NovelToon NovelToon
Pewaris Dewa Perang

Pewaris Dewa Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:100.1k
Nilai: 5
Nama Author: Junot Slengean Scd

Langit di atas Lembah Seribu Pedang selalu berkabut, seolah-olah para roh pedang zaman kuno sengaja menutupinya dari mata dunia luar. Di balik kabut itu, terdapat sebuah lembah yang luas, terjal, dan dipenuhi bangunan megah terbuat dari batu hitam. Di puncak-puncak tebingnya, ratusan pedang kuno tertancap, bersinar samar seperti bintang yang tertidur. Konon, setiap pedang telah menyaksikan darah dan kemenangan yang tak terhitung jumlahnya sepanjang ribuan tahun sejarah klan ini.

Di tempat inilah, klan terbesar dalam benua Timur, Klan Lembah Seribu Pedang, berdiri tegak sebagai simbol kekuatan, kejayaan, dan ketakutan.

Klan ini memiliki struktur kekuasaan yang ketat:

Murid luar, ribuan pemula yang menghabiskan waktunya untuk latihan dasar.

Murid dalam, mereka yang telah membuktikan bakat serta disiplin.

Murid senior, para ahli pedang yang menjadi pilar kekuatan klan.

Murid elit, generasi terpilih yang berhak memegang pedang roh dan mempelajari teknik pamungkas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB.16 Kematian Hong Ju

Angin setelah badai masih menggulung ketika debu dari benturan terakhir perlahan turun. Langit di atas Klan Tengkorak Merah tetap pekat,

Hong Ju tersandar pada tumpukan batu, napasnya pendek, matanya melotot liaarr,,

“Apa… apa ini…?!” ia terengah, suaranya pecah.

Di sekitar area benturan energi kedua pusaka masih melayang potongan aura hitam—sisa-sisa seribu pedang kegelapan,,

Xio Lun berdiri tegak, pedang hitamnya meneteskan kegelapan, namun wajahnya datar. Dalam dadanya, bisikan dewa perang masih berkumandang lembut menberi peringatan untuk berhati-hati.

“Bocah… sosok yang lebih kuat dari Hong Ju akan datan,” gumam suara purba itu, “tetaplah waspada.”

Xio Lun mengangguk samar, lalu menengok ke arah Hong Ju. Matanya menyiratkan kewaspadaan, ia menatap pada sosok yang masih bernapas meski terkena jurus kedua pedang kegelapan,

Meski masih bernapas tapi Hong Ju telah remuk organ dalamnya, tenaganya seakan hilang tersedok aura pekat dari tebasan pedang kegelapan milik Xio lun,

Hong Ju berusaha bangkit namun tubuhnya menolak, ia mengumpul kan sisa sisa tenaganya namun seakan terbentur dinding tebal,, meridian nya hancur,,

Hong Ju mengumpat dalam hati, sialan tetu itu kenapa masih diam di sana menyaksikan semua ini,

Tiba-tiba, dari balik pintu gerbang aula pertemuan, muncul satu langkah yang dingin — langkah yang tidak sejajar dengan getar panik di antara yang lain. Langkah itu ringan namun bermassa, membuat udara seolah lebih berat saat melewatinya.

Tiandu.

Ia turun dari singgasana seperti orang yang turun dari mimpi panjang. Tubuhnya tampak kecil bila dibandingkan dengan aura yang mengerubuti dirinya; aura itu bukanlah gelap murka seperti milik Hong Ju, melainkan sebuah keheningan yang menusuk — ketenangan yang ada pada dahan pohon yang siap menjatuhkan badai.

Matanya menatap pada Hong Ju dengan ketidakpedulian yang dingin, lalu pada Xio Lun dengan penasaran yang menyingkap sekilas nafsu memburu dan membunuh

Hong Ju, yang baru saja merasakan kegelapan hampir menelan jiwanya, menoleh. Melihat Tiandu, dadanya seketika terisi harap— harap seorang yang percaya bahwa Tiandu, akan menolong nyawa yang hampir padam.

“Ti… Tiandu?” suaranya nyaris tak terdengar, namun setiap suku kata membawa nada penyerahan. “Bant… bantu aku. Aku—” Ia menelan ludah, matanya memancarkan kepolosan yang memohon. “Selamatkan aku… tolong…!”

Tiandu tidak menjawab seketika. Ia melangkah mendekat pelan, seolah hendak menilai luka-luka pada patriak itu. Ketika jarak tinggal beberapa langkah, ia menatap pada sabit yang retak, menyeka retakan dengan ujung jari , ia tidak bereaksi.

“Hong Ju,” suara Tiandu lembut, hampir berbisik, namun setiap orang di lapangan mendengarnya jelas, “kau terlal lemah. Kau pikir aku datang untuk menolong mu?”

Mata Hong Ju membelalak, harapan itu memudar seketika. Suara di dadanya berganti menjadi amarah yang menggelegak, lalu ketakutan yang menelan kata. “Kau… kau? Kenapa—kenapa kau datang? Kau datang menyelamatkan aku, bukan—”

Tiandu mengangkat satu tangan, perlahan. Di dalam gerakannya . Ia menatap tajam pada patriak itu, wajahnya tak berubah, tidak sedikitpun empati.

“Kau hanyalah,” kata Tiandu, suaranya dingin seperti besi yang ditempa malam, “ alat. Ketika alat tak lagi berguna, alat itu akan dibuang. Itu hukum praktis yang sederhana.”

Jantung Hong Ju berdegup kencang, ia tergagap,”

Tiandu mengangkat tangan lebih tinggi, seolah memotong udara. Sinar tipis seperti garis kaca muncul, lalu mengoyak lebih cepat dari ruangan bernafas. Itu bukan sembarang serangan: itu adalah tebasan tanpa bunyi, sebuah ledakan kekosongan.

“Dasar sampah,” desis Tiandu, suaranya tak lebih dari napas. Lalu, dengan gerak secepat kilat yang tak sempat disadari oleh mata yang tak terlatih, ia membawa telapak tangannya menebas leher Hong Ju.

Angin seperti dikoyak.

Dalam sekejap, leher yang tadi tegap itu kembali menajam seperti rontoknya sebatang tiang — dan darah memancur keluar dari kerongkongannya, bukan sebagai ledakan yang keras, melainkan seperti ember yang direnggut dari tali. Wajah Hong Ju berubah, sang patriak yang tadi mengaum kini memegang lehernya, matanya menatap Tiandu dengan kebingungan yang mengerikan.

“Tiandu… mengapa kau—” suaranya tercekik, lalu menjadi serak.

Tiandu mencondongkan tubuh sedikit, matanya mendelik .

Tangan Tiandu bergerak lagi. Kali ini bukan dengan kilat yang memenggal, melainkan dengan satu gerakan pembersihan: telapak yang menyapu seperti angin memotong ruang, dan darah yang jatuh berubah menjadi kabut yang menguap. Wajah Hong Ju berubah pucat ketika ia merasakan nyawanya seperti diseret dari dalam tubuhnya; ia mencoba meraih Tiandu, namun kakinya gemetar, suara terakhirnya pecah.

“Kenapa… kau lakukan ini?!” desaknya putus asa, namun tidak ada belas.

Tiandu mendekat, matanya menatap lekat pada patriak yang roboh. Tanpa ragu, ia menebas sekali lagi—bukan untuk mengambil nyawa, melainkan untuk memastikan bahwa yang tersisa hanyalah bisu. Hening menyergap; napas Hong Ju berhenti. Tidak ada jerit panjang, hanya decak terakhir ,

Di lapangan, ada hening yang tak beraturan. Para murid menunduk, ada yang menjerit, banyak yang pingsan. Rasa pengkhianatan membakar lebih dahsyat daripada luka fisik: patriak mereka tidak lagi hidup, dicabut oleh tangan yang mereka kira sekutu. Tiandu hanya menatap jenazah yang berlumuran tanah, lalu memutar pandang ke arah Xio Lun — tatapan itu sekarang bukan lagi hanya rasa penasaran, melainkan intimidasi yang padat seperti batu cadas.

Xio Lun menatap tenang, namun di matanya ada kilau berdarah: bukan karena dendam, melainkan karena skala permainan yang ia hadapi sekarang berubah. Di bawah kulit ketenangannya, dewa perang berbisik, lebih cepat dan tajam kali ini.

“Bocah… perhatikan. Orang ini bukan seperti yang kau hadapi sebelumnya.,. Kau harus berhati-hati.”

Xio Lun mengangguk tipis, seolah menelan amarah dan menggantinya dengan pertimbangan. Ia menoleh ke arah Tiandu, lalu kembali menatap patriak yang kini tak bernyawa...

1
alex kawun
novel silat cina .... tapi author tdk pernah nulis kapan mc nya ber latih bt menaik kan ranah & kemampuan nya , ujug2 aja mc nya jadi kuat & sakti mandraguna
kemungkinan aja mc nya emg nggk punya pengetahuan ttg apa dan bgmana cara ber latih silat
pamaeh pisan
alex kawun
sontoloyo
kalimat ini sudah berapa x ulang , kreatif dikit napa thor cari narasi yg baru tdk ngulang2 kata
KuPenjahatUsil
Dewa perarang🤣
KuPenjahatUsil
Kenapa jalan cerita ni terlalu banyak omongan remeh bertele2. Patutlah cerita ini hanya sampai bab 100 lebih. Sebab tor nya ngak tahu plot2 penceritaan setiap bab jadi lama di panjangkan dengan bertele2 saja
KuPenjahatUsil
Tulis tidak ingin bermain2 lagi tapi cerita lawan sorang saja bertele2. Bagaimana mc lawan semua musuh pasti setiap seorang perlu bertele2 dulu dan perlu satu bab episod penuh😂😆
KuPenjahatUsil
BERTELE2 KEBANYAKKAN OMONG. KENAPA TIDAK SEKALI BUAT SESI BERFOTO AUTOGRAPH BAGAI. KATA MAHU MENGHANCURKAN TAPI SAMPAI SIAP BAGI SALAM KENAPA TAK MENGOPI SAJA DULUAN😄🤣
KuPenjahatUsil
Bodoh sampah la jalan cerita ni. Lagi nak bertele2 nak menyelamatkan atau nak membeli di pasar ikan
KuPenjahatUsil
Ini munking sebab klan darah apa la. Lagi nak berseru seperti baru tahu sebab kehancuran klan bunga taik ayam. Betul2 mc ke tor nya bodoh. Dia buat cerita dia yg tahu dia yg menjawab dan buat2 tak tahu😆😂
KuPenjahatUsil
Cerita hampir menjadi sampah. Sepatut sebelum mc keluar dari jurang. Selepas dapat kekuatan stabilkanlah dulu podansi apa la. Ini dapat kekuatan terus keluar belas dendam. Tapi dalam masa2 genting mc hilang baru terfikir nak teguhkan semuanya. Sepatut cewek tu mati bunuh diri. Ehh boleh pulak last minit mc datang menjadi pahlawan kesiang semata2 ingin selamatkan xeweknya saja. Hemmm sampahkah cerita ini tiada plot2 rapi tapi bercelaru🤣
alex kawun
SKIP ... SKIP .... SKIP
KAU PIKIR ADA ORANG MAU BACA BACOT MU INI THOR
KuPenjahatUsil
Ni cerita dendam mc kok cerita lebih ke klan ceweknya. Mc plak hilang masa2 geting kenapa tidak diwalnya saja mc pergi sebelum keterlibatan semakin dalam. Kok sebab tor ingin judurkan jodoh mc kena cerita kisahnya kehancuran klan cewek kematian bapa dan semua orang klannya. Baru mc dapat bertualang bersama cewek😂
alex kawun
kalimat yg sama sudah berapa x di tulis ulang
author nya g pernah belajar dari mmbaca novel2 yg author jam terbabg nya sfh tinggi
alex kawun
author gebkek , lawan 1 tetua klan saja sampai 1 bab g selesai2
KuPenjahatUsil
Mana ada dalam 1 rumah setia sesama sehidup semati. Semua hanya dongengan yang ada ketamakkan keserakahan dan paling buruk hasrat dengki sesama.
Kong Madjid
kebanyakan kembang
Ibad Moulay
Dewi Cahaya Purba
Ibad Moulay
Boneka Jiwa
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎🐎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!