NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua: Balas Dendam Anak Tak Di Anggap

Kesempatan Kedua: Balas Dendam Anak Tak Di Anggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Reinkarnasi / Selingkuh / Pengganti / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Xaviera Valcon

Anastasya yang sering di sapa Ana selalu mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya akibat kecemburuan saudara tirinya. Elen selalu merasa tersaingi dengan kecerdasan dan kecantikan Ana hingga di sekolah laki-laki yang Elen sukai ternyata menyukai Ana.

Hingga suatu hari Ana di paksa menikah dengan laki-laki yang Ana tidak kenal yang tak lain adalah kekasih Elen, Elen sengaja menyuruh kekasihnya menikahi adik tirinya untuk memajukan perusahaan sang kekasih karena dengan kecerdasan Ana perusahaan kekasih Elen akan maju dan melambung tinggi.

Namun penderitaan Ana bermula saat dirinya menikah dengan Kevin kekasih Elen, selama menikah Kevin selalu bersikap dingin ke Ana dan Kevin tidak segan untuk menunjukkan keromantisan nya terhadap Elen bahkan Kevin sampai berhubungan badan di depan Ana.

Ana yang sakit hati dan tidak terima dia langsung menampar Elen dan itu membuat Kevin murka dan dari situlah Ana di sekap hingga akhirnya meninggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Ana part 2

Setelah Ana menendang Hendra dan Elen kini dia berjalan ke arah ibu kandungnya. Ana berjongkok membuat Lastri gemetar melihat Ana yang ada di hadapannya. Ana memegang rahang Lastri dengan kuat.

"Anda dan keluarga Anda sangat ingin sekali saya meminta maaf dan mengakui kalau yang salah adalah saya, bukan begitu?" Ucap Ana datar.

"Sampai kapanpun saya tidak akan meminta maaf dan mengakui kesalahan yang tidak pernah saya lakukan. Saya tegaskan lagi sama Anda Nyonya Hutama, saya tidak akan meminta maaf ataupun mengakui kesalahan yang bukan saya lakukan." Lanjut Ana.

Degh

Lastri yang mendengar panggilan nama yang di semakan putri kandungnya sendiri. Lastri mematung rasanya seperti ada sesuatu yang aneh di hatinya kala mendengar anak yang dia lahirkan tidak lagi memanggil dirinya Mama.

"Ka...... kamu panggil Mama apa?" Tanya Lastri terbata-bata dan tidak terasa air matanya jatuh.

"Jangan pernah sebut nama Anda sebagai Mama! Anda bukan Mama saya, Mama saya sudah lama meninggal." Jawab Ana datar.

"Kurang ajar kamu Ana, Mama masih hidup dan Mama belum mati." Ucap Lastri terbata-bata.

"Karena kenyataannya memang seperti itu kan? Nyonya Lastri Hutama adalah Mama Elen Hutama. Bukan Mama Anastasya Bagaskara." Jawab Ana penuh penekanan.

"Ana." Panggil Lastri terpotong.

"Aku sudah kehilangan Mama sejak lama. Mamaku sudah lama mati dan yang ada di hadapanku sekarang ini adalah seseorang yang mirip dengan Mamaku saja."Jawab Ana cepat.

"Berani-beraninya kamu menyangkal Mama sebagai Mama kandung kamu Ana! Mama ini Mama kandung kamu dan orang yang sudah melahirkan kamu." Jawab Lastri emosi.

Ana mencengkram dagu Lastri semakin kuat, dia meluapkan semua emosionalnya saat mengeluarkan semua uneg-uneg nya kepada ibu kandungnya.

"Justru karena Anda yang susah payah melahirkan saya ke dunia ini, makanya saya bingung dengan sikap Anda yang membenci darah daging nya sendiri dan lebih menganggap anak tiri Anda seperti anak kandungnya." Ucap Ana datar.

"Bukannya sebagai seorang Ibu Anda akan menjadi garda terdepan saya di saat darah daging Anda dalam masalah bukan? Dan seharusnya Anda yang membela dan melindungi anaknya ketika di sakiti oleh duni. Seorang ibu yang seharusnya menjadi sandaran ketika anak-anaknya sedang rapuh dan kesepian, tapi kenapa Anda tidak pernah melakukan itu sama anak kandung Anda sendiri dan lebih condong ke anak tiri Anda yang sangat Anda sayangi! Kenapa Anda yang menjadi sumber luka yang paling menyakitkan dalam hidup saya? Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, kok ada ya seorang ibu kandung membenci anak yang dia lahirkan! Dan kenapa seorang ibu lebih sayang sama anak tirinya yang sudah jelas-jelas bukan darah dagingnya sendiri." Lanjut Ana datar memandang tajam ke arah Lastri.

Mulut Lastri seketika bungkam dan dia merasa sesak di dadanya saat mendengar semua uneg-uneg Ana. Lastri tidak tau harus menjawab apa sedangkan dia sendiri juga bingung kenapa dirinya membenci putri kandungnya sendiri dan kenapa dia bisa setega itu terhadap putri kandungnya.

Ana melepaskan cengkraman dagu Lastri dan Ana berdiri dari hadapan Lastri tidak lupa Ana menginjak tangan sang ibu dengan kuat, tangan yang sudah sering kali menyiksa tubuh Ana.

Lastri hanya bisa mengerang kesakitan dan menangis sedangkan Elen dan Hendra yang melihat itu tidak bisa bereaksi apa-apa karena mereka juga kesakitan. Sebelum Ana benar-benar pergi dari tempat itu, Ana menoleh ke arah Hendra dan Elen yang masih terbaring di tanah. Ana berjalan mendekat ke arah Hendra dan Elen, sesampainya Ana menendang selangkangan Hendra dengan kuat dan menonjok wajah Hendra sampai keluar darah dari hidung nya. Elen yang melihat itu terbelalak dan ketakutan, Elen merangkak mundur dari jangkauan Ana karena takut di hajar lagi.

Ana yang melihat itu tanpa bersuara langsung melompat ke atas tubuh Elen dan menghantam kepala Elen dengan kuat. Elen yang batu sadar dari pingsannya seketika pingsan lagi akibat hantaman dari Ana.

*****

Setelah kejadian itu Ana lebih berhati-hati saat keluar dari kontrakan dan dia tetap berpenampilan culun. Ana bahkan menambahkan tompel di pipinya untuk mendalami penyamaran nya.

Sedangkan di kediaman Hutama Lastri masih termenung dengan semua kata-kata dari putri kandungnya. Lastri merasa dunianya seolah runtuh saat tahu anak yang dia lahirkan kini sangat membencinya dan saking bencinya sang putri menganggap dirinya sudah lama meninggal.

Elen yang melihat ibu tirinya merenung mengepalkan tangannya kuat. Sejak kejadian itu Elen takut keluar sendiri karena video Elen yang di hajar habis-habisan oleh Ana tersebar sangat luas. Bahkan Hendra juga tak lupa dari olok-olokan teman-teman dan rekan kerjanya.

Elen semakin menjadi bulan-bulan para ibu-ibu dan perempuan lainnya saat tidak sengaja bertemu di jalan. Apalagi Kevin sekarang seperti ilfeel terhadap dirinya. Elen mendekat ke arah Lastri ingin menegurnya.

"Ma." Panggil Elen.

Lastri tidak merespon dia masih tenggelam dalam lamunannya dan tidak menyadari kalau anak tirinya sedang memanggil. Elen yang melihat itu sangat kesal dan tidak terima.

"Mama." Teriak Elen. Lastri terkejut dan melihat ke arah Elen.

"Maaf Ma bukannya aku bersikap tidak sopan, tadi aku sudah panggil Mama berulang kali tapi Mama gak merespon." Ucap Elen pura-pura bersalah. Padahal sebenarnya dia sengaja berteriak di depan Lastri.

"Maafkan Mama sayang, Mama sedang melamun jadi tidak dengar panggilan kamu." Jawab Lastri lirih.

"Ia Ma, apa Mama masih kepikiran dengan kata-kata Ana? Saranku Mama gak usah pikirkan, aku merasa kalau Ana memang sengaja mengatakan itu semua sama Mama dan membuat Mama merasa bersalah. Padahal Mama tidak akan mungkin berbuat jahat seperti itu sama Ana, andai Ana tidak berbuat ulah semua ini tidak akan terjadi. Mama orang yang adil sejak dulu dan Mama akan menghukum yang salah dan membela yang benar, Ana saja yang selalu playing victim dan memutar balikan fakta." Jelas Elen. Padahal yang selama ini playing victim dan memutar balikan fakta adalah dirinya sendiri. Tapi Elen tidak mau mengakui itu dan dia anggap dirinya paling benar.

Lastri tidak merespon apa-apa dan dia sama sekali tidak menanggapi ucapan Elen. Dalam hati kecilnya Lastri membantah semua yang di katakan Elen karena yang selama ini di hukum adalah Ana dan yang selalu pura-pura tersakiti adalah Elen.

Lastri sadar kenapa Ana bisa memberontak seperti itu, karena tekanan yang dia miliki dari dirinya sendiri dan juga daei Hendra dan Elen. Hendra selalu memaksa untuk berbuat yang dia suka dan bisa membuat putri kesayangannya senang.

"Apa Mama menyesal?" Tanya Elen lagi. Dia masih mempertahankan muka polos dan pura-pura bersedih.

"Ia Mama menyesal telah berbuat jahat sama anak kandung Mama sendiri. Dan Mama tidak pernah memikirkan sakit hati Ana dan selalu menyalahkan sesuatu yang tidak pernah dia lakukan. Aku bahkan pilih kasih sudah dari dulu sama anak kandung ku sendiri dan sekarang dia sangat membenciku." Jawab Lastri tanpa sadar.

Elen yang mendengar itu mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia tidak terima kalau Lastri berpihak pada Ana dan Lastri harus selalu menuruti apa perkataan Elen. Namun, jauh di lubuk hatinya Elen menyimpan dendam yang teramat dalam kepada Ana.

Elen gak akan pernah rela kalau Lastri berpaling dan berpihak kepada Ana. Selamanya hanya Elen lah yang menjadi kesayangan Lastri dan seterusnya seperti itu, Lastri harus membenci anak kandungnya sendiri dan tidak menganggap Ana sebagai anak.

1
Ayudya
hancur hancur deh Kevin dan elen.
Ayudya
oh ternyata Gisel seorang jalang
Ayudya
widih ga tau apa elen dan akan segera hancur di buat ma ana
Ayudya
ayo ana buat mereka malu dan depresi biar tau gimana rasa sakit dan kecewa
Ayudya
bagus ana kamu buktikan pada semua orang kalau elen dan Kevin adalah pasangan kekasih
Ayudya
ayolah ana jangan mau di tindas ma keluarga kamu.kamu harus tunjukin kalau kamu kuat dan bisa mandiri tanpa mereka
iin marlina
untung istri baru nya cerdas
ChikoRamadani
Ceritanya bagus dan menarik....
penyampaian kata" sangat baik...
Konflik permasalahan nya tidak terlalu bertele" pas alurnya ceritanya tapi tidak buat bosan untuk dibaca....

Semoga sukses kakk othor❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!