NovelToon NovelToon
Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Suami Tak Berguna / Pelakor jahat / Saudara palsu
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Pchela

Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.

Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

“ Bu!! Lihat!! Ini ulah anak nggak berguna itu bu!! Aku nggak mau tahu!! Hukum dia sekarang juga!! Aku nggak mau kalah dari anak nggak berguna itu!!” Kesal Mila mengadu pada ibunya.

Maya yang melihat benjolan merah di dahi Mila lantas beranjak dari duduknya. “Wahh’!! Kurang ajar itu anak belagu!! Awas saja dia! Habis ini Herman bakalan pulang! Kita laporkan dia! Biar di usir dari rumah. Bisa-bisanya dia berani dengan anak kesayangan ku ini! Awas aja itu anak nggak guna!!” Kesal Maya.

“Iya Bu! Pokoknya laporkan dia!! Biar di usir aja sekalian sama Om Herman! Dia tidak tahu siapa yang di sayang Om Herman sekarang! Udah jelas pasti aku!!” Ucap Mila sambil tersenyum-senyum sendiri.

Dia merasa Herman lebih berpihak kepadanya daripada anak kandungnya sendiri. Pikiran seperti itu bermula dari Herman yang nurut saat dia pengen beli montor baru.

“Yah. Ibu setuju!Asal kamu tahu juga! Uang buat pembayaran seragam dan pembayaran sekolah anak belagu itu, udah mama ambil! Jadi, kita bisa belanja-belanja sekarang!!” Ucap Maya sembari mengeluarkan lembaran uang berwarna merah sebanyak lima belas lembar. Dan itu semua adalah uang untuk pembayaran sekolah Intan yang diberikan oleh ayahnya.

“Wahh, Bu! Pinter banget! Kita belanja sekarang ya! Aku mau beli baju, beli lipstik, beli alat makeup dan mau beli paket data juga. Biar aku bisa kabar-kabaran sama si om-“ Ucap Mila terpotong saat Maya melihatnya dengan tatapan melotot.

“Om? Om siapa maksud kamu! Jangan aneh-aneh kamu!!” Kata Maya, Mila yang di marahin seperti itu hanya cengengesan. Maya menoyor kepala Mila lalu berlalu masuk kamar untuk mengambil uang yang bukan haknya itu.

Uang itu sebenarnya adalah sisihan uang yang di simpan oleh Herman untuk Intan. Saat Mila meminta motor, Herman harus menjual hewan ternak sapi nya, sebanyak tiga ekor. Sapinya belum terlalu besar tapi karena mendesak dia terpaksa menjual dengan harga murah. Hingga Herman bisa men-dp motor baru untuk Mila.

Dan sisa uangnya dia simpan untuk biaya sekolah Intan. Herman merasa malu dengan anak kandungnya yang tidak pernah mengeluh dan meminta apapun dengannya. Intan selalu berjuang sendiri untuk mendapatkan sesuatu, berbeda dengan Mila anak tirinya yang selalu meminta serta mengancam jika permintaannya tidak dituruti.

Herman sudah menyimpan uang itu di bawah bantal tidurnya, agar Maya istrinya tidak melihat dia menyimpan uang untuk Intan. Karena jika Maya tahu dia akan mengambil uang itu, namun karena kelainan Herman. Saat Maya tengah mengganti sarung bantal, dia menemukan uang untuk sekolah Intan. Dan sekarang mau tak mau uang itu sudah berada di tangan Maya, Herman sulit untuk memintanya lagi.

“Hoamm…alhamdulillah, segar juga badanku” Ucap Intan. Saat baru bangun dan meregangkan tubuhnya, ketika dia datang dari mengajar tadi Intan membersihkan dirinya dahulu lalu membasuh badannya. Setelah itu dia memutuskan untuk tidur karena sudah terlalu lelah untuk hari ini.

Intan berjalan ke arah dapur, perutnya sudah bernyanyi tadi nasi gorengnya terasa tidak cukup maklum sekarang sudah hampir setengah enam sore jadi sudah waktunya untuk makan malam.

Intan sudah mengambil frozen food kentang goreng, sosis dan nuggget, yang di belikan oleh Tante Santi kemarin. Intan terpaksa makan-makan seperti ini untuk beberapa hari kedepan, bukan karena tidak suka makanan sehat tapi karena Intan tidak punya kulkas. Jika dibiarkan diluar takut basi, dan dia juga tidak mau menaruhnya di kulkas karena takut di makan oleh dua nenek lampir itu.

“Wehh!! Ini tabung gas nya mana??” Intan menundukkan kepalanya mencari-cari keberadaan tabung gasnya. Dia sempat berpikir jika tabung gasnya habis tapi jika habis pasti ada tabung gas yang kosong ini tabung gasnya pun tidak ada di tempatnya.

“Ini pasti kerjaan dua nenek lampir itu! Duh!! Ini aku masaknya gimana? Kalau frozen foodnya tidak dimasak sekarang. Ini pasti bakalan basi!” Gumam Intan kesal dia masih memengang tiga bungkus frozen food itu.

Jam menujukan pukul enam sore, kalau dia sekarang pergi ke rumah Tante Santi buat masak dia takut menganggu karena hari semakin malam. Dua makhluk beban itupun tidak ada di rumah Intan merasa sangat lapar sekarang, saat dia menoleh ke arah jendela. Intan melihat ayahnya baru pulang dari pabrik, dia kelihatan sangat lapar juga.

“Kasihan papa pasti lapar setelah capek dari pabrik, apalagi sekarang papa ke pabrik bulak balik jalan kaki. Huh,..aku juga nggak bisa bantu papa, aku nggak tau cara masaknya sekarang gimana nggak ada tabung gas. Aku ambil roti aja deh buat pengganjal perut sekalian buat papa juga.” Intan kembali ke kamarnya guna mengambil roti yang masih tersisa di kamarnya.

1
Diajeng Ayu
alah taik" naif bgt jdi orang cih
Nadira Bugis
kapan updet lagi thor
Tu_
Menarik
Tu_
kok jadi ibu mertuanya? ibu tirinya kali thor!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!