NovelToon NovelToon
TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:248.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tolong cabut paku di kepala kami! Tolong! Argh sakit!”
“Tolong aku! Paku ini menusuk otak hingga menembus batang tenggorokan ku! Tolong!”

Laila baru saja dimutasi ke wilayah pelosok. Dia menempati rumah dinas bekas bidan Juleha.

Belum ada dua puluh empat jam, hal aneh sudah menghampiri – membuat bulu kuduk merinding, dan dirinya kesulitan tidur.

Rintihan kesakitan menghantuinya, meminta tolong. Bukan cuma satu suara, tetapi beriringan.

Laila ketakutan, namun rasa penasarannya membumbung tinggi, dan suara itu mengoyak jiwa sosialnya.

Apa yang akan dilakukan oleh Laila? Memilih mengabaikan, atau maju mengungkap tabir misterius?

Siapa sebenarnya sosok bidan Laila?

Tanpa Laila tahu, sesungguhnya sesuatu mengerikan – menantinya di ujung jalan.

***

Instagram Author ~ Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong : 21

Ruangan yang tadi gelap gulita, kini terang benderang. Di sepanjang dinding batu terselip gantungan obor yang nyala apinya tenang.

Bau bunga melati kian semerbak bercampur dengan aroma dupa, minyak misik.

Sosok tak sadarkan diri setelah tengkuknya dipukul yang menyebabkan aliran darah ke otak terhenti sepersekian detik – terbaring di atas meja pipih batang pohon coklat mengkilap.

Kedua tangan Laila direntangkan, diikat rantai, kakinya juga dilebarkan dan dirantai, bagian perut dipasung besi. Dia tidak lagi mengenakan kaos dan celana, melainkan bra kemben, dan bawahan kain jarik.

Mata tadi terpejam, terlihat mulai mengerjap dan terbuka. Pandangan Laila buram, hidungnya mencium aroma lembut, bercampur wewangian menusuk hidung.

Saat tatapannya sudah berhasil beradaptasi dengan cahaya kuning kemerahan – alangkah terkejutnya dia mendapati dirinya dipasung, tak bisa bergerak bebas, nyaris tanpa busana, bagian perut tidak tertutup kain.

‘Aku dimana? Di kerajaan iblis atau dedemit jadi-jadian?’ dia dapat mendengar suara napasnya memburu, detak jantung berpacu, dan derasnya air terjun.

'Ini mengingatkan ku pada suster Ineke saat dieksekusi.'

“Sudah bangun cah Ayu?”

Hatinya mencelos, menatap sengit wanita berambut putih digulung dengan konde bunga melati segar. Aura Mbah Patmi, yang sebelumnya tidak terdeteksi oleh mata Laila – kini terlihat jelas kabut hitam pekat membayang di belakang tubuh tua dengan bahu sedikit membungkuk itu.

“He he he … ternyata aku masuk jebakan kalian.” Dia terkekeh masam, sekarang dirinya dapat menyambung kejanggalan yang akhir-akhir ini dirasakannya.

Mpah Patmi menyeringai, langkahnya sangat ringan, jari telunjuk berkuku hitam pada ujungnya itu – membelai sisi pipi Laila. “Bukan menjebak, sedari awal kami memang mengundangmu untuk datang ke desa ini, cah Ayu.”

Kening Laila berkerut, tiba-tiba matanya terbelalak kala mengingat mimpi sebelum dia memutuskan untuk menggantikan rekannya.

‘Betapa tidak pintarnya kau Laila Ngatemi!’ rutuknya dalam hati.

Dia bermimpi bertemu ribuan Kunang-Kunang mengelilingi tubuhnya, menuntun hingga melewati gapura bertuliskan ‘Selamat datang di kelurahan Sumberejo’.

“Sudah ingat kah?” Mbah Ngatemi kembali berdiri tegak. Tangan kanannya terangkat tinggi.

Tiba-tiba papan tempat dimana Laila berbaring, mulai bergerak, berdiri menghadap dinding batu.

Mata Laila membola, bibirnya terkatup rapat, dia menggigit pipi bagian dalam agar tidak berteriak.

Memandang lekat peti kaca tanpa tutup, yang mana terdapat kerangka manusia mengenakan baju kurung berbahan satin berwarna putih, dan bawahan senada.

Rambut panjangnya terurai, terlihat berkilau meskipun sudah tidak menempel sempurna di tempurung kepala, jelas dirawat menggunakan bahan-bahan alami.

Di atas kerangka berbaju satin itu, terdapat kerangka bertulang kecil, dipakaikan gaun mengembang, tertidur di atas perut. Selayaknya bayi di timang-timang ibunya .

Kini Laila mempercayai bahwa Mbah Patmi adalah seorang dukun sakti. Wanita gila menurut Laila – melakukan segala cara agar tulang belulang wujud manusia itu tetap utuh tidak bercerai berai.

‘Ibu dan bayinya. Istri serta putri Pramudya, apa untuk ini aku dipasung? Hendak di tumbalkan demi membangkitkan mereka? Jangan harap aku mau menyerahkan diri dengan mudah. Awas kalian, begitu ada kesempatan – akan ku bakar!’

“Ya, tebakanmu benar. Dia isteri saya, dan bayi perempuan dalam gendongannya – anak semata wayang kami, Naina namanya, kalau ibunya Nilam.” Sosok berada dibalik dinding batu, keluar menampakkan diri. Tak mengenakan baju, cuma bawahan celana hitam panjang.

Laila menatap benci pada pria yang sebelumnya beraura abu-abu, kini seratus persen hitam pekat. Memandang jijik bekas luka terlihat jelas.

Pramudya membalas tatapan sengit itu dengan sorot mata tajam.

“Dasar gila kalian! Orang mati seharusnya dikubur bukan mau dibangkitkan lagi. Meskipun dia bisa hidup kembali, tetap saja seperti manusia bodoh, linglung, dan harus memberinya makan dengan tumbal _”

Dia teringat sesuatu. Amarahnya menggelegak, perasaannya campur aduk, Laila kehilangan kendali diri.

"Jadi kalian dalang dibalik kematian para gadis dan remaja laki-laki berweton Jumat Kliwon?!"

Tak ada jawaban, tapi seringai yang bagi Laila ditafsirkan sebuah pengakuan itu – berhasil meledak kan rasa amarah membuncah. "Dasar Iblis!"

“Yang lama terkubur di dasar sanubari, tertimbun mantra-mantra sakti, bangkitlah! Terobos lapisan segel itu! LEPASKAN! HEMPASKAN!”

Akh!

Sesuatu terjadi, asap hitam keluar dari pori-pori kulit Laila. Tubuhnya kaku, ujung jari kaki menekuk dan tangannya terkepal erat. Raut Laila bukan lagi wanita ceria, tapi bengis.

Mbah Patmi menatap takjub bercampur puas, dapat dirasakan olehnya aura jahat menyelimuti gadis cantik memiliki keistimewaan, tapi tersegel dikarenakan tidak mampu mengendalikan.

Bunyi rantai ditarik lalu putus terdengar menggema, kedua tangan Laila terbebas – dapat dirasakan olehnya kekuatan magis besar sedang berusaha menerobos segel buatan sang Uyut.

Bumi seolah bergetar, tanah bergerak, bunyi retakan amatlah keras.

Mbah Patmi melakukan sesuatu, keringat dingin bercucuran di kening dan juga pelipis, mulutnya membaca mantra aksara Nusantara.

Pramudya mengikis habis jarak, dia berdiri tepat di samping Laila – menarik benang jimat menggunakan tenaga dalam dan ilmu hitam warisan kakeknya, seorang dukun sakti.

Konsentrasi Laila terpecah, napasnya tercekat, lehernya seperti dicekik dan ruhnya seolah hendak dicabut dari raga.

Argh!

Wanita itu melolong kesakitan, urat lehernya menonjol dan tangannya sama sekali tidak dapat digerakkan. Anggota geraknya dikunci oleh Pramudya.

Pria perkasa, terdapat luka bakar di lengan dan hampir seluruh kulit bagian perut keatas itu – melempar jimat ke dinding batu.

Bruk!

Argh.

Besi dingin berubah wujud menjadi Jin bersayap, berwajah menyeramkan. Pelindung Laila maju menyerang Pramudya.

Namun, pria itu bukanlah sosok biasa. Dia dapat dengan mudah menangkis setiap serangan.

Laila mengendalikan pikirannya, menatap tajam obor, berkonsentrasi memerintahkan anggota geraknya maju, meraih dan melempar obor ke peti.

Berhasil, satu bambu obor melayang, belum berhasil menggapai peti sudah dipadamkan oleh kekuatan magis Mbah Patmi.

Rantai-rantai putih bercahaya biru keluar dari dalam batu, mengikat wujud iblis bertelinga runcing, lidah seperti kadal.

Argh!

'Dasar Jin Kampret tidak berguna!' batin Laila memaki saat melihat pelindungnya kalah telak, berlutut, terkulai lemah.

Mbah Patmi dan juga Pramudya maju, berdiri di depan wanita menebarkan aura angkara murka.

Pria tanpa ekspresi itu mengeluarkan belati dibalik pinggang, tanpa ragu menarik ujung jari telunjuk Laila lalu menusuknya, kemudian dia berjongkok dan kembali menusuk telapak kaki.

Darah mulai menetes, bau anyir berhasil menggetarkan peti kaca.

Selanjutnya Pramudya melangkah kebelakang, menurunkan papan, menjambak rambut Laila.

Tubuh sang bidan bergetar hebat, giginya bergemelatuk, dia menggigil kedinginan. Wajahnya pucat pasi seperti tidak dialiri darah.

Mbah Patmi terus membaca mantra, seraya menatap lekat sosok Laila yang kejang-kejang.

"Sekarang waktunya!"

Pramudya menyayat kulit leher Laila Ngatemi. Tak sampai di sana, benda tajam itu diangkat tinggi-tinggi dan diarahkan ke pucuk kepala yang rambutnya masih dia jambak, dan ....

.

.

Bersambung.

1
_yuniarti.sherli_
ralat bukan pindah ke pedalaman tapi udah pindah alam 😅😂
Rina Canigo
Hanya satu kata TERBAIK
Hafifah Hafifah
bukan pindah tugas tapi mereka udah mati dibunuh ama si suryo dan komplotannya
Rina Canigo
kaaak ...ini ntah yg ke berapa akun bolak balik lihat Up terbaru,,,,kenapa ngak sabaran aku baca novel kakak
Y.S Meliana
akhir'y stlh maraton baca nyampe jg di part ini kak 😄 horrreeee... bisa minta apdet sesuka hati ini mah, iya kan kak cublik 🤭
Y.S Meliana
sebentar kak cublik, aku tarik napas dulu 🤭. klo baca cerita kak cublik tuh serasa ga napas 😄
isnaini naini
brpa bnyk ya yg sdh jd krbn
Betri Betmawati
pindah alam iyA
isnaini naini
msh meraba raba..ada misteri apa dibalik tmbok rmh juragan pram...
堅監.
baru awal aja udah horor bangt ini mah
Cublik: Terima kasih sudah mampir Kakak 😊
total 1 replies
isnaini naini
br mulai bc sdh merinding thor....
Cublik: Terima kasih sudah berkenan membaca Kak 😊
total 1 replies
Marlina Prasasty
ihhh lagi seru-serunya bersambung
Bun cie
laila cs keren banget buat sedesa heboh👏👍..damini karsa abdul mulai nggak tenang tuh..suryo dimana ya?🤔
Y.S Meliana
nama jin'y unik, jin kamprett 🤣. yg sabar y jin, majikanmu jg unik sm ky kamu, jadi serasi 😄
💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
mamous kauu kau kira mampu hadehh blm satu selesai satunya timbul
mampus kauu
Hafifah Hafifah
teror udah dimulai
Hafifah Hafifah
katanya dukun sakti kok punya rasa takut juga ya 🤣🤣🤣
Salim ah
baru awal teror dimulai sudah pada panik teriak2🙄🤔
Mommy'ySnowy 💕
ank siapa itu yg d teror mbak kun? 😱😱😱
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ini baru permulaan jd nikmatilah pertunjukan berikutnya ya 😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!