Istri Kedua Suamiku

Setelah kejadian tempo hari, Zahra benar-benar disibukan dengan kedua pria itu. Karena, setiap hari mereka akan menganggu hidup tenang Zahra.

Gunawan tidak bisa berkata apa-apa, karena menurutnya cukup bahaya kalo dirinya ikut campur urusan mereka bertiga. Tapi, Gunawan yakin. Kalo Zahra akan aman meskipun dikejar Xavier dengan Andrea.

 Tetapi, hari ini. Xavier tidak muncul di hadapan Zahra, hanya Andrea saja.

"Apa aku boleh bertanya denganmu?" tanya Zahra.

"Silahkan, tanyakan apapun," jawab Andrea tersenyum.

 "Sejak kapan, kamu mengenal Xavier?" tanya Zahra.

Mendengar pertanyaan Zahra, Andrea terdiam. Seperti ada yang dia sembunyikan tentang dirinya dengan Xavier, di masa lalu.

"Andrea, jawab aku!"

Zahra menggoyangkan tangan Andrea, karena dia cukup lama terdiam.

"Sudah cukup lama, kami berteman sejak kecil," ujar Andrea.

"Berteman, lalu kenapa kalian seperti musuhan?" tanya Zahra, dengan tatapan aneh.

"Dulu kami ada masalah, itu yang membuat hubungan kami renggang," jawab Andrea.

Zahra hanya mengangguk saja, karena dia juga tidak mau bertanya terlalu dalam, tentang privasi mereka.

"Aku mau nanya keintinya saja, ya. Apa Xavier sebelumnya mempunyai mantan kekasih?"

"Maksudku.. Punya masa lalu dengan seorang wanita?" tanya Zahra.

"Semua orang pasti mempunyai masa lalu," balas Andrea.

"Iya aku tahu, tapi maksudku.. Apa dia pernah berhubungan dengan seorang wanita," kata Zahra.

"Pernah, tapi sayangnya, wanita itu pergi duluan menghadap tuhan," jawab Andrea.

"Maksudnya, meninggal?" tanya Zahra.

"Ya, seperti itu," jawab Andrea.

"Apa kamu bisa memberitahu aku, siapa wanita itu," ujar Zahra.

"Kenapa bertanya dengan saya, kenapa tidak langsung bertanya dengan orangnya langsung?" tanya Andrea, menatap intens kearah Zahra.

"Aku tidak mungkin nanya langsung sama Xavier, nanti dia akan berfikir aneh-aneh tentangku," kesal Zahra, saat mendengar ucapan Andrea.

 Andrea tersenyum sedikit, menatap raut wajah kesal Zahra.

"Tapi, sebelum kamu menikah dengan dia, alangkah baiknya, cari tahu siapa dia sebenarnya," ujar Andrea.

"Ya, tapi aku butuh seseorang buat bantuin aku."

"Apa kamu mau?" tanya Zahra.

"Saya tidak mau terlibat dengan masalah kalian, dan juga, saya tidak mau mempunyai masalah dengan Xavier," tolak Andrea.

"Aku jadi curiga, apa masalah kalian terlalu besar, di masa lalu?"

 "Sampai-sampai, kamu tidak mau berurusan dengan Xavier," ujar Zahra.

"Terserah kamu mau menganggap bagaimana, tapi saya benar-benar akan menolak, kalo kamu meminta saya, untuk membantu kamu, mencari tahu tentang Xavier," kata Andrea.

"Baiklah kalo kamu tidak mau, tidak rugi juga. Lagian, kamu cuman orang asing bagiku," ujar Zahra.

Setelah mengatakan itu, Zahra meninggalkan Andrea sendiri.

"Setelah kamu tahu yang sebenarnya, mungkin kamu juga akan kecewa dengan saya," batin Andrea.

Karena Andrea paham dengan situasi perasaan Zahra, dia tidak mengejar Zahra, Andrea membiarkan Zahra sendiri.

Sedangkan Zahra, setelah meninggalkan Andrea sendiri, dia langsung masuk kedalam mobilnya.

"Kenapa mereka sangat mencurigakan," batin Zahra penasaran,

"Sekarang tugasku dua, yaitu mencari tahu siapa Xavier, dan juga Andrea."

Lamunan Zahra buyar, saat mendengar ponselnya bergetar.

"Rika, tumben dia telfon aku jam segini," ucap Zahra.

Zahra langsung mengambil ponsel, dan mengangkat telfon dari sahabatnya itu.

[Rika, ada apa?] tanya Zahra.

[Lo dimana? Gua ada di mansion Lo] kata Rika.

[Demi apa? Kapan Lo kesini?] tanya Zahra,

[Kenapa ngak ngabarin gua, kan gua bisa jemput Lo di bandara,] lanjut Zahra.

[Cepat pulang, gua udah kangen banget sama Lo] balas Rika.

[Gua pulang sekarang!]

Tut.

Tepfon langsung terputus, Zahra menancap gas untuk pulang.

***

 Setelah satu jam lamanya, Zahra sudah sampai di mansion.

"Zahra!" teriak Rika dari dalam.

"Rika!"

Keduanya berlari, saling memeluk, karena sudah sangat rindu.

"Lo baik-baik aja, kan?" tanya Rika.

"Gua aman, Lo gimana?" tanya balik Zahra.

"Aman!"

 Cukup lama kedunya saling merindukan.

"Zar, tentang pria yang deketin Lo, gimana sekarang?" tanya Rika.

"Gua sama dia akan tunangan, beberapa hari lagi, setelah tunangan, pernikahan kita 2 bulan lagi," jawab Zahra.

"Apa yang membuat Lo bingung?" tanya Rika.

"Gua udah cari tahu masa lalu dia, tapi gua sama sekali ngak dapat info apa-apa, seperti ada yang menutup identitasnya," ujar Zahra.

"Sepertinya di tutup dengan sengaja, supaya Lo ngak dapat informasi apa-apa," balas Rika.

"Mungkin saja, karena gua masih bingung juga," ujar Zahra.

"Pertunangan Lo akan berlangsung, 2 hari lagi, tapi pernikahan Lo 2 bulan lagi, kita masih punya waktu buat mencari tahu informasi dia," kata Rika.

"Maksud Lo, apa?" tanya Zahra bingung.

"Nanti saat Lo tunangan sama dia, Lo harus bersikap biasa saja, seperti menerima saja di jodohkan, karena itu kunci awal, bagi Lo buat mencari tahu siapa dia," jawab Rika.

"Apa waktu 2 bulan itu cukup, buat kita cari tahu siapa sebenarnya dia. Mengingat, dia bukan orang sembarangan. Pasti banyak hacker yang berdiri di belakang dia," ujar Zahra.

"Jangan putus asa, kita bisa mencari kebenaran itu, Lo lupa siapa gua?"

"Lagian, kedatangan gua kesini kan mau bantuin Lo," kata Rika.

 "Gua terharu, makasih selalu ada buat gua, bahkan saat gua terpuruk," ucap Zahra.

"Kita sahabatan sedari kecil, bahkan gua udah anggap kita saudaraan, jadi. Sudah kewajiban gua bantuin Lo," jawab Rika tersenyum.

Zahra tersenyum, lalu memeluk Rika.

"Jadi, kita mau mencari tahu yang mana dulu?" tanya Rika.

"Gua penasaran dengan tujuan dia nikahin gua, karena menurut gua, ini cukup membingungkan. Gua sama dia ngak kenal sama sekali, dan kenapa dia tiba-tiba mengajukan perjodohan sama bokap gua," kata Zahra.

"Berarti kita harus cari tahu tentang kehidupan dia, dan keluarganya juga. Itu kuncinya," ucap Rika.

Rika membuka laptopnya, jarinya sibuk mencari tahu sosok yang bernama Xavier, cukup lama dia mencari tahu, akhirnya Rika mendapatkan informasi tentang Xavier.

"Dapat!"

Rika langsung memperlihatkan sesuatu kepada Zahra.

Zahra cukup terkejut, tetapi. Ini kebenaran yang harus Zahra terima.

"Ini cuman informasi secuil, belum apa-apa. Lo harus siap mental," ujar Rika.

"Gua aman, yang penting gua ngak salah langkah lagi," kata Zahra.

"Lo tenang aja, gua bakal berusaha sebisa gua," jawab Rika tersenyum.

***

Sedangkan disisi lain, Xavier mendapat laporan kalo ada yang membobol sistem keamanannya.

"Kenapa ini bisa terjadi!"

"Dasar tidak becus!"

Xavier murka mendengarnya, karena informasi dirinya selama ini, dia tutupi.

"Siapa yang sudah membobol sistem keamanan kita?" tanya Xavier.

"Hanya sebuah anonim, tidak ada nama atau apapun, dia sangat rapi menyembunyikan identitasnya," jawabnya.

 "Saya tidak mau tahu, cari tahu dia segera! Jangan sampai dia membuka sistem ini kepada publik," titah Xavier.

"Baik tuan."

***

 Guys, coba tebak Xavier itu baik atau jahat? xixi