NovelToon NovelToon
Tersesat Di Hutan Angker

Tersesat Di Hutan Angker

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Rumahhantu / Mata Batin / Iblis
Popularitas:254
Nilai: 5
Nama Author: Juan Darmawan

Enam mahasiswa—Raka, Nando, Dimas, Citra, Lala, dan Novi—memutuskan untuk menghabiskan libur semester dengan mendaki sebuah bukit yang jarang dikunjungi di pinggiran kota kecil. Mereka mencari petualangan, udara segar, dan momen kebersamaan sebelum kembali ke rutinitas kampus. Namun, yang mereka temukan bukanlah keindahan alam, melainkan kengerian yang tak terbayangkan.

Bukit itu ternyata menyimpan rahasia kelam. Menurut penduduk setempat, kawasan itu dijaga oleh makhluk halus yang disebut “penunggu hutan”, sosok jin yang berwujud manusia tampan dan wanita cantik, yang gemar memperdaya manusia muda untuk dijadikan teman di alam mereka. Awalnya, keenamnya menertawakan cerita itu—hingga malam pertama di hutan tiba.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juan Darmawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiba Di Pos Pendakian Tiga

Tak terasa hari sudah mulai sore. Sinar matahari perlahan memudar di balik pepohonan pinus, meninggalkan bayangan panjang di sepanjang jalur pendakian. Jam di tangan Lala menunjukkan pukul empat sore ketika akhirnya mereka tiba di pos pendakian ketiga. Nafas masing-masing sudah tersengal, pakaian mereka lembap oleh keringat, dan langkah kaki mulai berat.

Nando menjatuhkan diri di atas batu besar sambil mengelap keringat dari dahinya.

“Jauh juga ternyata jarak pos dua dan tiga,” ujarnya setengah mengeluh, napasnya masih belum teratur.

“Iya, jalurnya juga makin nanjak. Untung kita nggak berhenti lama tadi.”

Citra membuka botol minumnya dan meneguk cepat, lalu melihat sekeliling pos yang tampak sepi. Tak ada pendaki lain di sana, hanya papan kayu kecil bertuliskan

“Pos pendakian tiga” yang catnya sudah mulai pudar.

Raka jongkok sambil menepuk-nepuk tanah di dekat papan kayu itu.

“Ini tanahnya agak rata, gimana kalau kita bikin tenda di sini? Nih, tuh liat—ada bekas kayu bakar, mungkin pendaki sebelumnya juga ngecamp di sini.”

Leo mendekat sambil melihat sekeliling, lalu mengangguk.

“Boleh juga, posisi lumayan aman. Gak terlalu miring, dan gak deket jurang.”

Nando, memeriksa jam di tangannya.

“Masih jam empat. Kalau mau lanjut sekarang sih bisa, tapi kayaknya capek juga.”

Dimas menghela napas panjang, lalu menurunkan tas carriernya ke tanah.

“Udah, bikin tenda aja dulu. Nanti malah gelap di jalan. Lagian Novi juga masih keliatan lemas.”

Novi hanya tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan rasa tidak enaknya.

“Aku gak apa-apa kok, beneran. Cuma kepala agak berat aja.”

Namun Lala langsung memotong,

“Gak usah maksa Nov. Kita istirahat dulu aja di sini.”

Raka menepuk tangannya pelan untuk menarik perhatian semua orang.

“Gimana kalau kita bagi tugas aja? Biar cepet beres. Nanti yang lain cari kayu bakar, sisanya siapin tenda dan masak.”

Nando langsung mengangkat tangan dengan semangat.

“Oke, gue sama Lala aja yang cari kayu bakar. Sekalian gerak dikit, biar badan gak kaku.”

Lala menatap Nando setengah malas tapi akhirnya mengangguk juga.

“Iya deh, tapi jangan jauh-jauh, ya. Sumpah gue gak mau nyasar kayak di film-film.”

Nando tertawa kecil sambil mengambil senter kepala dan pisau lipat dari dalam tasnya.

“Santai aja, cuma di sekitar sini kok. Paling lima belas menit juga balik.”

Dimas menimpali sambil merapikan alas tenda.

“Yaudah, jangan lama-lama. Kayaknya bentar lagi mau hujan nih," ujar Dimas sambil memperhatikan ke arah puncak gunung langit yang tadinya cerah perlahan berubah menjadi kelabu.

Novi menatap mereka dengan cemas.

“Kalian hati-hati ya. Aku gak tau kenapa, tapi rasanya kayak… ada yang ngawasin dari tadi.”

Citra langsung menatap ke arah hutan, lalu mencoba tersenyum menenangkan.

“Udah, Nov. Jangan bikin suasana makin tegang. Mereka cuma cari kayu doang,

Raka mulai menyusun beberapa batu untuk tempat api unggun, sementara Leo menyiapkan kompor kecil di samping tenda. Suara dedaunan kering dan ranting yang patah perlahan memudar seiring langkah Nando dan Lala yang menjauh ke dalam hutan.

Angin sore berembus dingin, membawa aroma lembap dan samar bau tanah basah.

...----------------...

Nando mempercepat langkahnya, mengejar Lala yang berjalan sedikit di depan sambil menenteng beberapa ranting kering di tangan.

“La… gue mau ngomong sesuatu sama lu,” katanya pelan tapi cukup jelas terdengar.

Lala menoleh setengah, alisnya terangkat.

“Ngomong apa, Ndo? Serius amat mukanya.”

Nando menggaruk tengkuknya, berusaha menahan gugup. Ia sempat menatap wajah Lala yang diterpa cahaya temaram sore, rambutnya sedikit berantakan tapi justru membuatnya terlihat alami.

“Gue tuh… suka sama lu, La,” ucap Nando akhirnya, cepat tapi mantap.

Lala terdiam. Suara jangkrik mulai terdengar pelan di kejauhan. Ia menunduk sebentar, mencoba memastikan kalau Nando nggak sedang bercanda.

“Hah? Serius lo, Ndo? Jangan bercanda deh, kita lagi di tengah hutan begini.”

Nando menggeleng.

“Serius, La. Dari dulu gue udah ngerasa, cuma gak sempat ngomong. Tadi pas jalan gue mikir, kalau gak sekarang, mungkin gak bakal ada kesempatan lagi.”

Lala menarik napas panjang, lalu tersenyum tipis.

“Gue gak nyangka lo ngomong kayak gini di tempat kayak gini. Tapi… makasih ya udah jujur. Nanti aja kita bahas lagi, oke? Sekarang kita fokus cari kayu dulu.”

1
Nụ cười nhạt nhòa
Belum update aja saya dah rindu 😩❤️
Juan Darmawan: Tiap hari akan ada update kak😁
total 1 replies
ALISA<3
Langsung kebawa suasana.
Juan Darmawan: Hahaha siap kak kita lanjutkan 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!