Kisah dua wanita cantik yang terlahir dari ibu yang berbeda, terapi memiliki ayah yang sama. Morgan Tan memilki dua orang istri, anak dari pernikahan resmi bernama Pricilia Tan dan satu anaknya terlahir dari sebuah kesalahan bernama Claudia Tan.
Demi ingin mendapat pengakuan marga Tan dari sang Ayah, Claudia harus menggantikan posisi sang kakak sebagai istri dan menikah dengan Edward yang merupakan pewaris tunggal dari keluarga Chen.
Takut akan rumor dan kondisi buruk Edward, kelurga Tan sengaja menukar anak gadisnya Pricilia dengan anak haram Morgan Tan yaitu Claudia. Apalagi terdengar rumor pria tersebut memilki penyakit aneh dan istri-istrinya meninggal secara misterius.
Lalu, bagaimana kah nasib Claudia di tangan kelurga Chen?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Lorong bawah tanah
Aku sudah kembali ke mansion kelurga Chen, berada di dalam kamar sambil menunggu hukuman apa yang akan aku dapatkan.
Aku pulang bersama bibi Helen, di dalam mobil wanita paruh baya itu hanya diam tanpa bicara sepatah katapun. Dan sampai hari ini aku tidak melihat nenek Chen.
Ku hela napas panjang dan membaringkan tubuh ku yang terasa ngilu. Tempuran demi tempuran ku dapatkan dari pria tampan semalam, memikirkan hal itu membuat ku frustasi.
"Sial! Kenapa aku terperdaya dan tak dapat menolak pesona nya. Siapakah pria itu? Darimana asalnya? Kenapa tiba-tiba ia menolong ku? Pertanyaan-pertanyaan itu keluar dari hatiku
Aku mulai gelisah, tubuh ku putar ke kiri dan ke kanan. Kenapa tubuhku menginginkan sentuhan pria itu lagi. "Gila!! Ini benar-benar gila! Otakku benar-benar memikirkan sentuhannya semalam. ku acak-acakan rambut ku karena kesal.
Mengingat kejadian semalam aku mulai berpikir, bagaimana bila Tuan Chen tahu aku sudah ternoda? Apakah dia akan membuang ku sebelum dua tahun? dan mengirim ku ke antariksa?"
Aku harus bertemu dan bicara langsung dengan nya. Aku ingin bicara baik-baik dan meminta dia menceraikan ku. Tidak ada alasan untuk tetap menjadi istrinya, sementara kami tidak pernah tidur satu ranjang.
Aku takut tuan Chen akan murka, kalau tahu aku sudah tidak perawan lagi. Tapi, aku harus cari dimana kamar tuan Chen? Aku akan mengintipnya dari celah pintu dan melihat wajah asli pria penyakitan itu? Aku benar-benar penasaran.
Memikirkan semua itu membuat ku lelah, aku mulai mengantuk dan tertidur pulas.
Suara Kokok ayam saling bersahut-sahutan, itu adalah ayam jago milik nenek Chen, yang di taksir seharga puluhan juta. Dua Ayam jago bergenjer merah itu kerapkali menjadi teman bermainnya yang di kurung dan berada di taman belakang.
Aku terbangun dengan malas, seketika tubuh ku menggigil dan hidung ku bersin-bersin. Sepertinya aku terkena demam, pantas semalaman tidur ku tak nyenyak. Ku matikan AC dan menarik selimut kembali. Tubuh ku mulai memanas dan rasa dingin menjalar keseluruh tubuh ku.
Lama aku tertidur dalam kondisi suhu tubuh panas dingin, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku tidak melihat siapa yang datang, sebab mataku masih terpejam.
"Nyonya, apa anda sakit?"
Aku tidak membuka mata dan hanya mengangguk, tubuh ku terus menggigil dan panas semakin tinggi. Wanita itu keluar dari kamar, tak lama kemudian masuk seseorang dan duduk di tepi ranjang. Aroma parfum maskulin menguar di indra penciuman ku, Namun mata ku sulit untuk di buka. Tangan itu menyentuh dahi ku dan mengusap lembut pipiku yang mulai memerah. Setiap aku demam tinggi, pasti bibir dan pipi ku bersemu kemerahan.
Setelah itu ia berdiri dan melangkah pergi, ku paksakan membuka mataku yang sangat lengket. Aku sempat melihat punggung pria yang berjalan menjauh. Setelah itu aku tidak sadarkan diri.
Hawa di dalam kamar mulai terasa hangat tidak sedingin tadi pagi. Ku buka mataku perlahan dan terkejut saat tangan kanan ku sudah di infus. Aku melihat sosok bibi Helen dengan setelan masih sama, dingin tanpa ekspresi. Di tepi ranjang berdiri pria berpakaian putih-putih.
"Akhirnya nyonya bangun juga." katanya memulai obrolan.
"Saya kenapa?" tanya ku lemas
"Nyonya demam dan panas tinggi. Sebaiknya nyonya banyak istirahat." kata bibi Helen
"Ini ada obat yang harus nyonya minum setelah makan. Ingat nyonya jangan telat minum obatnya." Kata dokter memberi nasehat.
Aku mengangguk lemah sebagai jawaban.
"Nanti sore ada perawat untuk melihat kondisi nyonya dan mencabut infusan bila nyonya sudah lebih baik."
Setelah berbicara dengan ku, dokter itu pamit pulang. Bibi Helen menyiapkan aku bubur ayam dan segelas teh manis. Di bantu oleh ART aku makan bubur dan minum obat.
Sorenya panas ku mulai menghilang, tubuh ku kembali fit meskipun masih lemas. Seharian di dalam kamar membuat ku bosan, rasanya ingin keluar. tetapi infusan di tangan ku belum di cabut, aku menunggu seorang perawat yang katanya akan datang.
Hari sudah menjelang malam, namun sang perawat tidak kunjung datang. Aku yang sedang bosan menebak-nebak sosok pria yang tadi pagi masuk kedalam kamar ku. Siapakah pria itu? Apakah aku hanya halusinasi? Tapi aku merasakan sentuhan tangannya di dahi dan pipi ku.
Di saat sedang menatap pintu kamar yang terbuka, Aku melihat sosok wanita berbaju putih melewati kamar ku, sambil berjalan menuruni anak tangga. Rasa penasaran dan ingin tahuku semakin menggebu. Sudah dua kali aku melihat sosok itu, Namun hilang saat ia masuk kedalam kamar yang berada di lorong bawah.
Ku cabut infusan yang hampir habis cairannya. Aku bangun dari atas ranjang dan berjalan keluar kamar. Kepala ku agak sedikit pusing, namun tidak membuat ku untuk berhenti. Aku melihat sosok wanita bergaun putih berambut panjang itu berjalan pelan menuruni anak tangga. Gaun putihnya sangat panjang hingga menutupi kedua kakinya.
Jantung ku berdebar kencang, rasa penasaran membuat ku semakin ingin mengikuti langkahnya. Wanita itu berjalan kearah lorong. Tempat dimana aku pernah lihat dia masuk kedalam ruangan itu.
Pintu di buka, lalu tertutup kembali. Aku terus mengikutinya dan berdiri di depan pintu yang tertutup. Waktu itu aku pernah memberitahu bibi Helen, tetapi wanita dingin itu tidak percaya dan menganggap ku halusinasi. Sekarang aku melihat sendiri sosok itu, seperti memberitahu aku kalau dia benar-benar ada dan nyata.
"Ada rahasia apa di dalam ruangan ini?" tanya ku dalam hati.
Aku memegang gagang handle pintu dan membukakan perlahan. "ceklek" pintu tak terkunci. Kenapa waktu aku memanggil bibi Helen pintu terkunci dan wanita dingin itu membuka pintu dengan kunci di tangannya. Tetapi sekarang...? Ini benar-benar aneh, pintu tidak terkunci. Ku dorong pintu perlahan, sunyi, tidak ada suara apapun di dalam. Namun lampu tidak padam seperti waktu itu. Aku melangkah masuk kedalam dan menutup pintu penuh hati-hati .Takut ada orang yang melihat ku masuk dan menjadi masalah besar.
Ternyata ruangan di dalam ini sangat luas dan besar, banyak barang-barang yang tidak terpakai disini. Aku terus berjalan dan semakin dalam, hingga di ujung dinding ada sebuah pintu yang tertutup rapat terbuat dari teralis besi.
Dimana sosok wanita berambut panjang tadi? Apakah dia masuk kedalam pintu besi ini? Aneh! Seketika Jantung ku mulai berdebar cepat dan rasa penasaran mendorong ku untuk masuk kedalam.
Ku tarik pintu yang terbuat dari teralis besi, aku terkejut. Ternyata di dalam pintu besi itu ada tangga menuju ruangan bawah tanah.
Aku mulai ragu untuk masuk kebawah sana, apalagi hari sudah menjelang malam. Aku takut bibi Helen dan nenek Chen mengetahui keberadaan ku di sini, karena aku tidak ada di dalam kamar. Tetapi tekat ku sudah bulat untuk mengetahui rahasia di mansion ini. Saat ingin melangkah ke bawah. Terdengar suara orang berteriak.
BANTU RATE BINTANG 5 DI DAN BERI KOMENTAR DI KOLOM YANG DI BUATIN MERAH YA ALL🥰🥰🥰
jangan bohong kamu Chen pdhl udh d sentuh berkali kali tuh istrinya nek yah engg pa pa kan udh halal itu lagian engg ada sesuatu yg terjadi kan Ama kamu tuan Chen berarti penyakitmu sudah sembuh ya kan
Mantap bunda
Hatur nuhun