setelah mengetahui suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri,karna suatu kutukan Kanaya terpaksa harus berada didalam tubuh suaminya yang telah menghianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
Pagi harinya Dedaunan meneteskan sebulir air sisa hujan semalam,suasana berkabut dan dingin yang terasa menusuk ketulang.
Kanaya melipat kedua tanganya,mereka masuk kedalam mobil,dan berniat akan senggera pulang.
" Jeri kita mampir ke tokoh oleh oleh sebentar ya"
" Baik tuan"
Mobil sport itu menepi didepan sebuah tokoh oleh oleh terbesar dikota ini.
" Jeri tolong kamu beli oleh oleh yang paling mahal didalam"
Dirga menyerahkan kartu card-nya kepada jeri,sedangkan kanaya diam,ia tidak akan pernah mau repot lagi untuk membeli oleh oleh untuk mertua dan suaminya kini dia tidak akan peduli lagi dengan mereka.
" Jeri keluar dari tokoh dengan beberapa paperbaq ditanganya.
" Jeri itu terlalu sedikit beli lebih banyak lagi" ucapnya dari balik kaca jendela mobil.
Kanaya hanya terdiam memperhatikan laki laki yang ada disampingnya ini.
" Ini orang beli oleh oleh buat siapa sih? Antusias banget kayak mau beli buat orang satu kampung saja" batinya.
Jeri terlihat keluar dengan banyak paperbag ditanganya sampai dia terlihat keropatan membawanya,ia memasukannya kedalam bagasi mobil lalu ia masuk kedalam dan kembali duduk dikursi kemudi dan kembali melajukan mobilnya.
Hanya hening yang tercipta,sembari kanaya mengutuk dirinya sendiri ketika mengingat ia tertidur satu ranjang dengan pak dirga.
Akhirnya mereka sampai dikediaman Reihan.
" Terimakasih pak karna sudah mengatarkan saya pulang dan masalah presentasi saya,saya janji tidak akan mengulangi kebodohan saya lagi"
" Jeri ambil semua oleh oleh yang kamu beli!"
" Baik tuan"
" Pak dirga memberikan saya oleh oleh sebanyak itu?"
" Itu bukan untuk kamu tapi untuk Kanaya"
" Apa?"
" Bukankah sudah kubilang aku akan menyelamatkan istrimu dari laki laki berensek seperti kamu,kalau kamu tidak mau menukarnya dengan saham yang kutawarkan aku akan merebut hatinya"
Kanaya terhenyu dengan apa yang dikatakan Dirga,tapi dia tidak bisa memungkiri ada desiran aneh yang timbul dari dalam hatinya saat mendengar penuturan dari Dirga.
Dirga keluar dari mobil dengan percaya diri,ia melangkahkan kakinya dengan kharismatik
Jeri mengekor dibelakangnya dengan paperbag sebegitu bnyaknya ditanganya sampai dia terlihat sedikit kerepotan.
Sedangkan kanaya juga mengekori langkah mereka dari belakang sebuah tatapan dan perasaan yang sulit diartikannya saat melihat Dirga berusaha mendekati tubuhnya dalam diri Reihan.
Reihan dibalik tubuh Kanaya muncul dari balik pintu,ia menatap tajam kearah Kanaya yang tengah terdiam.
Lalu pandanganya beralih kepada jeri dan Dirga,ia bisa mengenali wajah itu,wajah dari pria cupu yang sering ia buly dulu.
"Dia pak dirga bosku dikantor" ucap Kanaya.
Reihan tertegun untuk beberapa saat ia sangat ingat tentang Dirga silaki laki cupu yang selalu dihina dan disiksanya dulu.
" Saya membawakan oleh oleh untuk anda dari luar kota"
Reihan meneguk silvanya.
" Silahkan masuk pak" ucapnya gugup.
Semuanya masuk kedalam.
Dirga mengedarkan pandangannya menyusuri tiap tiap sudut rumah.
Dia melihat tubuh Kanaya dari ujung kaki hingga rambut,tampak tubuh Kanaya seperti tidak terurus,tapi tetap saja ia masih kelihatan cantik natural.
Tapi entah kenapa Dirga merasa ada sesuatu yang hambar pada dirinya ketika berhadapan dan melihat tubuh Kanaya.
Tidak seperti saat ia bersama dengan Reihan,ia bisa merasakan sebuah sensasi aneh ketika berdekatan dengan laki laki itu.
Dengan cepat Dirga mengeleng menepis semua perasaan yang tidak normalnya itu.
Ia berusaha meyakini dirinya sendiri bahwa dia normal,dan dia mencintai Kanaya.
" Hmm kenapa pak dirga repot repot membawakan ku oleh oleh sebanyak ini?"
" Ini tidak seberapa,kalau boleh bisakah kamu dan pak Reihan datang ke rumahku untuk makan malam"
Kanaya meneguk silvanya.
" Apa katanya tadi dia mengundang kami berdua makan malam dirumahnya,apa benar apa yang diucapkannya tadi,ia benar benar ingin mendekatiku tapi bukankah yang ada didalam tubuhku itu mas Reihan,aduh tuhan kenapa semuanya menjadi rumit" batinya.
"Baik pak kami akan datang" ucap Reihan kikuk.
"Kalau begitu saya permisi dulu jangan lupa nanti malam saya tunggu" ucapnya menatap Reihan dengan intens sampai sampai Reihan merasa geli dengan apa yang dilakukan oleh Dirga.
Kanaya dan Reihan mengantar Dirga dan jeri sampai kedapan rumah mereka.
Saat mobil Dirga perlahan menjauh dari mereka,Kanaya pun masuk kembali kedalam rumah tapi Reihan menarik tangannya dengan kasarnya.
" Auuuu sakit,kamu apa apansih mas"
" Kenapa kamu tidak menghubungi ku dan meminta izin jika kamu pergi keluar kota bersama Dirga,gara gara kamu dari semalam aku tidak bisa tidur karena khawatir"
Kanaya tersenyum kecut.
" Meminta izin kata mu dan jangan sok khawatirin aku,sejak aku tahu hubungan kamu dengan Aurel saat itu juga hubungan kita sudah berakhir mas, jadi jangan sok peduli dengan aku"
"Kamu lupa ya,bahwa kamu sedang berada didalam tubuh aku,aku hanya ingin tidak mau terjadi sesuatu dengan tubuh aku"
Kanaya menghelai nafasnya,ia hanya berharap semoga jiwanya segera keluar dari tubuh Reihan dan kembali keraganya.
" Sudah mas,aku capek aku mau istirahat"
Kanaya berlalu didepan Reihan,ia melempar jasnya yang ia pakai kesebrang arah dan melonggarkan dasinya.
Ia menghempaskan tubuhnya kekasur empuknya,ia menatap langit langit kamarnya yang berwarna putih tulang.
Ingatannya kembali menerawang kebeberapa jam yang lalu saat ia terbangun memeluk Dirga sebuah senyuman terbit dibibirnya membayangkan espresi panik Dirga.
Sementara Kanaya didalam kamar merilekskan dirinya dengan berbaring diatas kasur yang empuk.
Berbeda dengan Reihan sepanjang hari ia sangat lelah karena harus membereskan rumah,belum lagi mengurus Sintia yang lumpuh.
Terlihat Reihan menyeduh teh hijau untuk Sintia.
" Pueehhhh kamu ngasih garam ya,ini asing banget"
" Maaf ma,mungkin aku salah memasukan gula keteh itu"
" Kamu ya hampir tiap hari kamu bikind mama pusing, semua yang kamu kerjakan tidak ada satupun yang beres"
" Maafkan aku ma"
Sintia memutar kursi rodanya menjauh dari Reihan, sebentara Reihan memijit pelipisnya yang terasa sakit.