Klan yang kalian kira sudah punah akan kembali
Klan yang kalian takuti dan kalian benci akan menjadi jawaban dari kesembuhan alam di bumi
Gadis itu, telah kembali dengan anugrah kekuatan dari seorang legenda yang pernah dikagumi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MyNamesEel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Mataku mulai terbuka pelan. Aroma kopi dan roti bakar yang kuat menguar masuk ke dalam kamar. Bau wangi itu membangungankan seluruh indraku. Kuregangkan tubuhku dengan santai, senyum kecilku muncul di wajahku yang masih mengantuk. Dia disini. Kurasakan aroma tubuhnya yang semakin hari semakin kuat, yang memberikan rasa candu untukku. Aku bukanlah werewolf, namun bagaimana bisa aku mencium aromanya yang sepekat ini? Bagaimana aku bisa ketagihan dengan feromonnya yang sekuat ini?
Aku bangkir dari tempat tidur dengan gerakan cepat dan pasti. Aku berlari kecil menuju dapur tempat suara panci dan wajan terdengar. Aku bahkan tidak memperdulikan perutku yang ikut bereaksi, berbunyi menanti makanan lezat. Saat ini di pikiranku ada melihat wajahnya yang semalam tidak kulihat.
"Selamat pagi, Mate," sapanya sambil menata meja makan
Aku tersenyum senang bagaikan anak kecil yang disodori permen gulali. Tanpa sadar aku berlari dengan tak sabar ke arahnya. Jarak kami semakin dekat dan ekspresi wajah antusiasnya menyambutku membuatku mempercepat langkahku. Tangannya terbuka lebar seakan dia tahu aku menanti pelukan hangatnya. Begitu sampai, langsung kubungkus tubuh Alpha Arthur dengan pelukan yang erat.
"Wow, apa ada sesuatu yang terjadi, sayang? Sampai kau langung datang memelukku dengan wajah gembira mu itu?" tanyanya keheranan
"Entahlah. Saat ini aku hanya ingin merasakan aroma tubuhmu," jawabku
"Aromaku?"
"Bukankah aneh? Aku bukanlah seorang werewolf. Tapi aku dapat mencium aromamu dan ketagihan dengannya? Aroma yang selalu kurindukan." kataku sambil melepaskan pelukanku
"Meski aku tak tahu jawabannya, tapi aku senang kau bisa merasakan candunya aroma tubuhku sama halnya aku tergila-gila dengan aroma tubuhmu," kata Alpha Arthur sambil merapikan rambutku yang selalu acak-acakan setiap bangun tidur
"Jam berapa kau pulang?" tanyaku padanya yang sedang menggeser kursi dan mempersilahkan aku duduk menyantap sarapan yang telah ia siapkan
"Aku hanya pergi kurang dari dua jam, Mate. Saat aku kembali, kau sudah tertidur lelap." jawabnya
"Benarkah? Kenapa kau tidak membangunkanku?"
"Untuk apa? Kau tidur sangat pulas bahkan tidak menyadari kedatanganku. Apa kau juga tidak sadar jika semalaman aku tidur di sampingmu dan memelukmu?" godanya
"Kau sedang berbohong padaku, bukan? Aku hanya tidur, bukan mati. Mana mungkin aku tidak sadar kalau kau tidur memelukku kemarin malam?"
"Aku tidak berbohong," katanya sambil menunjuk ke arah leherku
Aku memegang leherku dengan sesaat. Apa dia menandaiku? Kurasa tidak mungkin. Aku tidak merasakan rasa sakit, dan saat kuraba tidak ada luka yang terasa. Kupandang dia yang melihatku dengan senyuman nakalnya. Aku mengambil sendok yang ada di meja makanku. Menatap pantulan di permukaannya yang cembung. Wajahku terdistorsi sangat lucu. Dengan mata yang terlihat besar dan hidung dengan bentuk unik. Aku langsung mengarahkan ke arah leherku.
Meskipun tidak terlihat jelas, namun dapat kulihat ada tanda merah lembut di leher kiriku. Tanda merah yang sangat kontras dengan kulit kuning langsatku. Aku menyentuhnya pelan, dan mencoba mengingat apa yang terjadi hingga ada luka ini. Bukan... kurasa ini bukan luka. Ini adalah bekas kecupan.
"Kau yang melakukannya?" tanyaku kaget
Dia mengangguk puas. "Kau menyukainya?" tanyanya sambil menyusulku duduk tepat disampingku
"Kau... kenapa kau melakukannya? Bekas ini tidak akan hilang hari ini. Bagaimana caraku menyembunyikannya?" tanyaku kesal padanya
"Kenapa harus kausembunyikan?"
"Kau tanya kenapa? Apa aku harus bangga dengan bekas kecupanmu ini?"
"Tentu saja. Alpha King yang melakukannya, harusnya kau merasa terhormat," jawabnya sambil tertawa
"Aku tidak sedang bercanda, Alpha." kataku sambil kembali bercermin dengan sendok makan berwarna emas itu
"Aku juga tidak bercanda," jawabnya
"Bagaimana mungkin aku tidak merasakan saat kau melakukannya? Apa kau memberiku obat tidur?" tanyaku
"Apa kau tidak tahu kebiasaan tidurmu? Kau sangat susah dibangunkan."
Dia benar. Aku memiliki kebiasaan buruk saat tidur. Aku seperti punya kemampuan khusus saat tidur. Bangun pagi adalah hal yang mustahil bagiku, dentuman keras bahkan teriakan di depan telingaku langsung seakan menjadi musik latar biasa. Aku tetap bisa meringkuk di kasurku dengan mata terpejam rapat sekalipun banyak sentuhan fisik yang menyerang tubuhku. Aku hanya bisa bangun saat aku ingin, tanpa paksaan dari siapapun.
"Meski begitu, bagaimana mungkin kau melakukannya di tempat yang bisa dilihat banyak orang," omelku mengeluh
"Aku tidak hanya melakukannya di tempat yang terbuka untuk dilihat," jawabnya kali ini lagi-lagi dengan senyum nakalnya
Mendengar jawabannya, segera aku berdiri dan memeriksa tubuhku. Kuintip kulit tubuh yang ada didalam gaunku dan aku benar-benar terkejut. Ada beberapa bekas kemerahan serupa yang terdapat di sekitar dadaku, payudaraku dan perutku.
"Kau...,"
"Jangan salahkan aku. Salahkan gaun tidur merah mudamu yang menggoda itu." katanya sambil menyeruput kopinya yang masih panas
"Apa hanya karena gaunku atau memang otakmu yangg terlalu mesum?"
"Well. Mungkin karena aku tidak bisa menahan melihat betapa cantik dan menggodanya kau saat tertidur."
Aku menghela nafasku dalam-dalam. Mencoba tidak merusak mood pagiku dengan amarahku padanya. Aku memang mulai mencintainya, tapi itu bukan berarti dia bisa menyentuh tubuhku saat aku tidak sadar.
"Melihat kebiasaan tidurmu yang seperti itu, kurasa aku tidak bisa membiarkanmu tidur dengan orang lain selain aku." lanjutnya
Aku memilih untuk tak meresponnya, dan mulai mengisi perutku dengan roti bakar yang telah ia siapkan.
"Siang nanti, akan ada beberapa orang yang datang kesini menemuimu,"
"Siapa?" tanyaku
"Orang yang akan membawakan beberapa contoh gaun pernikahan. Cobalah dan pilihlah yang kau suka,"
"Aku tidak bisa. Undur saja sampai lusa," jawabku
"Kenapa?"
"Kau masih bertanya setelah memberiku bekas kecupan di sekujur tubuhku?"
"Maafkan aku, Mate. Aku tidak memikirkannya. Kalau begitu, aku akan membantumu untuk mencobanya. Dengan begitu mereka tidak akan melihat tubuhmu."
"Aku justru lebih khawatir kalau kau yang melihatku telanjang," jawabku
"Aku akhirnya akan melihatnya. Jadi tak perlu malu," kilahnya
"Ini bukan tentang malu. Sudahlah, sia-sia aku berdebat denganmu. Apa kau sudah memilih hari kita akan menikah?" tanyaku
"Tiga hari dari sekarang. Apa kau keberatan dengan itu?"
"Tidak. Lebih cepat lebih baik. Lagipula kita tidak bisa berlama-lama disini karena kita harus segera kembali ke Shadowmoon pack bukan?"
Alpha Arthur menggangguk. "Aku minta maaf padamu, Mate. Aku tidak bisa memberikan pesta pernikahan yang megah. Kau harusnya pantas menerimanya, mengingat kau adalah Quenn Luna."
"Aku tidak mempermasalahkannya. Bukankah sudah pernah kubilang, aku selalu memimpikan pernikahan yang sederhana. Sesungguhnya, ada hal yang lebih kupikirkan daripada 'kemegahan pernikahan'." kataku dengan mimik muka khawatir
"Apa itu? Katakan saja. Aku akan siap untuk membantumu."
"Apakah sakit?"
"Sakit?" tanyanya lagi seolah tak mengerti maksud pertanyaan yang kuajukan
"Saat kau menandaiku, apakah akan terasa sakit?"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dia meledak dengan tawa yang spontan. Suara gelak itu seperti musik yang tak terduga. Matanya berkerut dengan gembira, senyum lebar memperlihatkan barisan giginya yang rapi dan putih. Dia benar-benar terhibur dengan pertanyaan yang kuajukan.
"Kau adalah pemilik kekuatan Kitsu, kau juga pemilik anugrah kaum Succubus yang memiliki darah 10 bangsa dalam tubuhmu. Kau adalah mantan pengawal utama Kerajaan Peri Hutan Selatan yang mengalahkan lima raksasa sekaligus, kau menghajar Alpha Conor saat usiamu masih sebelas tahun. Dan saat ini kau khawatir akan rasa sakit ditandai oleh orang yang mencintaimu?" tanyanya sambil tertawa
"Aku sedang tidak menghiburmu, Alpha Arthur, sampai kau bisa tertawa sekeras itu." jawabku sedikit tersinggung dengan responnya
"Oh, maafkan aku, Mate. Pertanyaanmu benar-benar mengejutkanku," katanya sambil perlahan menghentikan tawanya yang nyaring
"Bagaimanapun kau adalah serigala. Apa kau tahu betapa mengerikannya saat aku melihat taring dari Leon? Apa kau bisa membayangkan taring itu masuk ke dalam lehermu dan menghisap darahmu?"
"Menghisap? Aku bukanlah vampir, Sayang."
"Bukankah intinya sama saja? Kau menancapkan gigi tajammu ke dalam tubuhku,"
"Aku akan melakukannya dengan hati-hati hingga kau tidak akan merasa tersakiti," jawabnya menenangkanku
"Apa kau akan melakukannya di depan banyak orang?"
"Ya, perayaan penandaan biasanya dilakukan secara terpisah. Namun tidak masalah jika melakukannya saat pernikahan."
"Bisakah kita melakukannya secara terpisah? Lakukan saja pernikahan. Dan untuk penandaan, aku tidak ingin banyak orang melihatnya." pintaku
"Kenapa?"
"Aku tidak mau orang-orang melihat ekspresi kesakitanku saat kau melakukannya,"
"Percayalah, aku akan melakukannya dengan hati-hati. Lagipula aku tidak bisa menuruti permintaanmu itu."
"Kenapa?"
"Aku harus menandaimu di depan mata para petinggi Redflaw. Mereka akan menjadi saksi akan pernikahan sekaligus penobatan Quenn Luna mereka."
"Sebetulnya bukan hanya itu saja yang kukhawatirkan,"
"Katakan, Mate,"
"Aku bahkan berhasil membuka beberapa kekuatanku yang tersegel karena hubungan kita yang semakin dekat. Aku tidak bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi jika kau menandaiku nanti. Apakah akan ada hal yang lebih kuat terjadi? Aku hanya takut, jika terjadi perubahan padaku saat kau selesai menandaiku, mereka akan tahu jati diri yang coba kusembunyikan" terangku
Alpha Arthur memikirkan apa yang kukatakan. Dia seolah paham dengan kekhawatiranku
"Alpha Arthur, sampai aku berhasil melakukan penyatuan denganmu, tidak boleh seorang pun yang tahu bahwa aku adalah pemilik anugrah Kitsu dan kau adalah reinkarnasi dari Vattore,"
"Baiklah, Mate. Jika memang aku tidak bisa menandaimu pada pernikahan kali ini, maka untuk meyakinkan para tetua dari pack Redflaw, kita bisa melakukan hal ini."
"Melakukan apa?"
"Sumpah darah." jawab Alpha King dengan serius
"Bukankah sumpah itu dilakukan untuk mengikat kesetiaan seseorang pada Alpha dan packnya?"
"Kau benar. Ini bukan berarti aku meragukan kesetiaanmu. Tapi ini satu-satunya caraku meyakinkan mereka bahwa kau adalah Quenn Luna yang tepat untuk mereka. Bahwa kau juga akan setia dan terikat pada kaum Werewolf. Tapi jika kau menolaknya, aku tidak masalah...,"
"Tidak apa-apa. Aku akan melakukannya." jawabku yakin
"Apa kau tahu resiko dari sumpah darah ini?" tanyanya
"Iya. Aku pernah mendengarnya. Jika aku berkhianat, maka aku akan mati dengan cara yang paling tidak terhormat. Tenang saja. Aku tidak takut melakukannya. Aku adalah mate-mu. Bukan masalah besar jika aku harus bersumpah setia padamu. Aku tidak akan menganggapnya sebagai sumpah darah. Tapi sebagai balasan yang harus kuberikan untuk orang yang benar-benar tulus mencintaiku."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
tetap semangat Thor dan maaf jarang tinggalkan jejak slx keasikan baca.
jangan lama lama updatenya ya Thor🙏🙏
suka banget gak ketebak alurnya 👍👍