Viola adalah gadis SMA yang berumur 18 tahun yang hidupnya berubah setelah mamanya menikahi duda anak 2. Anak papa angkatnya itu 2 laki-laki, dan siapa sangka anak bungsu papanya itu adalah guru olahraga yang dingin di sekolahnya. Dia harus menjadi keluarga baru guru yang tidak dia sukai itu. Viola sama sekali tidak akrab dengan kakak keduanya itu tapi dia akrab dengan kakak pertamanya dan papa angkatnya itu. Keluarga mereka pun rukun tapi hanya kakak keduanya yang tidak mau tinggal dengan mereka. Viola dan kakak keduanya pun sering bertengkar sampai akhirnya mereka berdua timbul perasaan suka. Bagaimana cara mereka berdua menjalani hubungan cinta satu keluarga dan beda usia ini? Apakah mereka akan mengalah dengan orang tua mereka atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Saat tengah malam, Viola terbangun karena dia merasa lapar. Viola keluar dari kamar dan mencari makanan di dapur.
“Kenapa tidak ada makanan sama sekali…” gumam Viola dengan heran. Lalu dia memegang perutnya dengan wajah kesalnya itu, “Kenapa aku gaya banget makan cuma sedikit…mana udah jam 2 pagi lagi…” gumamnya dengan heran.
Viola menghela nafas dengan kesal, dia berbalik badan mau kembali ke kamar tapi tiba-tiba Alca berada di belakangnya dengan tatapannya yang datar itu. Viola membelakan matanya dengan terkejut dia mau teriak tapi dengan cepat Alca membungkam mulutnya.
“Jangan teriak, mereka bisa bangun.” bisik Alca.
Viola menganggukkan kepalanya dengan mengerti, lalu Alca melepaskan tangannya dari mulut Viola.
“Kenapa kakak tiba-tiba disini, bikin jantungan aja..” ucap Viola dengan kesal.
“Kenapa kau bangun jam segini?” tanya balik Alca dengan heran.
“Aku lapar.” jawab Viola dengan sedih.
Alca menghela nafas, lalu dia membuka kulkas tapi tidak ada makanan, dan mereka juga lupa tidak bawa mie instan.
“Tidak ada apapun..” gumamnya.
Viola menghela nafas dengan sedih.
“Ambil jaketmu, kita cari makan di luar.” ajak Alca.
“Emang ada yang buka jam segini?” tanya Viola dengan heran.
“Coba saja.” jawab Alca.
Lalu mereka berdua keluar dari villa dan mencari makan di sekitar daerah itu. Viola menghirup udara yang segar dan dingin itu.
“Jalan-jalan jam segini enak ya…” gumamnya dengan senang.
Alca hanya diam, lalu melihat supermarket 24 jam buka disana, mereka ke supermarket itu untuk membeli mie sekalian mereka seduh disana, setelah itu mereka memakannya di kursi yang sudah disediakan supermarket itu.
“Wahh enak banget…” ucap Viola dengan senang.
Alca hanya diam dan fokus makan saja.
“Kenapa kakak bangun jam segini?” tanya Viola sambil mengunyah.
Alca diam karena masih sibuk meniup mienya itu.
“Kenapa?” tanya Viola yang masih penasaran itu.
“Apa perlu aku jawab pertanyaanmu?” tanya Alca dengan kesal.
Viola berdecak dengan kesal, “Tanya doang padahal, tinggal jawab susah banget jadi orang…heran…” gumamnya dengan kesal.
Alca menoleh ke Viola dengan tatapan mautnya itu dan Viola tersenyum kecil.
Lalu Viola memperhatikan wajah Alca dengan seksama, dan Alca tahu itu tanpa menoleh ke Viola.
“Apa?” tanya Alca.
“Kak Alca ini tampan tapi tidak punya pasangan kah?” tanya Viola dengan heran.
“Kenapa?” tanya Alca.
“Hanya tanya saja, kalau kak Alca punya pasangan aku yakin orang-orang tengil yang sering ganggu kak Alca akan pergi..tapi kakak tidak benar-benar ada hubungan sama Angel kan ya?” tanya Viola dengan heran.
“Terserah apa pendapatmu tentang itu.” jawab Alca.
Viola tersenyum kecil, “Kak…kenapa kakak tidak pacaran?” tanya Viola.
Seketika itu Alca teringat dengan Rahel, dan kenangan sakit yang Rahel tinggalkan untuknya.
Alca menoleh ke Viola dengan tatapan kesalnya itu, dan dia mendekatkan wajahnya ke Viola sampai membuat Viola berdebar-debar.
“Makan saja! jangan banyak tanya!” ucap Alca.
Viola mengangguk-anggukkan kepalanya dengan cepat, lalu Alca kembali ke posisi awal dan makan mienya. Viola bernafas dengan lega karena Alca sudah menjauh darinya, dan dia kesal karena begitu privasi dengannya.
“Apa kau sering berantem dengan cowok?” tanya Alca.
“Sering dulu SMP, mereka menggangguku terus jadi ya gitu deh….” jawab Viola dengan santai.
“Kau tidak takut dengan mereka?” tanya Alca.
“Tidak. Aku pernah berantem 6 lawan 1…mereka kalah..” jawab Viola dengan bangganya.
Alca menghela nafas dengan heran, dia baru tahu adiknya ini ternyata sudah menemukan bakatnya.
“Kau tahu apa bakatmu?” tanya Alca.
“Aku? apa?” tanya Viola dengan heran.
“Menjadi preman..” jawab Alca sambil tertawa kecil untuk meledek Viola.
Viola berdecak dengan kesal, tapi dia ikut tersenyum melihat Alca yang tersenyum lepas seperti itu, dan ini kali pertamanya dia melihat Alca tersenyum.
“Kakak lebih indah kalau tersenyum begini…” ucap Viola dengan tidak sadarkan diri.
Alca langsung berwajah datar, “Kenapa?”
“Ehhhh…mak.maksudku..da.daripada wajah kakak yang kayak malaikat maut lebih baik tersenyum be.begitu..” jelas Viola dengan gugup.
“Malaikat maut?” tanya Alca dengan kesal.
Viola membungkam mulutnya, dia bingung harus menjelaskan apalagi setelah ini.
“Kakak bilang jangan banyak tanya tapi udah berapa kali kakak tanya ke aku???” omel Viola dengan kesal, dia sengaja mengatakan itu untuk mengalihkan topik.
“Itu untukmu tapi tidak untukku, kau ini lebih muda jadi hormati orang tua kalau bertanya.” jawab Alca.
Viola berdecak dengan kesal, “Dasar kena sindrom tua.”
Alca mengerutkan keningnya ke Viola dan Viola langsung memakan mienya.
Setelah selesai makan mereka segera kembali ke villa, Viola berjalan sambil menatap bintang-bintang di langit itu.
“Woahh bintangnya banyak banget…” ucapnya dengan kagum.
Alca menoleh ke adiknya itu, dia tersenyum kecil melihat wajah polos Viola saat melihat bintang itu.
“Kau kenapa dari dulu benci banget sama Angel?” tanya Alca dengan heran.
“Kenapa tiba-tiba tanya soal dia, merusak pemandangan saja.” gumam Viola dengan kesal.
“Aku tidak suka dengan caranya memperlakukan orang, dia merasa diatas karena dia anak pemilik sekolah tapi kan nggak gitu juga….” jawab Viola dengan kesal.
Alca tersenyum kecil mendengar jawaban Viola, karena dia sendiri sebenarnya juga tidak menyukai sikap Angel itu.
“Aku kasihan dengan Valdo, padahal dia yang menang kontes ini dan itu tapi semua diberikan ke Angel..apa-apaan kayak begitu…” omel Viola dengan kesal.
“Kau dekat dengan dia sejak kapan?” tanya Alca dengan heran.
“Sejak study tour kemarin..dia baik banget ternyata…” ucap Viola dengan senyum-senyum senang. Alca menghela nafas melihat gadis disampingnya ini.
“Jika di dunia ini tidak Angel pasti Valdo yang dipandang baik.” ucap Viola dengan kesal.
“Pikirkan dirimu sendiri!” ucap Alca sambil menjitak pelan kepala Viola lalu dia berjalan meninggalkan Viola.
“Kenapa tidak ada harga dirinya kepalaku sekarang..” gumam Viola dengan heran.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba Alca berhenti karena melihat mobil yang baru datang, mobil itu berhenti di dekat vila sebelah mereka. Viola juga ikut berhenti karena Alca juga berhenti, dia menoleh ke Alca dengan heran, “Kenapa berhenti?” tanya Viola dengan heran.
“Dingin banget sayang…”
“Sini aku angetin tanganmu..”
Viola melihat pasangan itu sedang berpelukan bersama setelah mereka turun dari mobil, dan semakin Viola memperhatikan mereka dia merasa jika pernah bertemu dengan mereka sebelumnya.
“Dimana aku ketemu ya….” gumam Viola dengan heran.
“Ah iya di lampu merah..itu kan yang kemarin ya kak?” tanya Viola sambil menoleh ke Alca, dan dia terkejut melihat Alca yang terlihat sedih memperhatikan mereka.
Mereka berdua Rahel dan Dion, mereka ingin liburan lama disini, mereka juga baru sampai pagi ini. Alca melihat mereka berciuman, bahkan berpelukan, dia masih tidak terima melihat fakta di depannya padahal harusnya itu posisinya tapi direbut oleh sahabatnya sendiri.
“Kakak?” panggil Viola.
Rahel dan Dion menoleh ke arah suara itu, dan dengan cepat Alca memeluk Viola dengan erat untuk menyembunyikan wajahnya.
Deg!
Deg!
Deg!
Jantung Viola berdetak kencang saat Alca memeluknya, dan dia semakin memeluknya dengan erat, sedangkan Alca dia meneteskan air matanya.
Rahel…
-batin Alca-