Menikah dengan pria yang membuat hidupnya bagai di Surga membuat Ayu benar-benar bucin dan berjanji untuk tidak akan menikah lagi jika suaminya meninggal dunia duluan atau sebaliknya ia tidak akan membiarkan suaminya menikah lagi jika ia yang meninggal duluan. Namun apa boleh di kata kebahagiaannya tak berlangsung lama, Ayu meninggal setelah melahirkan putri pertamanya. Seperti Janjinya ia pun menjadi arwah penasaran untuk menjaga suaminya dari godaan wanita lain. Namun siapa sangka bayi mungilnya masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu membuat ia harus merelakan suaminya untuk menikah lagi dengan adiknya Hera. Awalnya ia tidak keberatan karena ia tahu benar Hera, pribadinya yang sangat baik bagai malaikat membuatnya mengikhlaskannya hingga ia rela melepaskan suami tercintanya. Namun kehadiran seorang wanita tua di rumahnya membuatnya sadar jika Heralah penyebab kematiannya???, lalu bagaimana kelanjutan hubungan Hera dan suami Ayu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan maut
Malam itu cuaca terasa begitu panas. Bahkan Ac pun tak terasa dingin meskipun sudah di setel ke angka paling rendah.
Ayu tampak gelisah. Ia tampak tak tenang, Beberapa kali ia terlihat memperbaiki posisi tidurnya . Meskipun ia sudah memakai baju tidur yang tipis, anyaman, tetap saja Ia merasa kegerahan. Ia bahkan sengaja membuka pakaiannya dan tidur dalam keadaan tak berpakaian.
Malam semakin larut namun Adi belum pulang, tentu saja hal itu membuat Ayu semakin khawatir. Tidak seperti biasanya Adi pulang terlambat, apalagi hari itu adalah hari yang sangat spesial. Hari spesial di mana kandungan Ayu sudah masuki usia 9 bulan, atau detik-detik menunggu kelahiran sang buah hati.
Harusnya Adi sudah menjadi suami siaga yang selalu berada di samping Ayu saat wanita itu membutuhkan bantuannya. Tapi entah kenapa di usia kandungan istrinya yang memasuki usia 9 bulan, Adi justru mendapatkan banyak sekali pekerjaan tambahan, sehingga membuatnya selalu pulang terlambat.
Namun Ayu tak pernah marah ia tahu benar bagaimana sibuknya sang suami. Ia sadar Adi bekerja keras untuk kebahagiaan calon bayi mereka. Adi selalu berusaha mengerjakan pekerjaannya agar bisa cepat selesai dan sebisa mungkin menghindari lembur.
Namun yang namanya rezeki tak ada yang tahu. Justru di saat seperti sekarang Adi malah mendapatkan banyak proyek yang menuntut nya bekerja ekstra.
Sementara itu Ayu mulai merasakan perutnya mules. Ia berpikir ini adalah kontraksi dari si jabang bayi, dan mungkin saatnya ia untuk melahirkan. Tetapi ia tidak melihat tanda-tanda pecahnya ketuban.
Karena khawatir Ia pun menghubungi ibunya Hasiwi dan meminta wanita itu untuk datang ke rumah menemaninya.
Firasatnya mengatakan jika ia akan melahirkan malam itu. Ayu merasa semakin tidak nyaman. Kontraksi yang terus menerus membuatnya kesakitan menahan mules. Harsiwi selalu berusaha untuk menenangkannya, "Sabar ya nak, mungkin bayi kamu lagi nyari jalan," pungkasnya
Setiap Ayu merasa panik dan mengeluh sakit perut, Harsiwi mengusap-usap perutnya. Ia bahkan menyuruhnya untuk memperbanyak jalan untuk mempercepat proses pembukaan.
"Kenapa kita gak ke rumah sakit saja mah, Ayu sudah gak kuat?"
"Sabar nak, kalau ketuban belum pecah biasanya lama, daripada kamu nunggu di rumah sakit malah gak nyaman, kan mending di rumah sendiri," Harsiwi mengusap-usap perut Ayu.
"Tapi mah, sepertinya aku mau ngelahirin nih, soalnya pas aku males banget," Ayu mengernyit menahan sakit
"Iya sayang, Nanti kalau sudah mules banget baru Mama telponin dokter karena kalau sekarang itu cuma mulus biasa wajarlah karena udah 9 bulan, bayi kamu itu mulai berkontraksi dia lagi nyari jalan," jawab Harsiwi berusaha menenangkannya
Ayu pun menurut. Ia memilih tidur saat merasakan perutnya kontraksi. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Ia begitu gelisah dan mengigau. Beberapa kali Iya berteriak ketakutan hingga memanggil nama suaminya.
Harsiwi yang tidur di sampingnya langsung bangun dan berusaha membangunkan Ayu.
"Toloong!!" seru Ayu
Tangannya melambai-lambai meminta bantuan. Ia berusaha untuk bangun namun matanya sangat lengket dan susah untuk dibuka. Ayu berusaha untuk bangun namun entah kenapa rasanya seperti ada seseorang yang mengikat tubuhnya hingga ia tidak bisa bergerak.
"Ya Tuhan tolong aku!" serunya
Namun suaranya tak bisa keluar. Ia hanya bergumam dalam hati.
Kali ini ia berusaha lagi sekuat tenaga untuk membuka matanya. Namun tetap tidak bisa. Sementara itu Harsiwi yang melihat putrinya seperti sedang ketindihan berusaha membangunkannya. Ia mengguncang tubuh Ayu sambil memanggil namanya.
"Ayu, Ayu bangun sayang!"
Beberapa kali Harsiwi nyaris putus asa, hingga ia membisikkan ayat kursi sebelum ia berteriak memanggilnya .
"Ayu bangun!"
"Hah!" Ayu akhirnya berhasil terjaga
Saat ia membuka matanya, samar-samar ia melihat bayangan seorang wanita memakai gaun putih berdiri di depannya. Wanita itu memiliki ciri-ciri yang sama persis seperti yang disebutkan oleh Nyai Sariti.
Cantik, rambut ikal, dan panjang.
"Siapa kamu??" tanya Ayu
Wanita itu hanya tersenyum, namun wajahnya samar tak terlihat jelas. Hanya senyumannya yang terlihat jelas. Senyum yang begitu tegas dan menusuk.
"Jangan takut sayang, aku datang untuk menggantikan tugasmu menjadi Nyonya Adi!" jawab wanita itu dengan suara serak dan agak manja.
Namun kembali Ayu merasa tubuhnya di guncang hingga membuatnya langsung sadar dan bayangan wanita itu menghilang.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu bangun juga. Kamu kenapa sih Ayu??" Harsiwi terlihat begitu panik
"Mamah!" Ayu tampak kebingungan
Raut wajahnya ketakutan dengan keringat dingin mengucur di wajahnya. Ia menoleh ke kanan dan kiri mencari wanita yang baru saja muncul di depannya.
"Dimana dia??" tanya Ayu
"Dia siapa??" Harsiwi mengernyit
"Wanita bergaun putih??"
"Gak ada siapa-siapa sayang, dari tadi itu hanya ada kita berdua di sini. Mungkin kamu mimpi kali," sahut Harsiwi
"Syukurlah hanya mimpi," Ayu mengusap dadanya
Ia mengambil segelas air dan meneguknya hingga habis untuk menenangkan dirinya yang begitu ketakutan.
"Kamu mimpi apa nak??" tanya Harsiwi
Saat Ayu hendak membuka mulutnya untuk memberitahu apa yang telah Ia lihat dalam mimpinya, Hera pun datang.
Ayu terkejut melihat kedatangan adiknya itu. hari itu Hera memakai gaun putih dan membiarkan rambut panjang ikalnya digerai.
"Hera??"
Ia terdiam menatap wajah sang adik. Mulutnya menganga dan matanya melotot.
"Kenapa sih kok tegang gitu, gak pernah lihat orang cantik ya?" ucap Hera berusaha mencairkan suasana
"Sepertinya iya," jawab Ayu mengatupkan kedua bibirnya dan tersenyum menatap sang adik
" Oh iya, Hari ini aku datang untuk mengingatkan kalau kakak hari ini harus kontrol ke dokter," ucap Hera
Ia kemudian duduk di samping kakaknya dan mengusap keringatnya.
"Kamu kenapa sih, sampai keringetan gini??"
"Gue...gue??"
"Ah benar sekali, kenapa mama lupa ya??" jawab Harsiwi membuat Ayu langsung diam
"Ayo siap-siap!" Hera kemudian berdiri dan merapikan rambutnya dia depan cermin
"Tapi ini masih subuh Ra!"
"Sengaja kak, soalnya kan ini hari senin. Tahu sendiri Jakarta kalau senin macet parah, emang kaka mau melahirkan di jalan karena kejebak macet!"
"Hus, jangan ngomong sembarangan sahut Harsiwi
"Ok deh kalau gitu, btw kenapa Mas Aris belum pulang ya, apa dia menginap di kantor??"
"Ish, ish, kamu ini baru saja hamil anak pertama udah pikun aja. Mas Aris kan emang lagi dinas di luar kota kak, jadi dia gak pulang lah!" sahut Hera
"Emang iya ya, kok aku gak tahu!"
"Hmmm, dasar pikun, udah sekarang mending siap-siap, biar aku panasin mobilnya!" Hera segera bergegas pergi
Sementara Harsiwi langsung membantu Ayu bersiap-siap untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit Ayu merasa kontraksi lagi, hingga ia meminta Hera untuk mempercepat laju kendaraannya.
Dalam keadaan panik tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah truk melintas maju ke arahnya dan menabrak mobil yang dinaiki Ayu.
Mobil Ayu remuk. Namun Anehnya hanya Ayu yang terluka parah. Harsiwi dan Hera tidak apa-apa keduanya, keduanya hanya lecet-lecet saja bahkan terlempar jauh dari mobil. Sedangkan Ayu tubuhnya tertindih mobil.
Beruntung ambulance cepat datang dan membawa ia ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit Ayu langsung melakukan operasi caesar dan ia meninggal setelah melahirkan putrinya.
*Flashback off
Melihat ayu melamun, Mardi pun mencoleknya.
"Jangan kebanyakan ngelamun, tar makin tua!"
Atu menoleh kearah sahabatnya itu dengan wajah sendu.
"Kenapa aku baru sadar sekarang ya, kenapa aku baru ngeh kalau wanita berbaju putih yang ingin merebut Mas Adi adalah Hera. Andai saja, aku menolak ajakan Hera hari itu, mungkin aku tidak akan mati,"
mgkin klo udh nemu yg pas dan ccok agak nya ayu akan tenang dan g gentanyangan lagi
apa setiap kali dpt lwt makanan apa ya jd ceoet kena juga itu si adi
rasuki suster itu
dan bilang jauhi dia serta menarik apa yg sudah di kirimkan sm hera wow keren dehh
jgn biarkan dia sng dan jgn birkan dia mengiasi semuanya
lawan ayuu
hera aq juga g iklas klo sam hera deh
ayu lawan hera aq suka itu apa misteri ya knp ayu ttp gntanyangan gtu