NovelToon NovelToon
Laras: The Beginning Of Temptation

Laras: The Beginning Of Temptation

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pihak Ketiga / Keluarga / Konflik etika / Wanita Karir
Popularitas:946
Nilai: 5
Nama Author: Imen Firewood

Apa jadinya, ketika hubungan rumah tangga jauh dari rasa saling memperhatikan?

Apakah Laras akan mampu terus menahan jeritan-jeritan batin-nya yang selama ini ia pendam?

Simak keseruan konflik etika yang terjadi dirumah tangga Laras! Jangan lupa dukung karya baru ini, ya. See you~

Update: setiap hari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imen Firewood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curhatan Maya

Kedua pria itu sama paniknya. Ketika ingin menuju ke lokasi, tempat Laras membutuh kan bantuan. Semenjak pulang dari kantor, Laras tidak memberi kabar kepada Andi. Tentang Dina yang juga ikut bersamanya dan belum pulang.

Hingga malam ini. Terlihat Andi sangat fokus mengemudikan mobilnya. Satu yang ada di pikiran Andi saat ini. Ia merasa khawatir kepada Dina. Walau perasaannya terhadap Laras kini, tidak ada yang tahu.

Malam ini waktu menunjukan pukul 11 malam. Di bahu jalan ini, Laras beberapa kali terlihat menoleh ke kiri dan ke kanan. Berharap ada seseorang yang bisa menolongnya. Di saat, ban mobilnya kini kempis. Tanpa Laras sadar. Tiba-tiba

Seorang pria datang. Menggunakan mobil pribadinya dan segera turun menghampiri Laras. Dan ternyata, orang itu adalah Andi. Ia telah lebih dulu sampai di lokasi Laras berada. Dengan tergesa-gesa. Tanpa bertanya dahulu kepada Laras ada apa,

Andi langsung mengecek mobil Laras dan memastikan kondisi Dina baik-baik saja. Dek! Suara mobil yang dibuka oleh Andi. Ia merasa khawatir dengan kondisi anaknya yang ternyata, Dina sedang tertidur pulas di dalam mobil Laras.

Hingga, sebuah ungkapan dari batin Laras berbunyi. Namun tidak bersuara. Menuntut perasaannya yang sama sekali tidak di perhatikan oleh Andi saat ini.

"Mas ... Aku disini. Aku juga butuh kecemasan mu, seperti kamu memperhatikan Dina anak kita!" -Laras

Sebuah hembusan kecil dan lega keluar dari mulut Andi. Ketika ia mengetahui dan sudah merasa tenang karena Dina baik-baik saja.

Pyuuh~

Setelah itu. Andi menoleh ke arah Laras yang sedari tadi mematung memperhatikannya. Ia berjalan mendekat dan kini berhadapan dengan Laras. Andi mencoba mengatur deru nafasnya yang perlahan mulai sedikit tenang.

Entah apa yang ingin Andi katakan. Namun pada saat berhadapan dengan Laras tidak ada satupun kalimat yang keluar dari mulut Andi. Begitu juga Laras. Ia hanya terdiam menyaksikan suaminya yang sebenarnya terlihat kesal.

Kepada Laras. Kepada istri yang sudah membuat perasaannya cemas memikirkan Dina. Anak satu-satunya dari keluarga mereka. Malam itu, angin terasa begitu dingin. Walau sudah memakai pakaian tebal. Dinginnya angin malam

Ini masih bisa Laras rasakan masuk ke dalam menyentuh kulitnya. Mungkin hal ini bertambah karena adanya Andi. Tekanan itu cukup kuat untuk Laras semakin ingin melihat respon Andi. Beberapa detik kemudian, Andi

Membuang pandangannya dari Laras. Ia melihat ban mobil Laras yang sudah kempis dan di ganti dengan ban cadangan yang Andi bawa. Kini semuanya telah selesai. Ketika Andi sudah mengganti ban mobil Laras dengan yang

Baru. Tiba-tiba Laras ingin mengucapkan rasa terimakasihnya karena telah di tolong oleh Andi. Walau sebenarnya itu suaminya sendiri.

"Te-terimakasih, Mas ..." -Laras

Andi yang baru saja membuka pintu mobilnya ingin segera kembali pulang, menatap Laras. Ia berkata dengan satu kalimat yang cukup singkat, pada, dan jelas.

"Ada yang ingin aku bicarakan setelah ini" -Andi

Laras masih diam mematung. Ketika Andi yang lebih dulu sudah masuk ke dalam mobilnya. Laras pada saat ini tidak tahu, hal apa yang ingin di bicarakan oleh Mas Andi. Yang Laras tahu, jika Andi sudah berbicara seperti ini, ada sesuatu yang

Serius yang ingin di bicarakan. Di sisi lain. Riko yang ingin menolong Laras malah mengalami nasib yang sama dengannya. Kini ban mobil Riko malah bocor dan harus menepi ke pinggir jalan.

"Astaga! ... Kenapa harus sekarang!" -Riko

Selama di dalam perjalanan pulangnya Laras, ia semakin bingung dan penasaran. Tentang hal apa yang ingin di bicarakan Mas Andi. Hingga, suara telepon masuk dari Riko dan pesannya, Laras abaikan. Pikiran ia saat ini adalah untuk segera

Kembali pulang dengan aman. Beberapa saat kemudian kini keluarga kecil itu telah tiba di rumahnya. Andi menggendong Dina untuk tidur di kamarnya. Di ikuti Laras yang berjalan di belakangnya. Ceklek! Suara pintu kamar Dina yang

Sudah tertutup rapat oleh Andi. Terlihat, sebelum berjalan Andi menoleh ke arah Laras, namun hal itu berlalu bergitu saja tanpa kata. Ketika Andi kini langsung duduk di sofa ruang keluarga. Di ikuti Laras yang menyusulnya.

"Kamu dari mana?" -Andi

"Nonton ..." -Laras

"Kenapa nggak pulang dulu? Emang harus ajak Dina?" -Andi

Andi bertanya dengan nada yang sangat cepat. Tanpa memberi ruang untuk Laras mencoba menjelaskannya. Mungkin karena perasaannya yang sudah ia tahan sejak tadi berada di pinggir jalan lokasi ban Laras kempis.

"Aku sama Maya juga, Mas ..." -Laras

"Lihat jam berapa sekarang?" -Andi

Andi berkata sambil menunjuk ke arah jam. Menekan Laras agar ikut juga melihat pandangannya ke arah jam besar yang berada di ruang keluarga mereka. Andi benar-benar merasa kesal dengan Laras sekarang. Dan ini, bukan

Pertengkaran pertama mereka. Setiap mereka bertengkar seperti ini, mereka benar-benar tidak ingin Dina mengetahuinya. Dan ketika beragumen pula, suara yang di hasilkan sangat pelan.

Dengan cepat. Laras menjawabnya dengan permintaan maaf. Agar ucapannya tidak di potong lagi oleh Andi.

"Aku minta maaf." -Laras

Sebenarnya, Laras bisa mengungkit-ungkit kejadian yang dulu. Kejadian dimana Mas Andi juga pernah melakukan kesalahan. Namun saat ini, Laras tidak ingin mengungkitnya. Karena sebenarnya, Laras juga merasa bersalah atas

Kejadian ini. Ketika kata maaf itu keluar dari mulut Laras, Andi terdiam. Menarik dan membuang nafasnya juga pandangannya dari Laras. Setelah semua emosi Andi sudah Laras dengar dan minta maaf. Andi langsung pergi meninggalkan

Laras yang masih berdiri mematung melihat kepergiannya. Ketika Andi pergi, Laras baru bisa duduk. Seraya menghembuskan nafas panjangnya, dan menarik rambutnya kebelakang. Pyuuh~

Ponsel Laras yang terlihat dari dalam tasnya, memunculkan beberapa panggilan yang tidak terjawab dari Riko. Laras mengetahui hal itu. Namun ia saat ini, benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih akibat menerima tekanan dari Andi.

Keesokan harinya. Semenjak pertengkaran Andi dan Laras malam itu, kini Laras memutuskan untuk tidur terpisah dari kamar Andi. Laras tidur bersama Dina, sedangkan Andi tidur sendiri di dalam kamarnya. Walaupun,

Sebenarnya ini adalah hal yang sering Laras lakukan tanpa sadar. Ketika ia sendiri sering chatan dengan Riko sampai larut malam. Namun hal-hal seperti untuk tidak tidur bareng Laras, sudah terbiasa bagi Andi. Dan Andi sendiri tidak marah.

Malam ini, menjadi malam yang berat bagi Laras. Ia harus merileksasikan mental, hati, dan pikirannya dahulu dengan meminum teh hangat di halaman rumahnya. Sebelum akhirnya kembali masuk kedalam kamar Dina untuk beristirahat.

Bintang-bintang yang Laras lihat di langit saat ini, sedikit banyaknya bisa membuat pikiran Laras kembali normal. Di temani dengan secangkir teh hangat yang sedari tadi sudah ia minum perlahan. Laras benar-benar ahli. Dalam membuat perasaannya nyaman seperti sediakala lagi.

Kini waktu sudah menunjukan pukul jam 12 malam. Sudah waktunya bagi Laras untuk kembali beristirahat. Memulai kejadian-kejadian esok hari yang tidak ia ketahui. Perlahan Laras membuka pintu kamar Dina. Tanpa membuat suara agar Dina tidak terbangun. Tidur dan memejamkan mata di samping Dina, membuat Laras segera ingin memeluk Dina.

Dan melupakan, perasaan-perasaan yang membuat resah. Khususnya untuk tetap menjaga kesehatan mental Laras. Karena Laras sendiri, adalah orang yang mudah rapuh. Tidak mempunyai mental yang kuat seperti kebanyakan manusia pada umumnya. Saat ini, Laras sudah tertidur di samping Dina. Menunjukan senyum di wajah cantiknya seraya menutup mata.

"Apapun itu ... Hari ini kamu hebat Laras"

Kalimat terakhir dari batin Laras. Sebelum dirinya benar-benar terlelap tidur dan beristirahat.

Bersambung ...

1
Nii
semangat Thor
Imenfirewood: Aaaa~ terims!
total 1 replies
𝙈𝙤𝙟𝙖_𝙠𝙤(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)
wah ide bagus, aku si yes👍
𝙈𝙤𝙟𝙖_𝙠𝙤(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠): Sama-sama semangat kak
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
keren Thor... saling dukung yuuk. baca 1bab tiap hari. dan like perbab yukk
HNP_FansSNSD/Army
Ceritanya bagus Kaka 💐💐💐. Jangan lupa mampir di novel aku, Professor & student Love through, & novel baru berjudul Tahta Dari Dosa.
HNP_FansSNSD/Army
terus ini nantinya gimana???
Imenfirewood: Nggak seru dong .. kalo di ceritain! hihi .. pokoknya bikin penasaran dah. Terimakasih yaa, sudah baca sampai sini ..
total 1 replies
HNP_FansSNSD/Army
aku usahain tekunin ya Thor.
Imenfirewood: Waah! ... Siapapun dan dimana 'pun kamu, terimakasih, yaa ... Senang dengarnya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!