Yun Bàntiān adalah pendekar pedang terkuat di dunia kultivasi. Terkenal, tampan, dan ditakuti... namun memilih hidup damai bersama istri dan anaknya, jauh dari hiruk-pikuk dunia.
Tapi kedamaian itu hancur ketika dua dewa turun dari langit—berniat membunuhnya demi menghentikan sebuah ramalan kuno.
Dalam pertempuran yang mengguncang dunia, Yun Bàntiān mengorbankan seluruh tubuh dan jiwanya… dan membunuh dua dewa sekaligus..
Namun kematian bukan akhir.
Ia terbangun di masa lalu—sebagai bayi!
Sayangnya, ingatannya telah hilang, tercerai-berai bagaikan bintang di langit.
Siapa dia sebenarnya?
Kenapa para dewa takut padanya?
Apa isi ramalan yang bahkan surga ingin lenyapkan?
Ini adalah kisah sang pendekar yang hidup kembali untuk mengubah takdir... dan menantang surga itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yun Ru Ze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16–Ujian dari Naga Yin Dan Yang (Bagian 3)
Yun Bàntiān bersama Luo Qīngméi memegang tangan satu sama lain sebelum akhirnya...
BOMMM!!
Ledakan besar mengguncang tanah. Qi api meledak dari dalam bumi, menghancurkan tanah dan menciptakan retakan besar. Dari kobaran api, humanoid api berwujud raksasa muncul—pedang menyala di tangan mereka, langsung menerjang ke arah Luo Qīngméi.
Yun Bàntiān sigap! Dengan satu hunusan pedang, ia menangkis serangan itu. Namun humanoid api hanya terpental, tidak hancur. Ribuan lainnya muncul serentak, mengelilingi mereka dalam kobaran neraka.
Dengan cepat, Yun Bàntiān mengamati medan pertempuran, mencari titik lemah para musuh. Sementara itu, dari arah belakang, panah api melesat menuju Luo Qīngméi! Yun Bàntiān memutar pedangnya, menangkis serangan itu—namun tiba-tiba, seekor humanoid api raksasa setinggi lima puluh kaki menjulang di hadapan mereka!
Aura panasnya mengguncang tanah, membuat Yun Bàntiān benar-benar merasa tercekik. Tak ada ruang untuk bernapas.
Yun Bàntiān berkata dengan lembut "Qing'er... aku akan menggunakan Pedang Iblis Penghancur Langit."
Luo Qīngméi mengangguk, lalu menyerahkan pedang itu. Namun anehnya, pedang tersebut menolak kekuatannya. Qi kuat menyembur dari dalam bilahnya dan memantulkan Yun Bàntiān jauh ke belakang.
Meski terlempar, Yun Bàntiān tak menyerah. Ia bergerak cepat kembali ke sisi Luo Qīngméi. Aura gelapnya bangkit—awan hitam bergulung, petir bergemuruh, dan bumi pun bergetar hebat.
Tubuh Yun Bàntiān tiba-tiba berubah menjadi remaja enam belas tahun. Ia tersenyum tipis.
“Menarik..."
ia menggendong Luo Qīngméi dan menari di medan pertempuran, menangkis serangan humanoid api yang tiada henti, meski belum juga menemukan kelemahan mereka.
Yun Bàntiān berkeringat dingin, wajahnya pucat pasi. Serangan humanoid api datang bertubi-tubi, tanpa memberi mereka kesempatan untuk bernapas.
Tombak api, panah api, dan pedang api melesat bersamaan, membentuk pusaran neraka yang melahap segalanya. Tumbuhan di sekitarnya langsung hancur, berubah menjadi debu di tengah kobaran api yang mengamuk.
Yun Bàntiān menghindari semuanya dengan pedangnya, hingga tubuhnya hampir terjatuh.
“Tiān’er!” teriak Luo Qīngméi, panik. “Apa kau sudah menemukan titik lemah mereka?”
Yun Bàntiān menggeleng. Ia menyebarkan Qi gelapnya seperti kabut, meraba struktur para humanoid api itu. Matanya menjadi gelap.
Ia bergumam dengan dingin "Aku menemukan nya sekarang, di bagian dada mereka ada kristal api yang harus aku hancurkan."
Yun Bàntiān melesat di antara humanoid api, menghunjamkan pedang ke dada mereka satu per satu. Kristal-kristal itu hancur... namun langsung meledak! Tubuhnya terpental—tetapi tangannya tak pernah melepaskan Luo Qīngméi.
Bajunya robek di berbagai sisi, tubuhnya dipenuhi goresan berdarah. Napasnya terengah. Namun sebelum ia sempat memulihkan diri, panah api melesat dari kejauhan—cepat dan mematikan!
Yun Bàntiān tidak sempat menghindar. Tanpa ragu, ia memutar tubuhnya dan menggunakan tubuhnya sendiri sebagai tameng, melindungi Luo Qīngméi dari serangan mematikan itu.
AHHHHHHH!!
Luo Qīngméi memeluk Yun Bàntiān, air mata mengalir. “Tiān’er... kita harus saling bekerjasama, kan? Ini ujian...”
Dengan wajah pucat pasi dan napas tak beraturan, Yun Bàntiān tetap berbicara dengan suara yang tenang, nyaris bertentangan dengan kondisi tubuhnya
"Aku tahu... kita harus bekerjasama."
Ia menatap mata Luo Qīngméi yang penuh kekhawatiran, lalu melanjutkan dengan lembut, "Tapi bagaimana caranya... jika setiap kali kita menghancurkan kristal mereka, tubuh mereka justru meledak? Kita hanya akan saling mengorbankan."
Luo Qīngméi tersenyum manis "aku mengerti apa yang di maksud naga itu ,aku tidak bisa berjalan tapi aku bisa berdiri."
Saat Yun Bàntiān menurunkannya, Luo Qīngméi benar-benar berdiri—namun hanya sebentar, lalu jatuh lagi. Saat itu, humanoid api kembali melompat dan menyerang! Yun Bàntiān kembali menari di tengah kekacauan, menghancurkan kristal satu per satu.
Saat satu humanoid hancur, Yun Bàntiān menyadari—ledakan baru terjadi setelah tiga napas!.
Ia tersenyum, lalu berkata dengan lembut sambil menggendong Luo Qīngméi,“Aku tahu sekarang. Tiga napas setelah kristal dihancurkan, mereka meledak...”
Namun sebelum kalimatnya selesai, humanoid api raksasa mengayunkan pedang besarnya. Yun Bàntiān menerima serangan itu dengan punggungnya demi melindungi Luo Qīngméi.
BOMMM!!
Luo Qīngméi menatap Yun Bàntiān dengan tatapan yang dipenuhi rasa sedih... dan rasa bersalah yang menusuk hati. Monster yang mereka hadapi—ukuran, kekuatan, bahkan niat membunuhnya—terasa begitu berbeda. Ia tahu… yang memikul beban sesungguhnya hanyalah Yun Bàntiān seorang.
Namun Yun Bàntiān tetap bangkit. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir dari sudut bibirnya. Ia membersihkan darah itu perlahan, sedikit terkejut karena tulangnya tidak patah. Saat matanya kembali menatap Luo Qīngméi, gadis itu masih ada di pelukannya... utuh, tanpa luka sedikit pun.
Air mata menetes dari mata Luo Qīngméi.
Dengan suara gemetar namun tulus, ia berbisik,"Tiān’er... lebih baik kita menyerah. Meskipun kita dilupakan dunia... setidaknya kita akan tetap bersama."
Yun Bàntiān menggelengkan kepalanya perlahan, lalu menatap Luo Qīngméi dengan kelembutan yang menenangkan di tengah amukan api dan darah. Dengan suara lirih namun penuh keteguhan, ia berkata"Tenang saja... Aku masih punya satu kartu terakhir."
Ia mulai berdiri—secara perlahan, namun penuh tekad."Aku bisa merasakan… kekuatan gelap yang selama ini kusimpan… sudah cukup."
Tatapannya menghitam, aura di sekelilingnya beriak liar."Cukup… untuk memanggil bayangan gelap ku,Langkah Neraka Bayangan!"
Siluet berwarna ungu keluar dari tubuhnya menyerupai dirinya dengan kultivasi yang sama, seperti bayangan cermin yang keluar dari tubuhnya.
"Tianmie Nixin,aku perlu bantuan mu."
Pedang Iblis Penghancur Langit terpanggil, pedang itu terbang melesat dan menghancurkan setiap kristal api–humanoid api yang di laluinya, ledakan besar terjadi secara terus menerus.
BOMMM!!!
BOMMM!!!
Pedang Iblis Penghancur Langit kembali ke genggamannya,ia bergumam pelan "Terimakasih kakak,kamu mengingatku lagi."
Yun Bàntiān menatap Luo Qīngméi dan tersenyum lembut "Sekarang kita akan melihat pesta ledakan api."
Luo Qīngméi tetap tidak yakin, dia memeluknya Yun Bàntiān dia tidak ingin kehilangan pria yang di cintai nya.
Yun Bàntiān membawa Luo Qīngméi ke gunung besar yang menjulang tinggi dan membiarkan Luo Qīngméi berbaring di sana.
Yun Bàntiān turun dari gunung berkata dengan bahagia dan sombong "Mari kita berpesta, HAHAHAHA!"
Awan hitam menghilang seperti asap, siluet dirinya memancarkan cahaya ungu di matanya dan siap untuk menyerang.
"BINTANG KE LIMA –KESOMBONGAN IBLIS!!"
Tanah retak, langit menghitam. Ia dan bayangannya menari di medan perang, menghancurkan kristal musuh satu per satu. Ribuan humanoid api hancur—namun humanoid berpanah, bertombak, dan raksasa tetap berdiri.
Yun Bàntiān bergumam perlahan "Titik lemah mereka berbeda bagaimana cara menemukannya?."
Tiba-tiba Yun Bàntiān teringat sesuatu—batu dari Naga Yin dan Yang. Ia segera mengeluarkannya dari cincin penyimpanan, mencoba menghancurkannya untuk mencari petunjuk... namun batu itu begitu keras, seolah terbuat dari inti gunung tertua di dunia.
Alisnya berkerut. Ia menggenggam batu itu erat, berpikir cepat di tengah medan pertempuran yang terus bergemuruh. Lalu, seperti disambar kilatan pemahaman di kepala, ia berbalik dan kembali ke sisi Luo Qīngméi.
Dengan suara lembut namun mendesak, ia berkata,"Qīng’er... aku butuh batu Yin, yang kau terima dari naga. Sekarang."
Batu Yin dikeluarkan dari cincin penyimpanannya. Yun Bàntiān menyatukannya dengan batu Yang miliknya.
Begitu kedua batu bersatu, cahaya hitam-putih meledak—dan seketika hancur berkeping.
Dalam sekejap, titik lemah humanoid api menyala terang di pandangan mereka, seolah kristal itu sendiri menunjukkan jalan untuk mengalahkan musuh.
Humanoid Api berpanah kelemahan nya–di tangannya, humanoid Api bertombak– berada di kaki kanan mereka, yang membuat terkejut Humanoid raksasa tepat berada– di kepala mereka.
Yun Bàntiān menghela nafas memanggil siluet nya untuk kembali, siluet itu menghilang dari kerumunan Humanoid api dan muncul kembali di hadapan dirinya.
Luo Qīngméi bertanya dengan khawatir "Tiān'er, apa kamu yakin bisa melawan mereka sendiri?."
Yun Bàntiān tersenyum tipis "Aku bisa...tapi untuk humanoid api raksasa sepertinya sangat sulit, kelemahannya tepat di kepalanya."
Luo Qīngméi berkata dengan perlahan"aku bisa membantumu, teknik klon yang waktu itu membantumu melawan sekte Nafsu Gelap."
Yun Bàntiān mengangguk pelan. Ia melihat para humanoid api mulai mendekat—terutama raksasa yang menjulang menakutkan.Meski telah menggunakan kekuatan terkuatnya, ia tahu melawan mereka seorang diri nyaris mustahil.Namun... jika bersama Luo Qīngméi, mungkin harapan itu masih ada.
Luo Qīngméi "Formasi Ganda: Badai Pedang Runtuh."
Klon dirinya keluar dari tubuhnya seperti jiwa yang terbelah dengan pedang miliknya.
Ia berkata dengan lembut kepada Yun Bàntiān "Tiān'er, klon ku bisa bergerak, meskipun begitu kemampuannya sangat lemah seperti diriku."
Yun Bàntiān mengangguk perlahan dan Yun Bàntiān beserta siluet dan klon Luo Qīngméi mereka turun dan mulai maju menyerang mereka.
Yun Bàntiān bersama siluetnya dan klon Luo Qīngméi menari dengan pedangnya di medan pertempuran humanoid api ada yang terpental dan meledak saat ledakan terjadi mereka melompat menghindar.
Untuk humanoid raksasa berukuran lima puluh kaki, mereka memilih menghindar. Tapi saat serangan raksasa itu menyapu, mereka memanfaatkan momentum itu untuk mementalkan humanoid biasa ke udara.
Di udara, saat tubuh humanoid api biasa melayang tak berdaya, Yun Bàntiān, siluetnya, dan klon Luo Qīngméi melompat—menghancurkan kristal api satu per satu..
Tiga puluh ribu... lima puluh ribu... seratus ribu...
Mereka menari di langit—tarian kematian yang membakar seluruh medan perang.
Beberapa hari telah berlalu...
Humanoid raksasa itu tinggal satu.
Yun Bàntiān menatapnya dengan kesombongan, sebelum humanoid api itu di hancurkan oleh dirinya.