"Cium gue, terus semua masalah selesai."
"You're crazy!?"
"Kenapa gak? Sebentar lagi lo bakal jadi istri gue, jadi wajar dong kalau gue nyicil manisnya dari sekarang."
Kesya Anggraini Viorletta, gadis cantik, pintar, kalem, dan setia. Sayangnya, dia sudah punya pacar Kevin, ketua geng motor sekolah sebelah.
Menikah sama sekali gak pernah ada di pikirannya. Tapi wasiat almarhum papanya memaksanya menikah muda. Dan yang bikin kaget, calon suaminya adalah kakak kelasnya sendiri, Angga William Danendra cowok ganteng, atletis, populer, tapi badboy sejati. Hobi balapan, tawuran, keluyuran malam, dan susah diatur.
Bagi Angga, apa yang sudah jadi miliknya enggak boleh disentuh orang lain. Dia posesif, pencemburu, dan otoriter. Masalahnya, pacar Kesya ternyata musuh bebuyutannya. Dua ketua geng motor yang tak pernah akur, entah kenapa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Gue Egois
"APA! Besok? Ma, mama serius? Keputusan semalam aja yang satu bulan itu Kanaya masih berat hati, sekarang malah dimajukan jadi besok? Ya ampun ini sama aja kayak mama nyiksa anak sendiri!" Kanaya memijit pelipisnya frustasi, lalu menjatuhkan tubuh ke sofa di belakangnya. Tatapannya beralih ke arah Naomi mamanya yang duduk tenang di seberang.
Sekitar lima belas menit lalu, Kanaya masih santai rebahan di kamar, sebelum dipanggil mamanya turun ke bawah. Dan tau apa yang disampaikan mamanya? Kabar mengejutkan pernikahannya dengan Angga dilaksanakan besok, setelah sore tadi Silvia memberi kabar. Wajar saja kalau Kanaya hampir pingsan mendengarnya.
"Mama juga kaget Naya. Tadi maminya Angga yang tiba-tiba nyampein ke mama." ucap Naomi lembut.
“Soalnya mami sama papinya Angga bakal berangkat keluar kota dua hari lagi dan mereka bakal menetap cukup lama sampai urusan kerjaannya om Andi selesai. Jadi maminya Angga cuma berharap kalian sudah sah menikah sebelum mereka berangkat. Kalau harus nunggu sampai mereka pulang bisa entah kapan." jelasnya, menatap Kanaya seolah memohon pengertian.
"Keluar kota? Gak masuk akal. Ini pasti akal-akalan Angga apalagi tadi dia sempat ngancem gue! Gila apa gue harus datang ke apartemennya aja biar rencana konyol ini gagal?" Kanaya merutuk dalam hati.
"Toh pernikahan kalian kan memang tinggal sebulan lagi, jadi kalau dipercepat sehari dua hari gak ada masalah dong? Hanya beda tipis waktunya Naya. Gak usah dipikir ribet." Naomi mencoba membujuk lagi, memecah lamunan Kanaya.
"Ck cuma mama aja yang gampang ngomong!" desis Kanaya sambil menghela nafas berat.
"Ma pernikahan itu hal serius. Kanaya cuma mau nikah sekali seumur hidup.."
"Nah itu bagus! Punya prinsip kayak gitu memang harus. Jadi nanti setelah kamu jadi istri Angga, kamu gak boleh lagi dekat dengan cowok lain, termasuk siapa ya, mantan kamu dulu?" sela Naomi mengernyitkan dahi mencoba mengingat. "Pokoknya itu mama lupa namanya. Yang jelas setelah kamu nikah..."
"Ma! Dengerin Kanaya dulu dong ck!" Kanaya memotong, merengek kesal. Ucapannya disalahartikan mentah-mentah, padahal belum selesai bicara!
"Kamu yang harus dengerin mama. Semua ini demi kebaikanmu."
"Ck tau ah pusing!" sahut Kanaya ketus, melengos sambil bangkit berdiri. "Bantah pun percuma hasilnya nol! Rasanya lebih baik gantung diri sekalian!" gerutunya lalu melangkah kesal naik ke lantai atas.
"Jangan sembarangan ngomong Kanaya!" teriak Naomi tapi gadis itu tak menoleh sama sekali, terus menapaki tangga hingga menghilang dari pandangan.
"Papamu gak pernah salah pilih ini cuma soal waktu. Pelan-pelan kamu pasti bisa terima." gumamnya lirih, menatap punggung anak gadisnya.
Ting!
Angga, yang sedang asyik mengisap rokok di atas motornya, merogoh ponsel dari saku celana saat getaran singkat terasa. Malam itu ia nongkrong bareng anggota Black Vemon di markas balap liar langganan mereka. Sepertinya, ia akan turun balapan juga malam ini.
Naya: Dimana lo? Kita perlu bicara.
Angga mendengus kecil, lalu mengetik balasan.
Angga: Kayaknya lo udah gak sabar banget mau cepet-cepet sama gue.
Naya: Gue serius kak Angga!
Angga: Gue juga serius. Buktinya besok gue bakal nikahin lo.
Naya: Kasih tau sekarang lo dimana, gue mau ketemu.
Angga: Lagi gak di rumah honey. Calon suami lo masih ada urusan sebelum ngucapin ijab qabul di depan penghulu besok. Tidur gih jangan sampai malam pertama gagal gara-gara lo kurang istirahat.
Naya: Udah gila lo!
Angga tersenyum miring membaca balasan itu.
Ting!
Naya: Buruan shareloc apartemen lo sekarang! Gue bakal datang asal lo mau batalin pernikahan ini!
Angga: Gak perlu. Besok kita ketemu di depan penghulu.
Naya: Gue gak bercanda! Shareloc sekarang!
Angga: Siap berangkat? Gue lagi setengah sadar.
Naya: Lo gila!
Angga: Haha! Jangan lupa gue masih pegang kartu as lo. Jadi jangan macem-macem kalau lo gak mau rahasia lo kebongkar oke?
Naya: Lo gila! Gue benci lo!
Angga hanya terkekeh, menoleh sekilas saat Rafa menepuk bahunya. "Lo senyum-senyum sendiri bro. Horor sumpah!" kata Rafa menggoda.
DRRTT! DRRTT! DRRTT!
Ponsel Angga kembali bergetar. Ia mendengus malas, tapi tetap mengangkat panggilan dari maminya.
"Siap-siap budeg telinga gue." batinnya.
"Halo mami tercinta ada apa nih?" sapanya ringan.
"Halo-halo! Pulang! Kamu dimana sekarang hah!" suara sang mama langsung membentak.
"Tuh kan bener." Angga mendecak dalam hati.
"Santai dong mi. Jangan marah mulu nanti cantiknya ilang." ujarnya menggoda.
"Kamu pikir ini main-main? Yang minta majukan pernikahan besok itu siapa? Sekarang malah kabur? Pulang! Mami tunggu di rumah!"
"Ck!" Angga kesal.
"Angga ada urusan bentar. Sebelum subuh udah balik janji. Lagian kapan sih Angga pernah ingkar sama mami?"
"Sebelum subuh? Besok pagi kamu nikah! Mau taruh dimana muka mami kalau kamu kabur!"
"Gak bakal kabur kok. Justru gue yang minta dipercepat ya masa gue yang rugi?"
"Kamu pikir mami gampang percaya?"
"Harus dong kan aku anak kesayangan mami." jawabnya santai lalu langsung menutup telepon sepihak.
Tut!
"Ada masalah bro?" Arel kepo melihat sikap Angga.
"Gak biasa aja." Angga geleng kecil, tersenyum tipis.
"Nanti kalau gue menang malam ini gue traktir lo semua minum sampai puas!" katanya sambil mengepulkan asap rokok.
"Wuih ada yang lagi happy. Udah sukses ngerebut hati dedek Kanaya ya?" goda Rafa.
Angga hanya tersenyum miring menyemburkan asap. "Hati? Mungkin butuh waktu. Tapi tubuhnya sebentar lagi sepenuhnya jadi milik gue."
...****************...
“Saya terima nikah dan kawinnya Kanaya Anggraini Mahesa binti Alm. Mahesa Adiputra dengan maskawin tersebut dibayar tunai!” lantang suara Angga, di depan penghulu dan saksi keluarga.
Menikah? Ya pagi ini tepat jam 08.00 pernikahan mereka benar-benar dilaksanakan. Entah gimana caranya Angga bisa mengatur semua dalam waktu secepat ini. Bagi Kanaya semuanya masih terasa mimpi. Wajahnya kosong, linglung, seperti kehilangan arah.
“SAHHH!”
“Alhamdulillahirobbilalamin …”
"Astaga gue beneran udah jadi istri orang? Ya Tuhan! Itu berarti gue udah bukan perawan lagi dong? Eh tapi kan belum di-unboxing jadi masih anak gadis kan?" batin Kanaya heboh sendiri. Matanya melirik Angga di sampingnya, gantengnya entah kenapa meningkat drastis.
"Kanaya salim sama Angga. Udah sah jadi suami kamu harus sopan ya." bisik Naomi di telinganya.
Deg!
Tubuh Kanaya menegang. Sulit percaya. Tapi akhirnya ia meraih tangan kanan Angga mencium punggungnya sambil memejamkan mata.
"Kevin maafin aku. Kalau suatu saat kamu tau soal aku sama kak Angga ketahuilah aku terpaksa." batinnya pedih.
Cup!
Angga mengecup kening Kanaya lama, matanya terpejam. "Gue egois, pemaksa, bukan cowok baik. Tapi mulai hari ini, gue gak akan biarin siapapun deketin lo lagi Kanaya. Lo milik gue walau hati lo belum sepenuhnya jadi milik gue."