NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa / Tamat
Popularitas:57.4k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 Lebih Suka Cemburu

"Namira!" sahut Bian yang benar-benar menjauh dari Angela.

"Namira tidak tahu jika Kak Bian ada tamu, kalau begitu Namira menunggu di luar saja," ucap Namira dengan tersenyum yang tampak terpaksa dan entahlah apa yang dia rasakan sekarang dan lihatlah bagaimana dengan cepatnya dia menutup pintu.

"Namira tunggu!" Bian langsung menyusul istrinya itu.

"Bian!" panggil Angela yang tidak direspon oleh Bian yang mungkin lebih penting Namira yang sekarang berjalan di koridor dengan nafas naik turun entah apa yang dirasakan saat ini tetapi tangannya sejak tadi terlihat sangat tidak tenang dan wajahnya juga tampak gelisah.

"Tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa sama sekali, aku baik-baik saja kok. Memang kenapa jika Kak Bian berpelukan dengan dia?" Namira bertanya-tanya di dalam hatinya yang berusaha untuk tenang.

"Namira tunggu!" Bian yang sudah menahan istrinya itu yang sekarang berada di depannya dengan memegang lengan Namira.

"Kamu kenapa pergi begitu cepat dan sementara aku belum selesai bicara," ucap Bian yang terlihat begitu panik yang takut jika istrinya salah paham.

"Namira tidak apa-apa. Kak! Namira tidak marah sama sekali dan maaf jika sudah mengganggu," ucap Namira.

"Namira kamu tidak perlu meminta maaf dan justru aku yang harus meminta maaf kepada kamu. Aku bisa jelaskan semuanya," ucap Bian yang benar-benar merasa bersalah kepada istrinya itu.

"Kak Bian jangan terlalu berlebihan seperti itu. Namira tidak membutuhkan penjelasan apapun dan tidak ingin membesarkan masalah," sahut Namira.

"Tapi kenapa kamu pergi begitu saja?" tanya Bian.

"Karena- Namira....." tiba-tiba saja dia tidak mampu berkata apapun yang terlihat gugup dengan kata-kata yang terbata-bata.

"Kamu cemburu melihat hal tadi?" tebak Bian membuat Namira mengangkat kepala yang saling melihat dengan Bian.

"Namira tidak mengerti bagaimana rasanya cemburu, tapi Namira sedikit kaget jika kalian berpelukan dengan sangat hangat pada wanita lain," jawab Namira yang sesuai dengan apa yang di dalam hatinya dan itu yang dia ucapkan.

Bian tersenyum tipis mendengarnya yang tiba-tiba saja membawa istrinya itu ke dalam pelukannya.

"Lalu apa setelah ini kamu jauh lebih tenang?" tanya Bian yang membuat Namira menganggukkan kepala.

"Itu artinya kamu memang cemburu Namira. Kamu cemburu dengan apa yang terjadi," ucap Bian.

"Maafkan aku Namira yang sudah membuat posisi kamu seperti ini dan jujur aku tidak bermaksud sama sekali. Aku tidak ingin membuat kamu gelisah dan apalagi harus sampai cemburu. Aku benar-benar merasa bersalah," ucap Bian yang membuat Namira menganggukkan kepala.

Mereka berdua sudah melepas pelukan itu dan Bian menoleh ke arah tangan Namira yang melihat bekal yang dibawa istrinya yang sudah dijanjikan tadi pagi.

"Ini makan siang untukku?" tanya Bian yang membuat Namira menganggukkan kepala.

"Ayo kita makan bersama-sama!" ajak Bian.

Namira lagi-lagi mengangguk dan suaminya itu menggenggam tangannya yang membawanya meninggalkan tempat itu. Angela mantan kekasih Bian jelas melihat hal itu bagaimana manis dan hangatnya pasangan suami istri yang tidak berlebihan itu.

Tidak perlu berdebat panjang untuk kesalahpahaman di antara mereka dan juga berbicara lembut yang ternyata hubungan mereka adem ayem.

"Aku sangat mengenal siapa wanita itu. Sebelum kita berdua menjalin hubungan lebih dekat, kamu berapa kali pernah menyebutkan namanya sebagai teman masa kecil kamu yang sangat kamu rindukan. Bian apa mungkin karena menikah dengan Namira kamu bisa semudah itu melupakan hubungan kita dan jika Namira adalah wanita lain dan mungkin kamu tidak akan secepat ini mengambil keputusan tentang hubungan kita," batin Angela yang bagaimana pun dipenuhi dengan rasa cemburu melihat mantan kekasihnya sangat mudah cepat dekat dengan wanita lain.

Sekarang entahlah bagaimana perasaan Angela, apakah dia akan terus mengejar Bian yang sudah jelas-jelas sangat peduli dengan perasaan istrinya atau lebih memilih mundur yang membiarkan orang yang dia cintai bahagia dengan wanita yang sebenarnya juga sangat tidak asing bagi Bian.

****

Namira dan Bian yang ternyata memilih makan di atap gedung, sembarangan atap gedung yang mana atap gedung itu terlihat sangat rapi dan terdapat ada bangku di sana Dan juga meja di tengahnya.

Namira yang terlihat menyiapkan makanan untuk suaminya mengeluarkan dari susunan tempat bekal dan melihat bagaimana ekspresi Bian yang sudah tidak sabar memasak makanan itu.

"Ini masakan kamu yang kamu katakan tadi pagi?" tanya Bian.

"Benar sekali! Namira sangat berharap jika Kak Bian akan menyukainya," jawab Namira.

"Kamu memasaknya begitu sangat excited sekali dan bagaimana mungkin aku tidak menyukainya," ucap Bian.

"Belum mencobanya sudah mengatakan hal seperti itu," sahut Namira yang mengeluarkan senyum sedikit.

"Ayo Kak Bian! Ada sebaiknya langsung saja kita nikmati makanan ini. Namira sebenarnya juga sudah sangat lapar," ucap Namira yang membuat Bian menganggukkan kepala.

Tanpa menunggu lama-lama yang akhirnya Bian mencicipi masakan istrinya untuk pertama kali dan Namira terlihat sangat menunggu reaksi dari suaminya itu.

"Enak," sahut Bian yang membuat Namira tersenyum jelas merasa sangat bahagia sekali jika mendapatkan pujian dari masakan pertama kali untuk suaminya.

"Kamu juga makan!" titah Bian membuat Namira duduk di samping Bian dengan keduanya menikmati makan siang itu bersama-sama.

"Kak Bian sering makan di tempat ini atau bagaimana?" tanya Namira.

"Kalau untuk makan justru Ini pertama kali, tetapi ketika penat dengan pekerjaan maka akan ke atap gedung sesekali untuk merefleksikan otak," jawab Bian.

"Kak Bian bukannya memiliki bisnis di Luar Negeri dan bagaimana ceritanya bisa menjadikan tempat ini sebagai tempat untuk merefleksikan otak?" tanya Namira.

"Sesekali saya juga mengecek perusahaan di Jakarta dan terkadang liburan di Jakarta dengan liburan pekerjaan yang pasti setiap hari harus bekerja," jawab Bian.

"Apa Kakak sering pulang ke Jakarta?" tanya Namira yang membuat Bian menganggukkan kepala.

"Hmmmmm, kira-kira setahun berapa kali?" tanya Namira.

"Hmmm, terkadang 3 bulan setelah di Luar Negeri, maka akan ke Jakarta 2 minggu bahkan sampai 1 bulan dan mungkin setahun bisa 3 sampai 4 kali," jawab Bian.

"Hmmmmm, padahal Kak Bian sering pulang ke Jakarta tetapi tidak pernah ingin berkunjung ke pesantren untuk menemui Namira. Berarti benar. Kak Bian sudah melupakan Namira," ucap Namira.

"Tidak Namira, Saya tidak melupakan kamu sama sekali dan terkadang ada keinginan untuk ke pesantren sekedar bersilaturahmi dengan tante dan juga Om. Apalagi ingin bertemu dengan kamu atau Ilham. Tetapi karena .."

"Tidak memiliki waktu?" Namira memotong kalimat Bian membuat Bian menggelengkan kepala.

"Bukan karena itu. Aku hanya khawatir jika akan mengganggu kamu. Kita bukan anak kecil lagi jadi jika bertemu akan terasa begitu sangat canggung," jawab Bian.

"Tetapi jika sejak awal ke Luar Negeri dan saat pulang ke Jakarta kakak menyempatkan diri untuk datang ke pesantren, maka rasa canggung itu tidak akan ada karena seterusnya akan seperti itu," ucap Namira.

"Kamu benar! Seharusnya saya pulang pertama kali ke Jakarta aku menemui kamu dan seterusnya akan sampai seperti itu sampai kita dewasa dan sampai saat ini. Tetapi aku juga tidak menyesal untuk tidak bertemu dengan kamu karena pada akhirnya kita juga akan menikah," ucap Bian.

"Iya juga sih," sahut Namira menganggukkan kepala dan keduanya kembali melanjutkan makan bersama.

Bersambung.....

1
🌷💚SITI.R💚🌷
baru baca lg
Angga Gati
❤❤❤❤❤❤❤❤❤👍👍👍👍👍
Teh Euis Tea
wahhh tamat dan happy ending, makasih thor atas ceritanya yg luar biasa ada gemesnya, aku jg terbawa baper sm emosi sm namira pojoknya ceritanya keren
sehat selalu untuk othor
aku sudah baca novel othor baru
Teh Euis Tea
alhamdulilah nayra sudah ada jodohnya dan persahabatan mereka tetap terjalin, saling memaafkan, semoga bersahabatan mereka langeng punya anak sama2
Teh Euis Tea
syukurlah klu zahra udah ga panik lg, sudah iklas karna si ferdi jg sudah meninggal jd ga usah takut lg
Teh Euis Tea
innalilahiwainnailaihirojiun, turut berduka cita, ferdi yg tenang ya disana skrng aku jg sudah lega km punya anak wlu anak itu lahir karna kebodohanmu
Teh Euis Tea
si ferdy di bikin meninggal aj dari pd menganggu zahra sm rafa trs
zahra sudahi traumamu, kasihan suamimu beri dia hakmu sebagai suami dgn berhak nafkah bathin darimu
Teh Euis Tea
othor sayang, namanya suka ketuker tuker ya, ada beberapa dialog yg ketukar nama
Rieya Yanie
zahra harusnya diajak ke psikolog biar traumanya hilang
Endang 💖
udahlah pulangkan aja nayra tu ke tmpat orang tua nya tingkahnya udh kelewatan batas
Teh Euis Tea
nah hrs di bongkar semua bian, biar si nayra kapok
Oma Gavin
nah bener itu bian kuliti nayra didepan keluarga nya biar tau rasa dasar pelakor berkedok muslimah iri hati kok dipelihara bukannya tobat minta maaf malah sengaja jadi kompor buat pernikahan namira dan bian ricuh dan kamu dgn bangga nya akan nyusul sebagai penengah sambil menyelam mau bunuh namira sayang nya bian tetap kekeh mencintai Namira, sadar ngga loe pelakor malu tau ditolak mentah-mentah
Nifatul Masruro Hikari Masaru
kok nama pemeran sering ketukar ya
Endang 💖
aduh baik bgt Ilham,
Oma Gavin
bisa ngga nayra dijodohkan sama ferdi saja dua orang dgn kelakuan yg sama, gedeg banget lihat kelakuan nayra kok bisa namira dan zahra punya sahabat yg iri hati nya kelihatan banget
Teh Euis Tea
ilham suami yg sangat sabar dan mencintaimu zahra udahlah tutup masa lalumu hilangkan masa lalumu perlahan km pasti bisa zahra
nayra ngapain km nanya namira datang sm bian ga sopan bgt km
Teh Euis Tea
zahra jujur sm ilham biar ilham cari solusinya jgn biarkan ferdi menganggumu lg
Teh Euis Tea
mudah2an namira hamil ya kali ini
duhhh jgn sampe rafa anaknya ferdy ga iklas bgt klu sampe itu terjadi
Oma Gavin
feeling ku nayra tetap akan nekat selalu mendatangi bian di kantor tanpa sepengetahuan namira, tinggal nanti bian jujur tidak sama namira dan berani tegas mengusir nayra
Teh Euis Tea
nayra ya ampun ko km jd begitu sih ga tau malu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!