NovelToon NovelToon
Takdir Sang Penakluk Hati

Takdir Sang Penakluk Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:432
Nilai: 5
Nama Author: Nocturne_Ink

Lin Chen hanyalah siswa biasa yang ingin hidup tenang di Akademi S-Kelas di Tiongkok. Namun, kedatangan Wei Zhiling, teman masa kecilnya yang cantik dan pewaris keluarga terkenal, membuat hidupnya kacau. Meskipun berusaha menghindar, Lin Chen malah menjadi pusat perhatian gadis-gadis berbakat di akademi. Bisakah ia menjalani kehidupan sekolah normal, atau takdirnya selalu membuatnya terjebak dalam situasi luar biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturne_Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 - Teman Masa Kecil Vs Seiyuu Baru

Waktu istirahat siang, keesokan harinya.

Aku pergi ke kantin sekolah bersama Huang Meilin untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Karena hari ini dia nggak sempat bikin bekal, kami pikir sesekali nggak ada salahnya makan di kantin.

Kantin, seperti biasa, penuh sesak. Setelah lima menit mondar-mandir dengan set hamburger steak punyaku dan set ikan makarel saus miso punyanya Meilin, akhirnya kami berhasil menemukan dua kursi kosong.

Tapi...

“Yeeee, Chen'er. Mau disuapin nggak?”

Di tengah kantin yang padat, Huang Meilin mencoba menyuapiku hamburger steak.

Sejak aku menyelamatkannya dari Chang Yuhao dan geng basket itu beberapa hari lalu, Huang Meilin jadi makin berani. Tanpa peduli dilihat orang, dia terang-terangan menggoda aku. Buat orang kayak aku yang nggak pernah populer, tentu saja ini bikin malu banget.

“Enggak, aku bisa makan sendiri kok.”

“Muu. Kamu kan sering mau kalau di rumah.”

Huang Meilin sekarang sudah jadi selebriti di sekolah ini. Videonya yang berjudul “Mei-nyan Dance” sudah ditonton lebih dari dua juta kali. Ada yang melihatku dengan iri, ada yang matanya hanya fokus ke dada Mei'er, ada yang cemburu, ada yang iri campur dengki.

Entah Mei'er nggak peduli, atau memang benar-benar nggak punya mata untuk siapa pun selain aku.

“Oh. Chen'6, ada nasi nempel di pipi.”

Mei'er mengambil butiran nasi kecil yang entah sejak kapan nempel di pipiku, lalu memakannya dengan cepat. Serentak terdengar desahan kecewa dari para cowok sekitar. Ada yang sampai nyemburin mie, ada juga yang jatuh ke nampan dan mukanya nyemplung ke sup sayur. Kantin mendadak jadi heboh.

Dan setelah itu...

Tiba-tiba, kantin jadi hening.

Wajah-wajah yang tadi iri kepadaku langsung berubah pucat.

“Radar bahaya” yang sudah terasah selama bertahun-tahun juga ikut berdering.

Ini…

“Ini, Chen'er. Sayur juga harus dimakan ya.”

Saat Mei'er mau nyuapin wortel, tiba-tiba ada bayangan besar muncul di belakangnya.

Bayangan itu menjambak rambut belakang kepala Huang Meilin, lalu dengan teriakan “Eii!” Membenamkan wajahnya ke dalam mangkuk ikan saus tauco yang lumayan hangat.

“Kyyaaaaa!!”

Teriakan Huang Meilin bercampur dengan cipratan ikan saus tauco. Bayangan itu kemudian melipat tangan di dada dengan gaya percaya diri. Dada rata.

“Selamat siang, Chen! Aku datang untukmu!”

“……”

Babi itu. Lama juga kau nggak muncul.

Entah kenapa, di pipi kanannya ada potongan naruto besar yang nempel.

“…………”

“…………”

Dia menatapku dengan mata berbinar, seolah sedang menawarkan pipinya padaku.

Eh? Apa-apaan ini?

Apa aku harus menirukan Mei'er barusan?

“Hei Chen'er, cepetan doong~~~!”

“Kenapa harus aku?”

“Ufufu? Aku kira kamu sudah kapok selama seminggu ini. Kamu pasti sudah tahu betapa sulitnya hidup tanpa lencana, kan? Aku juga dengar si rambut poni depan itu kena masalah.”

Dasar blak-blakan. Jadi kamulah yang bikin dia diserang.

“Jadi, gimana? Mau baikan sama aku? Naruto ini tandanya. Kalau kamu mau makan, aku bakal lupain semua. Aku bahkan bisa ngomong sama Kakek supaya kamu dapat lencana perak, atau malah emas!”

“………… Haa?”

Hadeh. Baiklah.

Aku ambil naruto dari pipi si babi, lalu copot.

“Ufufu. Chen'er, aku tahu kok kalau kamu sebenarnya tertarik padaku ……”

Aku bungkus naruto itu dengan tisu, abaikan rengekan si babi, lalu lempar ke tempat sampah di belakangku.

“…?!”

Melihat itu, si babi membuka mulut lebar-lebar. Lebih lebar daripada tempat sampahnya. Harusnya aku lempar aja ke sana sekalian.

“Ke-Ke-Ke-Kenapa nggak kamu makan?!”

“Aku lagi diet.”

Entah berapa kalori naruto, tapi aku bilang aja begitu.

Huang Meilin akhirnya berdiri lagi, mengelap wajahnya dengan sapu tangan. Rambut depannya masih belepotan duri ikan.

“Apa-apaan sih, Zhiling?”

“Itu karena kamu merebut milikku, kucing pencuri!”

“Lin Chen itu milikku! Zhiling, kamu bahkan nggak disukai sama dia!”

“H-H-H-H-H-H-H-H-H-Heii! Jangan asal ngomong! Lin Chen itu cuma malu aja! Dia sebenarnya suka sama aku, cuma lagi di usia labil jadi kelihatan nyebelin!”

Mwah! Shoo! Keduanya saling melotot. Seperti pertarungan musang melawan ular berbisa, mungkin beginilah rasanya.

Babi memang selalu begini, tapi Meilin, kamu sudah banyak berubah.

Sebulan lalu, melihat tatapan si babi saja kamu pasti sudah gemetar ketakutan. Sekarang kamu bisa balas menatap dengan penuh percaya diri. Mungkin aku agak terlalu percaya diri kalau bilang ini semua karena cintanya padaku ……

Aku melirik sekitar. Orang-orang sudah mengerumuni. Banyak siswa memperhatikan kami.

Tatapan yang tadi penuh iri dan dengki, kini bercampur dengan rasa kaget.

Ya, wajar saja.

Wei Zhiling, si ratu sekolah, puncak kasta, pemegang lencana emas, sekarang justru dengan sukarela terlibat dengan kami, siswa tanpa lencana. Dari sudut pandang tertentu, ini bisa terlihat seperti si babi sedang flirting denganku (meski dia nggak akan pernah mengakuinya).

Si babi, bisa dibilang, menghancurkan aturan yang dia ciptakan sendiri.

Kalau diibaratkan eksperimen itu, si babi yang berperan sebagai “sipir penjara” sekarang justru tunduk pada aku, si “tahanan.”

“……Fumu.”

Aku merasa mungkin sudah waktunya menghancurkan sistem lencana ini.

Mungkin ada jalan keluar di sini.

Dan tepat di saat itu—

Dari sudut kantin, terdengar suara lantang memaki.

“Ooi, jangan bercanda lo, dasar brengsek sialan!”

[BERSAMBUNG]

1
🟡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ 【≛PATRICK>⃟🌐】
Hati-hati kalo keseringan pake "—" di kira AI/Blackmoon//Pray/
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Yups. Sering banget di ingetin begini. Memang lebih baik menggunakan tanda baca seperti (.) (,) (:) (;)
total 1 replies
🟡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ 【≛PATRICK>⃟🌐】
Nak bikin novel juga, tapi mager banget pas nulis/Scream/
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Penyakit itu mah klo mager 🙂‍↔️
total 5 replies
my story
betul tuh,harta mu harta ku,uang mu uang ku ibaratnya kan gitu
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Salah dong kak. Kan mereka hanya sebatas teman masa kecil aja. Bukan pasangan juga mereka.
total 1 replies
my story
lah baru aja baca udah ada kata aku benci🤣🤣🤭
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Aseekk, ada dua orang yang bilang begitu 🤣🤣
total 1 replies
𝗔𝗹𝘄𝗮𝘆𝘀 𝗬𝗼𝘂'𝗛 <𝟯
my kisah/Doge/
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Sama-sama kak. Mari semangat 💪
total 9 replies
☕︎⃝❥ Anul (PPSRS)
mau dirundungkah?
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Mencoba percaya diri uy
total 1 replies
☕︎⃝❥ Anul (PPSRS)
maksa kau dekkk😡
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Namanya juga cewek 🤭
total 1 replies
☕︎⃝❥ Anul (PPSRS)
baru masuk dah saling benci ga tuh🗿
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Tau mahkluk bernama cewek? Kalau tau pasti ngerti 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!