NovelToon NovelToon
Tejerat Cinta Mafia Posesif

Tejerat Cinta Mafia Posesif

Status: tamat
Genre:Action / Mafia / CEO / Roman-Angst Mafia / Tamat
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Selena Maheswari, adalah sosok gadis mandiri dan pekerja keras, dia tidak sengaja menyaksikan sendiri seseorang bertangan dingin yang dengan gampangnya mengeksekusi rekannya yang berkhianat, tanpa rasa bersalah ataupun menyesal.

Di dalam kejadian itu ternyata ada anak buah dari mafia tersebut yang mengintai Selena hingga pada akhirnya Selena terjerat ke dalam lingkaran sang Mafia.

Mampukah Selena keluar dari jerat sang Mafia atau malah sebaliknya?? Nantikan kisah selengkapnya hanya di Manga Toon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menumbangkan Robin

Suasana hening mendadak jatuh di tengah dentuman peluru. Semua mata tertuju pada Surya yang berdiri limbung, darah terus merembes dari bahunya, namun sorot matanya tetap menyala. Meski tubuh renta itu hampir roboh, auranya masih membawa wibawa seorang mantan raja bayangan dunia hitam.

“Surya…” Robin melangkah maju, langkahnya berat namun penuh kemenangan. “Kau pikir bisa menghilang, meninggalkan dunia mafia begitu saja? Kau lupa, Surya, dosa tidak pernah bisa ditebus dengan sembunyi.”

Selena meronta, ingin menerobos pengawal yang menahannya. “Lepaskan aku! Ayahku berdarah di sana!” jeritnya, air mata bercampur dengan amarah. Tapi Valen menahan bahunya kuat-kuat.

“Selen, dengarkan aku!” Valen berteriak tepat di telinganya. “Kalau kau maju sekarang, kau bukan menyelamatkan ayahmu, tapi justru mempersembahkan nyawamu pada Robin!”

Selena membeku sejenak, nafasnya tersengal. Ia tahu Valen benar. Tapi melihat ayahnya berlumuran darah, berdiri sendirian menghadapi iblis bernama Robin, hatinya seperti terkoyak ribuan pisau.

  "Tidak Don ... kau lihat ayahku di sana sedang menaruhkan nyawa," sahut Selena sambil menggelengkan kepalanya.

  "Selen! Ayahmu bukan orang biasa, senjata dan peluru sudah menjadi makanannya," desis Valen tepat di telinganya.

  Selena terdiam ia menatap sang ayah dengan lumuran darah di tubuhnya namun dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu instruksi dari Valen.

Sementara itu, Robin mengangkat pistolnya tinggi-tinggi, menodongkan lagi ke arah Surya. “Aku beri kau dua pilihan, Surya. Serahkan data itu padaku… atau biarkan anakmu ini menyaksikan kau mati pelan-pelan.”

Surya terbatuk keras, darah segar mengalir dari bibirnya. Namun ia justru tertawa kecil, suara serak tapi penuh keberanian. “Kau pikir aku masih orang yang sama seperti dulu, Robin? Kau salah. Aku tak lagi hidup untuk diriku sendiri. Aku hidup… demi mereka," ucapnya sambil menoleh ke arah Valen dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

  Valen terguncang dengan tatapan Surya yang penuh arti, pria berrahang tegas itu paham jika yang di simpan Surya bukan hanya data gelap para mafia saja, namun di balik sorot matanya itu sepertinya pria paruh baya itu menyimpan rahasia besar yang selama ini sudah terbungkus dengan rapih.

  "Selamatkan anakku, aku percayakan padamu Valen," ucap Surya nyaris tenggelam.

Setelah itu, tatapan Surya beralih pada Selena. Mata tua itu bergetar, penuh kasih dan penyesalan.

“Selena… maafkan ayahmu. Semua ini terjadi karena masa lalu yang tak bisa ku hapus. Tapi dengarkan aku… kau harus bertahan. Jangan biarkan darahmu tumpah sia-sia di tanah ini. Ingat, kau bukan hanya anakku. Kau adalah harapan…," ucapnya dengan nada sedikit tercekat.

“Ayaaah!!!” Selena meraung, suaranya mengguncang medan pertempuran. "Ayah bertahan, Selen akan bantu Ayah, bebas dari jeratan iblis itu," ucapnya lagi.

Robin menggeram, jemarinya semakin menekan pelatuk. “Cukup basa-basi! Saatnya kau jatuh, Surya!”

"Dor ...!" Tembakan melesat, namun bukan Surya yang terkapar.

Valen meluncur cepat dari sisi, tubuhnya mendorong keras Surya jatuh ke tanah agar peluru meleset. Ia sendiri dengan cepat berguling ke tanah, menodongkan senjata ke arah Robin, membalas tembakan secara bersahutan, percikan api menyambar, Valen masih terus menembakkan pelurunya ke arah lawan sambil bersembunyi di balik semak-semak rerumputan.

“Lindungi Surya!” Valen berteriak ke anak buahnya. Dua pengawal segera menyeret Surya mundur, meski tubuhnya terus berlumuran darah.

Robin meraung marah. “VALEN!!! Dasar penghianat kecil! Kau berani menghalangi jalanku demi bocah perempuan itu?”

Valen tak menjawab. Sorot matanya hanya terpaku pada Selena yang masih bergetar menahan air mata. Ia tahu, apapun yang terjadi, malam ini darah akan terus mengalir.

Selena akhirnya berhasil melepaskan diri dari pengawal yang menahannya. Dengan pistol teracung, ia melangkah maju lagi. “Robin! Kau salah besar! Aku bukan pion, aku bukan kerikil! Aku adalah batu karang yang akan menghancurkan kakimu!”

Robin menatapnya tajam, senyumnya melebar keji. “Akhirnya… aku melihat api yang kutunggu-tunggu. Tapi sayang, api kecil sepertimu akan padam dalam sekali hembusan saja," ucapnya dengan nada ejekan.

“Tidak,” Selena menggeleng, suaranya mantap. “Api ini… akan membakar habis kegelapanmu, Robin!”

  Tangan Selena mulai menodongkan pistolnya langkahnya penuh kehati-hatian, seolah setiap langkah sudah diperhitungkan. Dengan gerakan cepat tangan kecilnya itu mulai membidik.

  "DOOOR ...," tembakan pertamanya hampir mengenai kepala Robin.

  Pria itu mulai tersentak, melihat timah panas yang sedikit lagi hampir mengenai kepalanya. 'Kurang ajar, kekuatan gadis kecil, tidak bisa diragukan lagi."

  Selena, menyeringai sambil tersenyum tipis. "Bagaimana Robin, kau mulai limbung, setelah ini akan ku patahkan kakimu," ucap Selena penuh dengan ancaman.

  Robin tertawa mengejek. "Heeemb ... baru seperti ini saja kau sudah bangga gadis kecil, itu hanya serpihan kecil yang tidak ada artinya sama sekali bagiku."

  Selena hanya terdiam dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. "Baiklah, kita buktikan sekarang," tantang Selena dengan tatapan dinginnya.

Peluru kembali melesat berdentum bersahutan, jeritan kembali pecah, dengan ketangkasannya Selena memberanikan diri menembakan peluru ke arah lahan sambil berlindung di balik pohon besar. Aksi Selena tidak berhenti di sini saja hingga pada akhirnya anak buah Robin banyak yang tumbang, dan pria paru baya itu sudah mulai lelah menghadapi gadis kecil dan juga para pasukannya.

  Dengan ijin dari Valen Selena langsung melangkah maju, kakinya langsung melayang melibas senjata yang ada di tangan Robin, sementara Robin begitu terkejut, tendangan gadis itu begitu cepat tanpa perhitungan.

"Heeeemb, sekarang senjatamu sudah jatuh Robin, akan ku pastikan malam ini kau akan bernasib sama dengan ayahku," ucap Selena dengan wajah yang mulai menganga.

Selena mulai mengambil kembali senjanya, tatapannya sudah pasti, namun dengan cepat kaki Robin menendang perutnya kencang. "Auuu ...," tubuh Selena terhuyung bersama dengan jeritannya.

Namun gadis itu tidak menyerah, ia kembali lagi berdiri untuk menyerang lawannya tenaganya masih kuat meskipun nafasnya memburu dan rasa sakit di perutnya yang mulai menekan.

"Mana yang katanya kuat, baru segitu saja aku sudah tumbang Selena," ejek Robin.

Selena mengusap keringat di pelipisnya dengan kasar, gadis itu seolah tidak terima ejekan lawan dihadapannya, tangannya mulai mengepal kuat darahnya berdesir, dengan satu tarikan pelatuk saja ia mulai membidik senjatanya tepat ke sasaran.

"DOOOOR ....," tembakan keduanya mampu menumbangkan kaki pria dihadapannya itu.

Robin akhirnya tumbang, anak buah Valen segera, menyergapnya, dengan cepat, sementara Selena langsung menoleh ke arah Valen yang menatapnya dengan tatapan bangga.

Dan malam itu, di tanah desa yang berlumuran darah, perang tak hanya antara peluru dan senjata. Tapi juga antara masa lalu dan masa depan, antara dosa dan penebusan, antara cinta keluarga dan ambisi kekuasaan.

"Akhirnya kau bisa melawan musuh kita, tapi ini bukan akhir dari segalanya Selen," ucap Valen dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Bersambung

1
Gia Gigin
serasa nonton Box office
Gia Gigin
Next
Gia Gigin
Makin penasaran tentang orang tua Selena
Gia Gigin
Yg jelas ada penyusup di dlm rumah Valen
Gia Gigin
Sepertinya maid nya minta di pecat
Gia Gigin
yg ada Selena makin di awasi karena Selena anak dari musuh bebuyutan nya
Gia Gigin
Berdamailah dgn takdir mu Selena
Gia Gigin
Sadar Selena sdh tdk ada jalan keluar apalagi kabur 🤭
Gia Gigin
Selena hidup di sangkar emas
Gia Gigin
Udah bucin nggak tuh
Gia Gigin
Tapi bisa membuat mu bertekuk lutut 😜
Gia Gigin
Karena secara tdk langsung Selena menyetujui kemauan Adrian dgn menerima sejumlah uang
Gia Gigin
Yang ada Selena sesak napas
Gia Gigin
Mampir kak
Lanjar Lestari
sdh tamat nih aku kira sampai Valen dan Selena menikah.ternyata yg di sembunyikan pembunuhan Robin dg koneksi di Italia keluarga Ayah Valen.
partini
ok Thor
Ayumarhumah: makasih ya kak. sudah ngikutin 🙏🙏🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Amalia Putri
lanjut thor
Amalia Putri
lanjut thor semangat./Ok//Ok/
Yasmin Natasya
semangat up thor 🥰🙏
Yasmin Natasya: sama2 authorku yang baik hati...🥰🥰🤗
total 2 replies
Lanjar Lestari
tumbang jg Robin di tangan Queen sang Ratu Mafia.
Ayumarhumah: iya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!