Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Tiba-tiba Jhon masuk kedalam apartemen diikuti Lala yang sudah ganti baju .
" Lala " Atlas langsung merangkul Lala yang tengah menjilati es krim keatas pangkuan nya, memeluk bahkan mengecupi nya berkali-kali.
" Lala ampunilah aku, kamu harus mengecup setiap bagian tubuhku agar jejak menyentuh wanita jalang ini hilang " ucap Atlas menatap Sania yang sudah shock depan tatapan jijik .
" Sini Lala gigit " Lala juga memasukkan telunjuk Atlas kedalam mulutnya.
" Ternyata Om Jhon sangat kaya raya seperti mu , Dia memberikan Lala hadiah mobil " kata Lala dengan sangat senang menunjukkan kunci mobil yang dipegangnya.
" Tentu saja , karena sebenarnya Jhon itu juga adalah seorang milyarder" ucap Atlas mengatakan kebenaran pada istrinya dan secara tidak langsung pada Sania yang duduk disampingnya.
" Jhon selesaikan masalah mu , aku harus pulang karena sudah malam dan besok Lala juga sekolah" ucap Atlas menggendong Lala hanya dengan sebelah tangan saja .
" Om ayo kita pulang dengan mobil baru Lala " ucap Lala memeluk leher Atlas yang berjalan menggendong nya.
" Lala terlihat jauh lebih tenang apa tadi Jhon memberinya beberapa pengertian?" batin Atlas yang masih terbayang wajah marah Lala dengan tatapan setajam mata elang .
Sesampai di mobil Atlas membukakan pintu untuk " Wahhh, mobilnya sangat bagus " senang Lala masuk dengan excited.
" Aku juga memberimu mobil kemarin tapi kamu tidak se senang ini ?" pertanyaan Atlas memakaikan sabuk pengaman untuk Lala.
" Siapa yang tidak akan senang Om kalau mobilnya bertambah" kata Lala yang tidak bisa memungkiri hal itu .
" Demi tuhan Om Jhon itu benar-benar ahli dalam menyamar bahkan Lala sendiri juga berpikir dia hanya bekerja sebagai Asisten Om selama ini " kata Lala .
" Tapi Lala kasihan melihat Om Jhon tersakiti, padahal dia mencintai wanita itu dengan tulus " ucap Lala menatap Atlas yang tengah menyetir.
" Apa lagi aku Lala, Aku menjadi saksi bagaimana Jhon sangat mencintai Sania tapi malah penghianatan yang dia dapatkan" ucap Atlas yang bisa merasakan luka hati sahabatnya.
" Tapikan untung juga Om Jhon menyamar sehingga dia bisa tau bagaimana sifat wanita itu " ucap Lala yang diangguki Atlas .
" Lala kasihan banget tadi melihat Om Jhon yang saking hancurnya sampai menangis " ucap Lala .
" Jhon menangis?" kata Atlas menjadi terdiam tak tau lagi apa yang harus dia katakan.
" Iya , karena kasihan jadi Lala peluk " kata Lala yang membuat Atlas langsung merem mendadak .
" Kamu memeluknya?" tanya Atlas menatap Lala intens.
" Apa yang bisa Lala lakukan untuk meredakan kesedihan nya selain memeluk agar lebih tenang , Lala tidak tau harus apa lagi Om " kata Lala dengan begitu polos .
" Dia terlihat sangat hancur namun Lala juga tidak tau apa yang harus Lala katakan, jadi Lala memeluknya " ucap Lala yang dari tatapan matanya terselip ketulusan.
Atlas kembali mengendari mobilnya karena melihat ketulusan dimata Lala tanpa berniat apa-apa membuat Atlas tak punya alasan untuk memarahinya.
" Lala tapi mulai hari ini kamu tidak boleh memeluk pria lain dengan alasan apapun tanpa seizin aku " ucap Atlas setelah lama saling diam .
" Kenapa tidak boleh bahkan aku berencana memeluk semua laki-laki dirumah Om " ketus Lala menatap Atlas sinis .
" Sayang kamu tau dari awal ini hanya sebuah drama untuk memecah konspirasi, kenapa kamu tiba-tiba marah dan mengambil hati tindakan yang aku lakukan " ucap Atlas yang bukan tanpa sebab bicara seperti tadi .
" Jangan panggil Sayang, Lala nggak suka " ucap Lala membantah dengan tegas .
" Baiklah , Baby berhentilah marah aku lelah kamu diami 3 hari ini " ucap Atlas memegang tangan Lala .
" Om menyetir saja yang benar nanti kita kecelakaan " ucap Lala menarik tangan nya namun Atlas tidak mau melepaskan.
" Katakan padaku kalau kamu mencintai ku " ucap Atlas menyetir sambil memegang sebelah tangan Lala .
" Bagaimana bisa aku mengatakan sesuatu yang aku tidak tau kebenaran nya " ucap Lala turun dari mobil dan berlari masuk kedalam rumah begitu sampai.
" Jhon semoga kau bisa melewatinya" ucap Atlas yang malah kepikiran betapa hancurnya perasaan Jhon mengetahui fakta .
Sesampai didalam kamar Atlas mengganti bajunya dengan piyama lalu naik keatas ranjang dan ikut berbaring disamping Lala .
" Kamu tidak ganti baju " tanya Atlas menatap Lala yang main ponsel di samping nya .
" Tidak, baju ini cukup nyaman untuk dibawa tidur " kata Lala tanpa mengalihkan tatapan nya dari ponsel .
" Lala aku ingin minta maaf karena sudah menyentuh wanita lain walaupun ini bagian dari siasat yang kita buat bersama Jhon " ucap Atlas yang sampai sekarang belum tenang hatinya.
" Itu hak Om untuk menyentuh siapapun bukan hak aku,"
" Lala , bagaimana mungkin kamu mengatakan itu aku adalah suami kamu " ucap Atlas yang tidak setuju jika Lala merasa tidak punya hak untuk marah padanya .
" Kamu boleh marah dan berhak untuk cemburu " pernyataan Atlas .
" Kalaupun berhak Lala tidak akan menggunakan hak itu, bikin sakit hati saja " ketus Lala menaruh ponselnya diatas meja lalu berbaring memunggungi Atlas .
" Kita belum selesai bicara " Atlas meraih Lala hanya dengan sekali tarikan Lala sudah kembali menghadap nya .
Mereka saling tatap mata dalam waktu cukup lama sampai timbul desiran aneh dihati masing-masing hingga mereka berdua merasa canggung .
" Om ingin mengatakan apa lagi?" tanya Lala berbaring menghadap Atlas .
" Aku ingin kita menjalani pernikahan layaknya pasangan pada umumnya" ucap Atlas menopang kepala nya dengan sebelah tangan dan mengelus pipi Lala .
" Om tapi kan Lala," Atlas langsung menutup bibir Lala dengan telunjuk itu .
" Kita akan memulainya dengan perlahan dari hal yang paling kecil " ucap Atlas mengecup kening Lala .
Tiba-tiba suara petir terdengar bergemuruh dengan angin kencang dan bersamaan dengan itu turun hujan lebat .
Atlas turun dari ranjang lalu menutup pintu balkon serta gorden dan kembali kesamping Lala .
" Ayo kita tidur ini sudah malam " ucap Atlas menarik selimut dan mematikan lampu utama kamar .
" Lala apa kamu mau aku peluk ?" tanya Atlas yang sudah sejenak memejamkan mata namun karena ingat satu hal membuatnya kembali membuka mata .
Lala langsung masuk kedalam pelukan Atlas untuk mencari kehangatan di malam yang tiba-tiba menjadi dingin karena hujan deras.
...........
Atlas bisa merasakan tangan nakal Lala masuk kedalam baju namun dia memilih diam seolah telah tertidur lelap dan tidak berniat juga untuk melarang Lala melakukan itu jika dia memang ingin .
" Om emang tampan , Lala selalu merayap diatas tubuh Om setiap malam " ucap Lala yang mungkin terdengar mengejutkan namun dia memang melakukan itu pada Atlas setiap malam .
Sejak menikah Lala sangat penasaran bahkan otaknya selalu mendorong Lala untuk menyentuh tubuh Atlas setiap malamnya.
" Nggak dosa kan Om " kata Lala dengan suara pelan melepas kancing piyama Atlas lalu menusuk-nusuk dada Atlas dengan telunjuknya.
" Lala benar-benar nakal bahkan dia selalu melakukan apa yang disuruh oleh nalurinya" batin Atlas yang sudah tegang sendiri jadinya