Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 35
TERPERGOK!!
Berada di dalam bak mandi dengan berendam susu. Kalindi mencelupkan seluruh tubuh hingga kepalanya cukup lama. Saat dia kembali muncul, ia mengusap kepalanya dan mencoba tenang atas apa yang terjadi.
“Hffuuu.... Aku harus mencari tahu, aku tidak boleh lengah. Jangan remehkan wanita itu.” Gumam Kalindi.
Sementara diruangan Raziq yang hening. Tiba-tiba suara gaduh mulai muncul yang menghentikan tangan pria itu yang sibuk menulis. Bruakk!!! Seketika pintu tiba-tiba dibuka kasar saat seorang wanita dengan kaos biru muda polos dan rok panjang selutut, datang marah-marah seraya menangis.
“APA YANG SUDAH KALIAN LAKUKAN HAH?? DI MANA SUAMIKU?? DI MANA DIA??!!” sentak wanita itu yang ternyata istri dari penjaga bernama Riko.
Tentu, Raziq beranjak dari duduknya dan menatap marah ke wanita asing tadi yang kini sudah dipegangi oleh dua penjaga.
“Siapa yang kau maksud?” tanya Raziq dengan nada santai namun tegas.
“Riko! Dia penjaga di penjara bawah tanah! Dia ditugaskan menjaganya setiap malam, tapi sudah dua hari dia tidak ada kabar bahkan hilang. DI MANA KALIAN SEMBUNYIKAN HAH??!” kesalnya hingga tak bisa menahan air mata.
Mendapatkan cerita seperti itu, tentu saja Raziq berkerut alis. Pria itu menyuruh para penjaga tadi mengeluarkan istri Riko, namun wanita itu memberontak. “LEPASKAN AKU!!! AKU INGIN SUAMIKU KEMBALI, LEPASKAN!!! BIARKAN AKU BERTEMU DENGAN NYONYA KAIRA!!!!” kata wanita itu yang seketika Raziq menyuruh penjaga tadi berhenti.
“Lepaskan dia.” Pintanya.
Kini dengan napas memburu, wanita itu menatap marah dan takut ke Raziq yang mulai berjalan ke arahnya.
“Kenapa kau mencarinya?”
“Karena dia tahu, dia juga mencari suamiku. Dan aku ingin bertanya kepadanya, siapa yang membuat suamiku hilang.” Jelas wanita itu dengan rambut tergerai berantakan.
“Kenapa kau sangat yakin dengan nya? Dia juga seorang pembunuh.” Kata Raziq yang langsung membuat wanita tadi terdiam.
Ya, ia hampir melupakan berita tersebut. Masih belum ada bukti dari pihak Kaira sendiri meski Kairo sudah memberikan bukti tentang kematian ibunya dan pelayan itu.
Raziq berjalan perlahan dan berdiri saling membelakangi. “Archipelago akan memberimu lima batang emas, satu rumah dan uang kepadamu. Anggap saja itu adalah harga dari suamimu yang hilang tanpa sepengetahuan ku.“ Kata Raziq dengan angkuh meski dia yakin, penjaga itu pasti ada sangkut pautnya dengan Kalindi.
Istri Riko tadi terdiam dan menangis saat dia malah mendapatkan hadiah atas hilangnya suaminya yang sudah meninggal itu.
Saat Kalindi hendak menuju ke ruangan Raziq. Wanita itu menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik dinding seraya mengintip sedikit ketika melihat keberadaan istri dari Riko. “Haisss.... Kenapa dia masih datang? Padahal aku sudah memberinya uang.” Gerutu Kalindi menatap kesal.
“Uangnya di buang, Nyonya. Aku melihatnya dia melempar koper berisi uang ke halaman depan.” Jelas Raka yang didengar oleh Kalindi.
Tentu, wanita itu hanya berdecak kesal. “Dasar orang tidak bersyukur, dia seperti tidak membutuhkan uang saja.” Kesal Kalindi yang disetujui oleh Raka.
Sementara di lorong lain, Kaira sudah berjalan cepat seraya memegangi erat ponselnya usai ia mendapatkan video jelas dari kegaduhan di ruangan Raziq tadi. Sungguh, itu adalah adrenalin baginya, jika dia ketahuan, mungkin tamatlah riwayatnya.
“Nyonya! Anda butuh sesuatu?” tanya pelayan yang masih ada di dapur.
Kaira menatap dan memperhatikan para pelayan di sana dengan hati-hati. -‘Jangan terlalu mencolok, mungkin saja diantara mereka adalah pengikut nya nyonya Kalindi.’ Batin Kaira yang tetap tenang dan waspada.
“Aku ingin jamu sinom. Aku ingin meminumnya sebelum tidur, sudah lama aku tidak meminumnya!” kata Kaira sembari tersenyum ramah.
Para pelayan di sana saling memandang. “Maaf nyonya! Di sini, kami tidak pernah membuat jamu. Itu racikan yang khusus dan harus benar.” Jelas salah seorang pelayan di sana.
“Lalu dimana anggota Archipelago mendapatkan jamu? Aku ingin minum jamu.” Ucap Kaira.
“Anggota keluarga biasa memesan jamu di nenek tua yang tinggal di balik gedung tinggi. Itu kawasan yang tak terpakai. Tempatnya tidak jauh dari sini, dan tempat itu sudah sangat lama menjual jamu.” Jelas pelayan di sana dengan jujur.
“Jika Anda mau, besok pagi-pagi kami akan membelinya untuk stok Anda, nyonya.” Kata pelayan lain.
Kaira menolaknya halus. “Tidak perlu, aku akan meminta ke ibuku saja!” ucap Kaira yang masih tersenyum, hingga dia pamit pergi dengan sopan.
Saat dalam perjalanan kembali ke kamarnya, Kaira teringat akan ucapan suaminya soal periksa cctv jalanan. Namun di sisi lain, Kaira bingung karena tidak memiliki pembantu untuk diajak nya. “Lupakan saja.” Ucapnya pasrah dan sontak menghentikan langkahnya saat melihat Kairo yang baru saja masuk ke kamar lain seperti biasa.
Ada rasa penasaran dalam benak Kaira. Ya, meski suaminya itu mengabaikan nya, tapi dia masihlah istri Kairo bukan. “Mengintip saja tidak masalah kan.” Gumam Kaira yang dengan berani dia menghampiri kamar suaminya, membuka pelan pintu warna putih dengan garis emas itu hingga benar-benar dapat melihat ke dalam ruangan.
Kedua mata Kaira melotot saat ia melihat adanya wanita di sana. Seorang wanita yang berjalan cantik menuju ke rak buku bertema vintage.
Tentu, dia tak tinggal diam dan langsung membuka pintu lebar-lebar sampai bersamaan dengan Kairo yang langsung berdiri di belakang wanita tadi. Jarak yang dekat dan kedekatan yang intim membuat Kaira bernapas memburu.
Sementara Kairo dengan tatapan tajam, dia hanya menoleh ke kanan saat tahu istrinya ada di sana. Sementara wanita dengan bibir merah, rambut terkuncir rendah nan rapi, serta setelah jas yang rapi— wanita itu ikut tegang dan diam mengikuti arahan Kairo saat ini.
“Siapa yang menyuruhmu masuk?” tanya Kairo dengan tatapan tajam. “KELUAR!” sentak nya yang langsung membuat Kaira tersentak kaget hingga dia benar-benar sakit di hati melihat semua itu, apalagi suaminya mengusirnya.
Dengan kedua mata berkaca-kaca, Kaira langsung melangkah pergi seraya menahan tangisnya.
Bukan tanpa alasan Kairo mengusirnya, tangan kirinya sedang menahan rak buku yang terbuka. Saat Kaira sudah pergi, pria itu menyingkirkan wanita tadi dan menutup kembali rak buku yang hampir ketahuan.
“Apa kau tidak bisa Berhati-hati?” tegas Kairo menatap tajam ke wanita dengan setelan jas hitam itu.
“Maafkan saya, Tuan. Saya tidak akan mengulanginya.“ Ucap wanita itu dengan penuh penyesalan.
Kairo mencoba tenang meski dia harus menyentak istrinya agar tidak melihat apa yang ada di balik rak bukunya itu. Jika tidak, maka semuanya tidak akan sesuai rencana awalnya.
“Pergilah dan datang lagi besok malam. Lain kali Berhati-hatilah, atau kau akan bertanggung jawab.” Ancam Kairo yang memberinya peringatan keras.
Wanita itu pergi, dan Kairo mengusap wajahnya kasar dan mendongak dengan kepala pusing saat ini. “Shit! (Sial)!”