NovelToon NovelToon
Saya Alona

Saya Alona

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wisye Titiheru

Alona gadis introvert yang mulai merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya ketika bertemu dengan Vier pemuda tegas yang cuek di tempat tugasnya didaerah terpencil. Di daerah perbatasan Indonesia dan Kalimantan.
Apakah cinta seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan seorang perwira angkatan darat yang tegas dan cuek bisa terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Nikah Dinas

Karena sisa cuti Vier sisa dua hari lagi, hari ini mereka berencana mau bertemu dengan WO yang mengurus acara pernikahan mereka. Pagi - pagi sekali Alona terbangun karena ada notifikasi pesan yang masuk lewat emailnya. Diambil ipadnya dan dibaca pesan itu. Ternyata dia diterima sebagai pegawai negeri dikementrian dan di tempatkan di rumah sakit tentara.

"Puji Tuhan. Terima kasih Tuhan."

"Sayang kenapa?" Raut muka Alona sudah merah, dia langsung menunjukan email yang baru dia baca. Selesai membaca Vier langsung memeluk dan menciumnya.

"Selamat sayang, aku bangga padamu calon istriku."

Karena ada batas pengumpulan surat - surat penting sebagai kelengkapan. untung Alona punya surat - surat lengkap sudah diskan ada dalan ipadnya. Semua kelengkapan sudah di kirim ke kementrian. Dua hari lagi dia harus melapor ke rumah sakit.

Alona bersyukur sekali, keinginannya mengikuti program pemerintah untuk melayani di tempat yang terisolasi membuatnya di angkat menjadi pegawai kemantrian.

"Usi, adek mohon maaf baru keluar kamar."

"Di kurung ya sama my bro?"

"Kenapa emang kalau ade kurung? Makanya jangan jomblo usiku sayang."

"Malas ngomong sama kamu." Vier hanya ketawa melihat kakak perempuan satu - satunya. Mereka masih mempunyai papa, namun papa mereka tidak perduli dengan mereka berdua, hanya peduli pada keluarga barunya.

"Hari ini Vier lebih memilih menemani Alona ke kantor kementrian kesehatan. Memasukan fotokopi fisik dari surat - surat yang diminta. Kemudian mereka bertemu dengan WO di sebuah mall di cafe kopi terkenal dan mendunia. Ketemu dengan WO juga ikut hadir Saviera kakak Vier, dia juga mau sibuk di hari bahagia adiknya.

Urusan kerjanya Alona beres dan urusan nikahan mereka juga sudah beres. Semalam sebelum pulang Alona menelepon orangtuanya menyampaikan semua urusan mereka serta kabar sukacita tentang pekerjaan Alona. Mama dan papanya sangat senang, sampai menitikan air mata. Karena kekenyangan dalam perjalanan pulang Alona ketiduran di mobil sampai dirumah. Vier yang tidak mau membangunkan Alona langsung mengendongnya ke kamar yang mereka tempati.

"Kasihan, kelelahan dia." Setelah meletakkan Alona dengan baik di atas tempat tidur. Melepaskan sepatunya. Vier keluar mengeluarkan belanjaan mereka dan menutup pintu - pintu. Belanjaan sudah ditempatkan pada tempatnya.

Waktu Vier masuk ke kamar, dia tidak menjumpai Alona. Ternyata yang dicari sudah berada di kamar mandi. Vier melihatnya dengan seksama.

"Sejak kapan kamu sadar?" Alona tertawa

"Sejak mobil masuk garasi. Menyesal gendong ade ya?" Alona pun menjauh dari Vier.

"Mau kemana?"

"Bobo sama usi."

"Keluar kamar mas buat ngak bisa jalan." Alona yang tahu, bahwa apa yang vier ucapkan pasti dia lakukan, maka Alona pun ketakutan. Namun nasibnya lagi tidak baik - baik saja. Rencana mau jemur handuk. Malah langsung diangkat dan di banting diatas tempat tidur. Vier langsung menindih dan melancarkan ciuman panasnya.

"Kamu berani ya sayang. Memang kamu rencana ngak jalan ya. Atau kamu rindu sentuhan mas mu."

"Iiiiihhhhh mas, ngak ya. Adek mau jemur handuk."

" Tetapi, mas pengen bangat. Sekali lagi ya dek."

"Mas jangan dong, ade tahu mas sudah melihat semua isi tubuh ade. Sabar ya sayang." Alona langsung mencium bibir calon suaminya. Malam ini kembali mereka tidur saling berpelukan. Hanya itu yang bisa mereka lakukan.

Pagi pukul enam Alona membantu kakak iparnya menyiapkan sarapan. Setelah selesai dia pun ke kamar untuk mandi dan menyiapkan semua keperluan untuk menghadap provost dan intel karena mereka mau menikah dinas dan terakhir menghadap komandan suaminya di mana dia berdinas.

Dengan baju seragam ibu persit Alona di temani Vier menghadap komandan mereka. Terdengar teriakan mengejek dari anggotanya.

"Semangat komandan Vier." Teriakan Jefry membuat Vier yang introvert lebih mempererat genggaman tangan mereka.

"Mas malu dilihat orang."

"Biarin aja. Siapa suruh mereka lihat."

"Mas......." Vier langsung mempererat genggamannya dan membawa Alona ke ruangan yang sudah dihadiri petinggi Kodam. Nikah dinas ini berlangsung empat puluh lima. Banyak pertanyaan yang diberikan kepada Alona, agar dia siap menjadi istri prajurit tentara nasional angkatan darat. Selesai semua yang di lalui Alona dan Vier, secara kedinasan mereka resmi menjadi pasangan suami dan istri. Setelah di beri ucapan selamat. Mereka pun keluar ruangan. Didepan sudah menanti letting Vier dan anggotanya. Selain mereka memberi selamat, mereka juga mengisengin Vier.

Sekarang Vier sedang membawa Alona ke rumah dinas yang akan ditempati oleh mereka setelah menikah nanti. Rumah ini sudah dibersihkan bahkan sudah direnovasi kerusakan kecil - kecil.

"Ini nanti akan jadi rumah kita, selama kita berdinas."

"Ada yang sudah mas isi. Namun mas tetap mau kamu yang lengkapi. Biar kamu nyaman dek." Bagaikan pimpro Alona melihat ruangan satu persatu. Waktu masuk ruangan besar open space rumah dinas minimalis terasa luas. Ada tiga kamar tidur, terdiri dari satu kamar utama yang lengkap dengan kamar mandi, satu kamar tamu yang agak kecil namun ada kamar mandi dan satu kamar. Di luar ada kamar mandi dan kamar ART.

"Ade suka mas."

"Kita mau ketemu WO di mall mau lihat kesiapan mereka termasuk tempat kita menikah."

"Mas, ade punya uang. Karena nikah kita berdua biar kita sama - sama membayarnya ya." Vier lalu memagang pundak calon istrinya.

"Terima kasih sayang. Mas masih bisa. Simpan uang ade, Kalau kita mengalami kesusahan. Mas mau membahagiakan kamu sayang. Kebetulan uang mas cukup untuk kita menikah."

"Kalau begitu untuk isi rumah ini, beli pakai uang ade. Karena barang yang mau diisi disini sesuai selesa ade kan mas?"

"Iya sayang. Minggu depan selesai pemberkatan, semua kekayaan mas akan mas berikan buat kamu sayang. Sekarang kamu ganti bajumu. Mandi sekali mas sudah angkat koper di kamar."

"Siap komandan." Vier melihat tingkah calon istrinya langsung dipeluk. "Eh... Mas mau kemana?"

"Ya mandi sama kamulah."

"Mas, no." Vier tertawa melihat tingkah calon istrinya yang sudah ketakutan. Vier langsung menyentil kening Alona.

"Sana masuk mandi. Baju kotornya taruh di keranjang baju. Biar mas yang cuci baju di laundy room."

Sore harinya mereka pergi ke tempat akan dilangsungkan pernikahan Xavier dan Alona disebuah hotel bintang lima. Kamar pengantin, Kamar orangtuanya Alona, kamar buat kakaknya serta satu kamar buat papanya Vier. Alona menginginkan papanya Vier juga hadir. Walaupun berat bagi Vier, namun dia mewujudkan keinginan calon istrinya. Mungkin ada baiknya, agar papanya tahu bahwa ada anak kandungnya juga yang sudah besar dan akan menikah.

Dari hotel bertemu dengan WO, mereka menuju mall ke toko yang jual barang - barang rumah tangga yang lengkap. Selesai memilih apa saja yang di butuhkan membayar dan memberi alamat agar barang itu akan diantar pada besok hari sesuai dengan waktu yang disepakati agar pada saat pengantar Alona atau Vier ada di tempat.

1
Tuxedo Mask
Gemes banget 😍
Ceisye: terima kasih 🙏🙏🙏
total 2 replies
Elysia
Gak bisa berhenti baca
Ceisye: 😊😊😊 terima kasih
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin galau.
Ceisye: terima kasih sudah membaca semoga bab selanjutnya juga suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!