali tebasan.
"Whuss!
Aura kutukan terpancar kuat.
Semua anak buahnya menjauh sedikit karena tubuh mereka seperti digerogoti hidup hidup. Lalu Jaylon kembali berkata.
"Karena kau, aku gagal mendapatkan gadis itu... kau harus menerima akibatnya"
Jaylon masih tidak terima gagal menculik gadis sebelumnya-- Cila. Dia harus balas dendam kepada Mafia pensiun itu.
Jati hanya mengusap tengkuknya.
"Dimana mana penjahat selalu gagal dan kalian lemah... kalian terlalu lemah menjadi penjahatnya"
Jati mengejek Jaylon bersama sekutunya, Ki Brewok itu.
"Jangan banyak bicara kau anak muda, rasakan akibatnya telah meremehkan kesaktianku"
"Whuss!
Ki Brewok memerintahkan pasukan mahluk halusnya menyerang Jati.
Begitupun Jaylon, dia berlari maju kedepan bersama anak buahnya.
Mereka mengeroyok Jati yang sombong sekali ucapannya. Dia harus mati ditangan mereka agar tahu jika mereka semua penjahat yang mengerikan.
Jati membuang nafas kasarnya melihat banyak serangan mulai mengarah padanya.
"Kurasa aku membuktikan ucapanku?"
Jati membuang belati Cokrolewoyo miliknya kesembarang arah. Lalu dia bersiap melawan hanya dengan tangan kosong.
"Whuss!
Jati mengeluarkan aura Kanuragan, dan dalam sekejab saja mereka semua yang hendak menyerbu terpental mundur.
"Kebetulan sekali aku menginginkan nyawa kalian untuk dijadikan tumbal"
Jati berdiri sambil memasukkan kedua tangan kedalam saku celananya, Jati berucap dingin.
Mendadak hawa berubah mencekam.
Angin tak kasat mata tiba tiba muncul dan membuat semua orang yang ada disini menggigil kedinginan, sesekali bulu kuduk mereka berdiri, dan dari bayangan pepohonan seolah ada yang mengawasi mereka semua..