NovelToon NovelToon
Janji Di Titik Surga

Janji Di Titik Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Selingkuh / Pelakor / Dunia Lain / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:695
Nilai: 5
Nama Author: Ema Virda

Selama lima tahun pernikahan, Asha dan Fajar memiliki hubungan yang harmonis, saling mencintai dan saling mengerti satu sama lain.

Pernikahan mereka mulai retak, anaknya yang berumur satu tahun meninggal tanpa sebab.
Ujian dan cobaan rumah tangga Asha dan Fajar tidak hanya dari keluarga tapi juga gangguan gangguan makhluk halus. Di tambah saat Asha keguguran anak ke dua yang lagi lagi tanpa sebab.

Apakah mereka bisa menemukan jalan kembali ke titik surga untuk mempertahankan rumah tangga dan cinta mereka ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ema Virda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#16

Tidak hanya itu, Asha juga merasa apa yang dikatakan Fajar ada benarnya. Jika dia pergi ke luar, kenapa kok tiba-tiba dia bangun di tempat tidur?

Karena hal ini, semakin lama Asha malas untuk memikirkan. Kemudian, dia dipapah oleh Fajar menuju ke kamar karena kakinya masih terasa lemas. Dan beristirahat dengan harapan semoga besok adalah hari yang indah penuh dengan hal hal yang baik.

Kain bungkusan kain hitam yang dia dapat, Asha taruh di saku celana piyamanya. Masih terngiang jelas kejadian mimpi ataupun itu sebuah peristiwa yang nyata. Karena nasehat Abi nya bahwa bungkusan kain hitam itu harus dibawa kemana mana, walaupun dia sedang tidur bersama suaminya.

Asha merasa seperti sedang berada di dalam sebuah kebingungan yang tak bisa dipecahkan. Dia juga masih penasaran, siapa wanita yang bersama suaminya ? Dan mas fajar bilang itu dia, bukan wanita lain ? Selama menikah kejadian aneh yang Asha rasakan.

" Selamat tidur sayang, " salam Fajar dengan penuh lembut dan mesra, mengecup kening dan pipinya.

Asha mendekat dan memeluk suaminya. " Mas. maafin aku ya. Mungkin aku terlalu capek, aku tidak akan mengulangi hal ini lagi."

" Iya, sekarang kamu istirahat. "

" Tapi ... Aku ingin." Asha merabah dada suaminya dengan lembut dari atas hingga ke bawah.

Tubuh Fajar menggeliat geli, dan memegang telapak tangan Asha dan menempatkannya di atas bantal.

" Sudah malam, kan tadi siang kita sudah sampai berkali kali. Sekarang tidur ya. " Fajar mengecup lembut sekali lagi kening istrinya dan tidur dengan posisi membelakangi Asha.

Pikiran Asha kemana mana. Siapa wanita itu ? Siapa yang sebenarnya bersama suamiku tadi siang ? Dan apa yang sebenarnya yang sudah aku alami ? Netra Asha terpejam namun pikirannya melalang buana sehingga semalaman dia tak dapat tidur nyenyak.

Sehingga dia mengambil air wudhu untuk melakukan sholat malam. Dan anehnya, dia tak mendengar atau melihat gangguan gangguan ghoib yang waktu lalu dia rasakan. Semuanya sangat tenang, dan ada energi positif yang menyelimuti diri Asha. Pikiran dan hatinya semakin damai, aman dan tenang.

Pagi yang cerah, dengan sinar matahari yang menerangi ke dalam sudut kamar dan suara sapu lidi di halaman depan yang nyaring membuat Asha bangun dari tidurnya yang pulas. Dia merasa seperti sedang berada di dalam sebuah gua yang gelap tiba tiba sinar matahari itu adalah satu satunya cahaya yang bisa menerangi jalannya. Tapi, ketika dia melihat sekeliling, tangannya meraba raba ranjang tempat suaminya tidur namun dia merasa Fajar sudah berangkat kerja tanpa berpamitan dulu dengannya.

Di sampingnya sudah kosong, tak ada Fajar. 'Mungkin Mas Fajar sudah berangkat.' Asha berpikir, sambil melihat arah jam dinding yang menunjukkan angka 08.30. Ada rasa malas, dan ingin rebahan saja di kasur.

Dia sekarang seperti sedang berada di dalam sebuah rutinitas yang baru, sebagai seorang istri. Asha hanya bisa berharap bahwa hari ini akan menjadi hari yang baik, hari yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan.

Suara derik pintu kamar terbuka. Dan suara nyaring mencibir dirinya. " Wong wedok ! Ko gak Tangi tangi, ijek turu ae nang kamar ! ( Orang perempuan! Ko gak bangun bangun. Masih tidur aja di kamar.) "

Karena suara cibiran itu, Asha langsung beranjak dari tempat tidur dan merapikan pakaian dan rambutnya yang terlihat acak. " Iya Bu. Tadi barusan bangun."

" Barusan ! Pentes tadi Fajar ko nggak sarapan."

" Iya Bu, aku juga nggak tahu mas Fajar sudah berangkat."

" Iyalah, wong kerjaanmu cuman turu ae ! ( Iyalah, kan kerjaanmu cuman tidur aja.) "

Asha hanya terdiam saja, walaupun hatinya merasa jengkel dan dongkol karena penghinaan mertua. Namun, dia memperkirakan bahwa suatu saat nanti mertuanya akan baik kepadanya.

Terlintas dalam pikirannya, ingin memiliki anak karena anak adalah tali untuk mempererat hubungan pernikahan. Dan semoga harapan Asha menjadi kenyataan.

"Terus ngapain kamu ! Melamun aja, bantuin di dapur dan bantuin orang pekerja itu beres beres panen bawang. "

" Tapi, mau ke kamar mandi dulu."

" Yo wis. Cepet ! "

" Enggih." Asha seperti robot yang tak bisa membantah perkataan atau perintah Sriati. Selain dia mertuanya, Sriati juga orang tua satu satunya dari suaminya.

Di halaman belakang rumah dekat dengan kebun pisang. Ada delapan orang pekerja yang membentuk tiga kelompok. Satu kelompok sangat sibuk memilah milah bawang merah dari daunnya. Satu kelompok lagi memasukkan bawang merah ke tempat karung. Dan satunya lagi ada yang membersihkan dari sisa sisa tanah yang menempel di akarnya. Asha menuju ke mereka yang anggotanya sedikit dan memberi salam.

" Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam," ucap semua serentak.

" Ada yang bisa aku bantu, Bu."

" Oh kebetulan. Ningrum nggak mlebu dino iki.Tapi mbak Asha, nanti tangannya kotor kena sisa tanah, ( ... Ningrum tidak masuk hari ini ...) " ucap salah satu ibu yang memiliki bibir tipis di kelompok membersihkan sisa tanah.

" Tidak apa apa."

Semua terheran heran melihat sikap dan perkataan Asha yang begitu sopan, sehingga ada yang menyeletuk. " Emmm, sopannya toh mbak. Beruntung ya Bu Sriati dapat mantu mbaknya ini. Aku kira dapat mbak Laras, emmm, males aku kalau ada dia, " celetuk seorang wanita yang memiliki tahi lalat di atas bibirnya di kelompok yang memisahkan bawang dari daun.

Sudah beberapa kali Asha mendengar nama Laras, tapi dia belum pernah bertemu dengannya. Asha hanya terdiam, menunduk dan memulai bekerja membersihkan sisa tanah. Walaupun tangannya sudah terlihat kotor.

" Hush, lambe mu iku loh Tini. Onok andeng andenge sih, dadine ora isok di rem, asal ngomong wae (bibirmu itu loh Tini, ada tahi lalat nya sih, jadinya kalau ngomong nggak bisa di rem, asal ngomong aja.) " pungkas wanita yang berbibir tipis.

" Apa hubungane karo andeng andeng toh Yu'. Aku ngomong beneran loh Yu' Dar, " balasnya dengan bibir yang sedikit monyong monyong dan gerak seolah tak mau di bilang orang yang suka menyebarkan rumor.

Wanita yang berbibir tipis itu langsung berhenti dan melihat Asha yang tertunduk membersihkan sisa tanah. Lalu berkata, " Mbak Asha ojok di reken Yo ( mbak Asha, jangan di dengerin ya.) " pinta nya lirih berbisik.

Asha hanya membalas dengan senyuman. Namun, pikirannya tertuju pada Laras. Wanita ini tak pernah dia temui dan mas Fajar belum cerita yang sebenernya, dan nama wanita ini selalu di sebut sebut di rumah ini. Dia hanya penasaran dan ingin melihat langsung, siapa dia ?

Sesekali netra Asha menatap punggung Bu Tini. Ada rasa keingintahuan dan bertanya tanya, tentang Laras. Hubungan Laras dengan mas fajar dan hubungannya dengan rumah ini ? Apa sebenarnya aku hanya pelarian dari mas Fajar. Ataukah memang benar aku menantu yang sebenarnya tak di harapkan oleh mertuaku ? Tapi kenapa mertuanya mengizinkan untuk menikah dengan anaknya ?

Asha berniat untuk mendekati bu Tini jika ada kesempatan waktu. Karena Bu Tini terlihat seperti orang yang suka mengumpulkan informasi dan suka membagikan informasi nya kepada orang orang di sekelilingnya. Yang biasanya di panggil tukang gossip.

" Mbak Asha, Tini itu kadang mulutnya seperti itu. Infonya kadang nggak tepat, " bisik tak terduga Yu' Dar kepada Asha yang membuat Asha kaget tiba tiba terbangun dari pikiran berlebihannya.

Balasan Asha hanya terdiam, dan mengerti apa yang di maksud dari nasehat Yu' Dar. " Wis mbak Asha, pake sarung tangan disek. Iku kuku jarinya item karena tanah. (... pake sarung tangan dulu. Itu kuku jarinya hitam karena tanah.)"

1
Valentino (elle/eso)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
robleis_XD
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Victor
🤔😭😭 Akhirnya tamat juga, sedih tapi puas, terima kasih, author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!