"sudahlah mas, jangan marah terus"
bujuk Selina pada suaminya Dante yang selalu mempermasalahkan hal-hal kecil dan sangat possesif..
"kau tau kan apa yang harus kau perbuat agar amarahku surut"
ucap Dante sambil membelakangi tubuh Selina..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertikaian tanpa sehelai kain
Saking lelapnya Selina tertidur,.ia tidak menyadari bahwa langit telah berubah menjadi gelap, di komplek perumahan Grand Aluna Residence, sudah tidak nampak orang berlalu lalang untuk sekedar lari Sore ataupun menuntun anjingnya untuk berjalan-jalan.
kini hanya teras suasana Hening karena masing-masing rumah telah menyalakan lampu temaram di depan teras masing-masing.
Mobil Dante terhenti di jalan depan Rumahnya saat waktu menunjukan pukul 18.40, suara klakson berbunyi beberapa kali, namun hal itu tak kunjung di sadari oleh Selina yang masih lelap dalam tidurnya..
Hingga akhirnya Dante keluar dari mobil dan membuka pintu gerbangnya sendiri sambil mendengus kesal.
"pasti Selina belum pulang dari rumah orang tuanya, apa dia lupa kalau dia punya suami"
lalu segera memarkirkan mobilnya dan masuk dengan sedikit terkejut karna lampu depan belum menyala, sedangkan pintu utama tidak di kunci..
"kemana dia..Sel..Selina teriak Dante" namun tak kunjung mendapat jawaban dari istrinya. Dante pun bergegas menuju kamar tidurnya dan benar saja duga nya Selina masih terlelap.
"Selina!!" Dante menaikkan nada bicaranya yang kali ini membuat Selina tersentak membuka kedua matanya terbangun dan memegang dadanya karna kaget..
"mas ..ku kira siapa" dengusnya lega..
Dante mendekatkan tubuhnya ke samping ranjang namun tetap berdiri dan menaruh tangan kirinya di Saku..sementara yang kanan menunjuk Selina.
"bagaimana bisa kau tertidur seperti orang mati"
bentaknya keras.
hati Selina seolah runtuh dengan ucapan Dante..di sisi lain ia masih belum sepenuhnya tersadar dari tidur lelapnya..
"maaf mas aku tidak sengaja ketiduran" ucapnya lirih namun tetesan mulai mengalir pelan dari matanya.
Dante menatapnya tajam dan mengerutkan Dahinya membuat Selina semakin merasa takut bagaikan duduk di depan Serigala yang tidak menunggu hitungan Detik untuk memakanya.
"aku tidak mempermasalahkan tidurmu, kau boleh tidur kapanpun kau mau..Tapi kau begitu Ceroboh..seharusnya kau kunci pintu Depan"
Ucapan Dante membuat Selina teringat bahwa ia memang benar-benar belum mengunci pintu depan sewaktu rebah di ranjang tadi..
" i....i..iya mas..maaf aku yang ceroboh" sambil terbata lalu meraih tangan suaminya yang langsung di hempas oleh Dante..
"sampai kapan kau seperti ini Sel" lalu mata Dante tertuju pada kertas putih di meja yang rupanya adalah hasil pemeriksaan kandungan Selina tadi, Dante segera mengambil dan membaca hasilnya
"mas..aku sehat mas, lihatlah hasilnya bagus kan?" ucap selina penuh antusias berharap suaminya pun bahagia dengan hasil pemeriksaan itu.
namun dengan cepat Dante menutup mulut Selina dengan jari telunjuknya..
"Diam, jangan harap aku akan bahagia dengan kertas ini" lalu menekuk pipi istrinya dengan tangan tangan kanannya, membuat wajah Selina mendongak ke atas.
"Sel Sel.. Bagaimana aku bisa mempercayakan anak ku nanti pada manusia ceroboh sepertimu" suaranya berbisik namun penuh amarah
Tanpa menunggu hitungan detik air mata Deras mengalir di pipi Selina, tanginya menjadi hingga sesenggukan,
"jadi mas gak mau punya anak dariku, apa mas menginginkan punya anak dari wanita lain? Tangisnya makin keras..
"Diam..!!" ucap Dante sambil melepas kasar dasi dan jas nya..lalu melangkah ke kamar mandi.
Selina meringkuk memeluk dirinya sendiri dalam kesedihan, kata-kata Dante sangat menyayat hatinya dan masih larut dalam tangisannya sampai Dante keluar dari kamar mandi..
"kau fikir aku akan kasihan dengan air matamu Sel" Dante memiringkan senyumnya..
namun tidak segan berganti baju di depan istrinya yang sedang larut dalam rasa Sakit..
Selina mengalihkan pandangannya, dan beranjak keluar saat Dante melepas handuk putih kain penutup terakhir tubuhnya..
Namun langkahnya terhenti saat Dante menjerat tangannya.
"mau kemana kau Sel" ucap Dante Datar namun kini dengan suara yang lebih lembut.
"untuk apa aku disini mas, bukannya aku tidak pantas melahirkan anakmu" tanpa menoleh ke arah suaminya..
Dante membalikkan kasar tubuh istrinya ke arahnya..hingga kini tampak jelas dada bidang dan perut berotot itu di depan mata Selina, membuat desiran darah pada tubuh Selina mengalir deras.
" lalu siapa lagi yang pantas mengandung anakku nanti selain istriku Sel.." tatapannya tajam mencari mata Selina yang dari tadi mengalihkan pandangan ke arah lain..
mendengar itu Selina langsung mengarahkan pandanganya ke arah Dante seolah melawan ucapan Dante
" jadi kau akan menceraikan ku,dan menikah lagi mas.."
"siapa yang bilang akan menikah lagi Sel"
"kau Sendiri yang bilang tidak bisa mempercayakan anakmu padaku"
Dante menggelengkan kepalanya dengan terkekeh kecil
"asal kau sudah tidak ceroboh lagi Sel, akan ku beri kau keturunan sebanyak yang kau mau"
Selina merasa muak dengan ucapan Dante yang selalu marah tanpa mendengar dulu penjelasan istrinya itu, lantas menghempas tangan Dante yang kini memegang ke dua lengannya.
dan berniat pergi meninggalkanya dari kamar itu untuk menenangkan diri..namun belum Sempat selina melangkah pergi, Dante memeluknya Dari belakang..
"mas Lepas..." rintih Selina "cepat pakai dulu bajumu mas " lalu jika kau mau kita lanjutkan pertengkaran ini.
Dante menghembuskan nafas pada leher Selina, membuat Selina bergidik
"Ini rumahku dan kau istriku Sel..aku bebas melakukan apapun di rumah ini dan padamu.."
lalu mengecup pelan leher istrinya..
"sesekali kita lanjutkan keributan ini tanpa sehelai kain Sel"
"mas...kenapa kau Selalu memarahiku,.kalau akhirnya menggauliku"
"aku hanya ingin mendidikmu Sel, agar kau tidak mengulangi kesalahanmu"
"tapi bentakanmu, perkataanmu membuatku sakit mas" Selina kembali meneteskan air matanya..
Dante membalikkan tubuh istrinya dan membaringkannya di ranjang..
"bukankah awalnya kau juga kesakitan dan menangis Sel saat pertama kita melakukanya".
sambil tersenyum tipis..
Selina merasa kesal dan menjewer perut suaminya..
"bukan kesakitan itu mas ..yang ku maksud...tapi hati.."
"Aww ..."Dante mengerang pelan karena jeweran Selina.
"kau juga membuatku sakit Sel.." lalu mengecup bibir Selina..
"biarin mas ..kau bilang ini keributan tanpa sehelai kain kan" ucap Selina yang masih jengkel pada suaminya..
"kau benar Sel.."
Dante segera melepas kancing blouse yang masih dipakai Selina...
"aku bisa melepasnya sendiri mas.."bantah Selina sambil menyingkirkan tangan suaminya .
"oke..lepaskan semuanya.." jawab Dante tegas..
Malam itu, meski sempat diwarnai sengketa, justru menjadi saat di mana cinta mereka meledak dengan lebih jujur, dengan luka, dengan amarah, namun juga dengan kerinduan yang tak bisa ditolak.