Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Petunjuk Pertama
Bu Mar memutuskan untuk kembali ke kota. Karena Farhan tidak bisa menjemputnya, Dia nekat ke kota naik bus. Satu-satunya petunjuk yang Bu Mar punya adalah kertas peninggalan adiknya sebelum pergi ke kota.
Di perjalanan Bu Mar selalu memandangi kertas kecil bertuliskan "Candy". Sebelum berangkat Transmigrasi Maryono sempat kerja ke kota, tapi tidak lama hanya sebulan. Bu Mar juga sudah mengantongi alamat tempat Maryono kerja dulu. Bu Mar berharap Dia mendapat informasi dari tempat Maryono kerja dulu mengenai anak yang di bawanya.
Empat jam perjalanan, Bu Mar tiba di terminal terakhir bus berhenti. Dengan usianya yang tidak begitu tua, Dia masih bisa melakukan perjalanan jauh, apa lagi usia muda Bu Mar juga pernah menjadi TKW di luar negeri.
"Aku ke mana dulu ini ya, ke alamat tempat Maryono kerja apa aku ke kos nya Farhan?"
Bu Mar berjalan keluar dari terminal. Di pangkalan ojek Bu Mar menanyakan ke dua alamat tersebut. Hingga salah satu tukang ojek bilang alamat kos Farhan lebih dekat dari pada alamat Maryono dulu kerja. Akhirnya Bu Mar meminta tukang ojek untuk mengantarkan ke alamat kos Farhan.
Sampai di kos Farhan, Bu Mar turun di depan gerbang rumah yang tertutup rapat. Dia hanya melihat tulisan "Kos Putra Bu Dewi". Bu Mar sebenarnya ingin mengurungkan niatnya dan akan kembali ke rumah lamanya karena melihat kos itu sepi. Saat Bu Mar berbalik dan akan melangkahkan kakinya Bu Dewi membuka gerbang untuk membuang sampah. Tidak melewatkan kesempatan itu Bu Mar menghampiri Bu Dewi.
"Mba... mau tanya apa ada yang namanya Farhan kos di sini?"
Melihat Bu Mar yang begitu asing baginya Bu Dewi sedikit waspada.
"Kamu apanya Farhan, koq saya gak pernah lihat?"
Memang Farhan dari jaman sekolah sudah kos di tempat Bu Dewi, karena ayah ibunya sering tugas luar kota. Jadi Ke dua orang tua Farhan sendiri yang menitipkannya ke Bu Dewi. Tidak jauh beda dengannya, Bu Mar sebelum jadi TKW di luar negeri Dia juga sempat ikut orang tua Farhan sebagai ART, Dia juga yang mengasuh Farhan dari kecil. Makanya Farhan memanggilnya Budhe karena saking dekatnya.
Setelah Bu Mar dan Bu Dewi saling bertukar cerita tentang Farhan, Bu Dewi mengijinkan Bu Mar untuk masuk ke rumah dan menunggu Farhan pulang.
"Saya juga baru nunggu Farhan pulang Dek, dari kemaren Dia dan Candy belum pulang, tadi saja sempat aku kirim pesan tapi gak di balas."
Mendengar nama Candy dari Bu Dewi, Bu Mar jadi kepikiran dengan anak gadis yang pernah menolongnya saat di jambret.
"Maksut Mba, Candy anak gadis yang tinggi, putih, cantik, rambut panjang dan bisa bela diri?"
Bu Dewi jadi terkejut, Bu Mar kenal juga dengan Candy.
"Bener Dek, koq kamu tahu?"
Bu Mar menceritakan kejadian sekitar tiga bulan yang lalu. Pertemuan pertamanya dengan Candy.
"Aku juga gak nyangka kalau mereka bisa ketemu di sini."
Sambil mengambilkan singkong rebus untuk Bu Mar, Bu Dewi menanyakan apa tujuannya mencari Farhan.
"Sebenarnya, saya mau minta bantuan Farhan untuk mencari informasi tentang anak saya yang hilang, siapa tahu Farhan bisa mengantarkan saya ke alamat ini."
Bu Dewi tiba-tiba ingat dengan nasib Candy yang datang ke kota juga tujuannya mencari orang tua kandungnya.
"(Kalau saja mereka ibu dan anak, begitu sangat kebetulan dan indahnya kisah ini)"
Melihat Bu Dewi yang langsung terdiam dan melamun mendengar ceritanya. Bu Mar berusaha untuk menyadarkannya.
"Mba... kamu mikirin apa? nasibku menyedihkan sekali ya?"
Bu Dewi segera menenangkan Bu Mar.
"Dek... semoga anak nya cepat ketemu, nanti aku bantu bilang ke Farhan agar bantu Dek Mar mencari putrinya."
Sambil ngobrol mereka menunggu Farhan dan Candy pulang.
Sudah hampir jam tujuh malam, Farhan dan Candy belum juga sampai kos an. Bu Dewi minta Bu Mar untuk tetap tinggal.
"Dek, di tunggu saja Farhannya. Lagian malam-malam gini sudah tidak ada angkot ke terminal."
Bu Mar meletakkan tas nya lagi di meja dan kembali duduk. Saat Dia ingin menyandarkan tubuhnya, terdengar suara mobil yang masuk ke garasi.
"Mba apa itu mereka?"
Bu Dewi keluar dari pintu depan. Ternyata benar, terlihat Farhan dan Candy berjalan menuju pintu samping kos. Bu Dewi segera masuk ke rumah lagi dan menghadang mereka dari pintu belakang.
"Can, Farhan kalian baru pulang?"
Mendengar panggilan Bu Dewi mereka pun menghampiri dan menyalaminya.
"Bu Dewi kenapa belum tidur?"
Melihat wajah mereka yang lesu dan badan yang capek, Bu Dewi menahan tawanya.
"Kalian barusan ngapain, dua hari satu malam gak balik kos, pulang-pulang wajah kalian seperti habis tempur."
Candy dan Farhan saling berpandangan mendengar ucapan Bu Dewi. Dengan kompak mereka bersuara dan membela diri.
"KAMI GAK MELAKUKAN APA-APA!"
Mendengar kekompakan mereka Bu Dewi semakin tertawa lebar.
"Duh... kompaknya Romi dan Juli ini??" Hhiiiii....
Bu Mar ikut keluar saat mendengar suara yang begitu ramai di belakang rumah.
"Farhan.... Candy.... "
Sama terkejutnya , Farhan dan Candy melihat Bu Mar yang tiba-tiba muncul di belakang Bu Dewi.
"Budhe kenapa sampai ke kos nyariin Farhan?"
Bu Dewi meminta mereka masuk ke dalam dan ngobrol di ruang makan. Sambil makan singkong rebus dan minum teh anget. Bu Mar menceritakan tujuannya datang mencari Farhan.
"Kalau Farhan ada waktu, Budhe minta tolong diantar ke alamat ini."
Farhan menerima kartu nama yang bertulis nama Dr. Darmo yang kebetulan alamatnya tidak jauh dari kampusnya.
"Baik Budhe, kebetulan alamat ini tidak jauh dari kampus, besok Budhe ikut saya saja sekalian ke kampus."
Karena malam sudah larut, Bu Dewi meminta Candy dan Farhan masuk ke kamar kos nya, sedang kan Bu Mar diminta tidur di kamar tamu.
"Candy, Farhan... kalian pasti capek, sana istirahat dulu yang bener, besok lanjut lagi ngobrolnya."
Mereka berdua mengikuti saran Bu Dewi dan berjalan menuju kamar kos. Farhan tidak berhenti di depan kamarnya, tapi Dia memilih berhenti di depan kamar Candy.
"Han... koq kamu ikuti aku ke sini, kamu mau tidur satu kamar lagi? kamu masih mau merasakan pukulan yang model lain?"
Farhan tersenyum melihat Candy, untuk kali ini Dia tidak ada rasa jengkel atau marah.
"Aku kan pria bertanggung jawab makanya aku antar kamu sampai depan pintu. Kamu tidur yang nyenyak ya... dan jangan lupa mimpiin aku."
Melihat kekonyolan Farhan yang seperti ABG, Candy jadi tersenyum malu.
"(Bener-bener gak nyadar kalau umurnya hampir kepala tiga)"