"ah...Aku tidak akan memaafkanmu Alaska!! " ucap wanita itu dalam hati setelah melihat tunangannya bermesraan di mansion milik ayahnya dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sepupunya sendiri.
Hubungan yang awalnya terjalin manis dan menyenangkan itu, kini mulai goyah karna hadirnya seorang wanita berhati licik bermuka dua itu, didepan baik di belakang diam diam menusuk.
Tiba tiba ada yang memperhatikan wanita itu dari lama, dan kini ingin mencuri kesempatan untuk menaklukkan hati si wanita itu.
Apakah wanita itu akan takluk oleh nya? ayok ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Lovina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15.TTM
Hari keberangkatan pun akhirnya tiba.
Pak Purnama mengantar kedua orang itu ke bandara dengan sangat berat hati tapi ini juga bagus untuk kesehatan mental putrinya.
"Jef... aku percayakan putriku padamu, jaga dia baik baik hingga kalian kembali lagi! " ucapnya sambil menepuk pundak pria itu dengan penuh harap.
"i.. iya om! " jawabnya sedikit gugup.
"apaan sih pah, ga usah lebay gitu deh. " ucap Jeslin merasa papanya terlalu berlebihan.
"Jes... papa mu itu sayang banget sama kamu jadi kamu harus menghargainya! " ucap Jefan sedikit kesal dengan sikap manja wanita di sampingnya.
Mendengar hal itu, Jeslin tidak menjawab hanya memanyunkan bibirnya.
"hahah... baiklah silahkan pergi dan nikmati liburan kalian yah. Awas nanti ketinggalan pesawat. " Ucap ayahnya melambaikan tangan.
Baru menjauh lima langkah, Jeslin sudah berbalik lagi dan memeluk ayah nya sambil menangis.
"Dasar gadis manja, tadi pura pura jual mahal baru juga lima langkah jaraknya udah berputar lagi. " gumam Jefan tertawa dalam hatinya sambil menggeleng geleng kepala merasa hal itu sedikit lucu.
Setelah puas dengan pelukannya, dia akhirnya pamit dan meminta doa dari ayahnya agar dia bisa melewati masa masa sedihnya dan kembali dengan dirinya yang lebih baik.
Pak Purnama tersenyum terharu melihat tingkah laku putrinya yang masih saja sama dan mengijinkan dia pergi.
"Jefan... jangan lupa yah! " teriaknya memberi isyarat melihat mereka semakin jauh.
"siap om! " balasnya dengan isyarat juga.
Akhirnya mereka lepas landas dan ayahnya hanya bisa melihat pesawat itu semakin jauh terbang hingga menghilang di atas awan.
"Tuan anda sedih? " tanya bi Ainun memperhatikan tuannya berusaha menahan air matanya.
"hah.... seperti yang kamu lihat bi! Ternyata putri kecilku yang sangat manja itu sekarang sudah dewasa bahkan dia udah berani meninggalkan papahnya ini sendirian. "
Bi Ainun tertawa kecil melihat sikap tuannya. Dalam pikirannya, sekarang pria di depannya itulah yang mulai bersikap manja seolah tidak rela di tinggal putrinya.
"kenapa tertawa bi? kamu meledek ku? "
"ah engga tuan.... Non Jeslin udah gede jadi percayalah dia sudah bisa menjaga dirinya sendiri. "
"Jadi menurutmu dia tidak membutuhkan perlindungan ku lagi begitu? "
"Duh... bukan gitu maksud hamba tuan... " jawabnya sambil menepuk dahinya.
"Jadi gimana?? "
"it.. itu... Non Jes.... "
"sudahlah bi ayo pulang. Kalian sama saja! " ucap pria itu memotong kata kata pembantu setia nya itu.
Bi Ainun hanya tersenyum geleng kepala menyaksikan semuanya.
*di kediaman keluarga Anggara.
Satu minggu sudah sejak batal menikah, Alaska tidak pernah lagi mendapat kabar dari Jeslin.
Mulai ada rasa kosong yang tidak bisa dia isi lagi setelah benar benar kehilangan.
Biasanya setiap pagi selalu ada notif pesan sapaan atau kalimat lucu untuk membangunkan dirinya di pagi hari.
"agh... Jeslin... kamu tidak boleh benar benar melupakanku. " Ucapnya sambil memandangi foto yang masih ada di galerinya.
Ada rasa rindu yang sangat dalam ingin bertemu dan memeluknya.
Mungkin dia mulai mengerti ternyata selama ini telah melakukan kesalahan besar dengan menyia nyiakan seseorang yang menyayanginya lebih dari sayang untuk dirinya sendiri.
kenangan manis mereka mulai berkeliaran di pikiran nya.
"Al... ayok bangun nak. Itu Karolin dan calon bayi mu sedang menunggumu di bawah" ucap ibunya dari luar kamar untuk membangunkannya.
"Suruh aja masuk ke sini ma. " jawabnya dengan nada malas.
Mendengar itu wanita itu turun menyuruh Karolin naik ke kamar putranya.
Memang benar Alaska anak yang sangat manja dan tidak suka belajar mandiri dari dulu akibat semua keinginannya selalu dipenuhi kedua orang tuanya tanpa ada penolakan atau niat mengajarkan bagaimana cara mendapatkan tanpa harus meminta.
Beberapa menit berlalu, Karolin masuk dengan model gaun yang sering dikenakan Jeslin.
Tentu saja hal itu membuat pria yang sedang rebahan itu sedikit kaget.
"Jeslin.... " ucapnya membayangkan bahwa yang ada didepannya adalah wanita itu.
"Jeslin?? apa maksudmu Al? Aku Karolin ibu dari anakmu.. " ucapnya tidak Terima.
"Ah.. Karolin sayang maaf, bukan maksudku untuk mengatakan nama itu. Aku cuman mau bilang Jeslin harus menerima ganjaran karena telah mempermalukan kita waktu itu. " berusaha mengarang agar dia tidak tau bahwa nama itu sedang berkeliaran di hati dan pikirannya saat ini.
"benarkah? Aku tidak suka jika kamu harus menyebut nyebut nama itu di antara aku, kamu dan anak kita ini. " mengelus pipi Alaska dengan manja.
"Iya sayang... kamu tenang aja yah jangan terlalu banyak berpikir hal aneh aneh. Aku tidak mau anak kita ikut stres karna ibunya lagi stres. " memegang perut itu dengan lembut.
Hanya dengan kata kata yang sedikit manis, wanita itu sudah terbuai dan percaya.
"Al... "
"iya?? "
"Jadi, kapan kamu akan resmi menjadikanku istrimu? Aku tidak mau saat anak ini lahir, kita belum menikah. " Ucapnya sedikit gemetar.
"Bersabarlah Karolin.... aku juga tidak akan membiarkan anakku lahir tanpa ayah! " Jawabnya seolah meyakinkan tapi tidak dengan kepastian.
"Kenapa kamu selalu menyuruhku sabar dan sabar Al? Perut ini akan semakin membesar kamu paham ga? Aku mau kamu bertanggung jawab dan menikahimu jika tidak aku akan lebih mempermalukan keluargamu lebih dari yang dilakukan Jeslin! " Mulai merasa lelah dengan alasan Alaska sehingga berani mengancamnya.
"Jangan berani melakukannya atau... " berbisik di telinga sambil mencengkram lengan Karolin.
"ah... lepaskan!! Kamu menyakitiku Al! " teriaknya menahan perih di lengannya.
Baru kali ini Alaska berani menyakiti nya seperti itu.
"Agh... keluar Karolin! Aku mau mandi dulu! " ucapnya melepaskan lengan itu dan beranjak ke kamar mandi.
"Al!!! " teriaknya tidak Terima.
"keluar!!! " bentaknya dengan kuat.
Akhirnya Karolin keluar dari sana dengan wajah penuh amarah.
"Ada apa menantu? " tanya ibu Alaska melihat dia keluar dengan kondisi acak acakan.
"ibu.... lihat apa yang dilakukan Al padaku... dia melukaiku bu. " Berpura pura menangis sambil menunjukkan lengannya yang masih ada bekas cengkraman.
Karolin tau wanita itu akan membelanya karna bagaimana pun juga cucunya ada di perutnya.
"Aduh... anak itu benar benar keterlaluan... sini menantu ibu akan mengompresnya dengan air dingin! " mengajaknya duduk.
"bu... kapan Al akan menikahiku? " tanya Karolin dengan nada kasihan.
"iya menantu... ibu akan mempercepat pernikahan kalian. Anak itu tidak akan menolak jika saya yang memintanya maka, bersabarlah sedikit lagi yah? " jawabnya sambil mengompres lengan itu.
"iya bu, tentunya ibu gak mau kan kalau anak ini akan saya berikan kepada orang lain? " ucapnya lembut tapi dengan maksud mengancam.
"Jangan Karolin... itu cucu ibu kamu tidak boleh melakukannya. " Jawabnya sedikit takut.
Dalam hatinya Jeslin tertawa begitu senang dengan hal itu.
Dari sisi manapun kali ini Karolin tetap jadi pemenangnya karna bayi yang ada di dalam kandungannya. Tapi tanpa dia tau kalau di hati Alaska mungkin masih ada nama Jeslin yang masih tersimpan rapih.
Sedangkan saat ini, Jeslin sedang berusaha menyembuhkan bagian dirinya yang terluka dan berharap bisa segera lupa tentang kisah cinta 6 tahun yang akhirnya kandas karna hadirnya orang ketiga disana.