NovelToon NovelToon
Not Young Papa

Not Young Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mafia
Popularitas:70.5k
Nilai: 5
Nama Author: Phopo Nira

Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.

Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.

“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”


Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?

Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Tawaran Kerjasama atau Lamaran?

Mendengar penjelasan Matt semalam, Kay memang sudah memperkirakan bahwa detective itu pasti akan mengganggunya dengan menggunakan laporan kehilangan para karyawannya.

Namun, Kay sama sekali tidak mengira akan secepat ini wanita yang memiliki nama yang sama dengan mendiang bibinya itu datang mengganggunya. Karena Matt pasti sudah menyelesaikan dengan baik semalam.

“Kau lagi? Bukankah semua sudah diselesaikan semalam oleh Pamanku? Lalu dengan tujuan apa kau ingin menemuiku sekarang?” tanya Kay sedikit ketus.

“Ada beberapa hal yang perlu aku pastikan secara langsung darimu. Jadi, bolehkah aku masuk sekarang?” jawab Axlyn dengan keras kepalanya.

“Tidak!” tolak Kay dengan tegas.

“Baiklah, terima kasih. Maaf, jika aku harus mengganggu waktu sebentar.”

Bukannya pergi, Axlyn malah langsung masuk ke ruangan itu padahal sudah jelas Kay tidak mengijinkannya. Karyawan yang mengantar Axlyn pun tampak kebingungan antara mengusirnya atau membiarkannya begitu saja. Karena sudah jelas Kay telah melarangnya masuk, tetapi di sisi lain karyawan itu tidak berani mengusir seorang detective kepolisian.

“Bukankah aku sudah mengatakan tidak padamu? Kenapa kau dengan tidak tahu dirinya tetap masuk ke ruangan seseorang,” sentak Kay yang benar-benar dibuat kesal dengan detective itu.

“Ruangan sangat bagus, ini akan membuat pembicaraan kita semakin nyaman. Jadi, duduklah agar pembicaraan ini cepat selesai,” ujar Axlyn yang bersikap seolah tidak menyadari ketidaksukaan Kay dengan keberadaannya di sana.

“Tuan ….”

“Kau keluarlah! Belikan beberapa menu makanan untuk sarapan,” perintah Kay pada Karyawannya itu, sebab dia tahu Axlyn tidak akan pergi sebelum tujuannya tercapai.

“Baik, Tuan!” Karyawan itu kembali menutup pintu dan segera pergi untuk mendapatkan makanan yang seperti Kay perintahkan.

Melihat Axlyn yang bersikap seolah tidak terjadi apapun saat memasuki perusahaan miliknya, Kay bisa yakin bahwa Joseph dan yang lainnya sudah membersihkan kekacauan semalam dengan sangat baik. Kay pun duduk di sisi yang langsung berhadapan dengan detective wanita itu selayaknya seolah pemimpin yang penuh wibawa.

“Langsung saja katakan apa yang ingin kau ketahui?” Kay tidak suka basa basi dengan orang asing, terutama dengan orang yang tidak ingin dilihatnya.

“Siapa kau sebenarnya? Melihat kemampuanmu semalam, aku yakin bahwa kau—”

“Siapa pun diriku, tidak ada hubungannya denganmu, Nona! Dengar, aku memiliki misiku sendiri dan kau juga memiliki pekerjaanmu sendiri. Anggap saja semalam aku hanya kebetukan membantumu menyelesaikan kasus dan juga menyelamatkanmu. Jadi, bisakah kau berhenti menggangguku dan segera pergi dari sini,” potong Kay menegaskan.

“Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau kita bekerjasama saja. Aku tahu kedatanganmu ke Kota Xennor—”

“Tidak, terima kasih! Sebaiknya kau pergi sekarang karena aku masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.”

Lagi-lagi Kay memotong ucapannya dan menolak dengan tegas tawaran kerjasama yang Axlyn ajukan. Bahkan sekarang dia hampir ingin menyeret wanita itu keluar dari ruangannya. Akan tetapi, Axlyn bersikeras mengajaknya bekerjasama dan tidak akan meninggalkan ruangan itu sampai Kay menyetujuinya.

“Dengarkan aku dulu! Kau akan mendapatkan keuntungan dengan bekerjasama denganku dan pihak kepolisian. Lalu ….”

“Aku tidak peduli! Aku akan menyelesaikan semuanya sendiri dengan caraku. Jadi, segera pergi dari ruanganku sekarang!”

Kay tetap ingin mengusir wanita itu hingga terjadi perdebatan dan kegaduhan yang membuat Axel akhirnya terbangun karena terganggu dengan suara berisik keduanya. Dengan mata yang masih setengah terpejam, Axel turun dari tempat tidur dan berjalan menuju sumber keributan.

“Papah sedang apa? Kenapa berisik sekali?” Suara dari pertanyaan Axel spontan mengalihkan perhatiannya keduanya.

“Papah? Jadi benar, kau sudah punya anak sebesar ini di usiamu yang masih sangat muda?” cecar Axlyn dengan tatapan tak percaya dengan Kay yang ternyata seorang Papah muda.

“Bukan urusanmu! Lihat ‘lah, anakku jadi bangun gara-gara kau tidak segera pergi dari sini,” sentak Kay kembali berusaha mengusir Axlyn dari sana.

“Tunggu sebentar!”

Namun, Axlyn bersikeras untuk tetap berada di sana. Dia segera melepaskan diri dan bergegas menghampiri Axel yang masih tampak linglung. Dan kemudian bertanya, “Hai, Nak! Siapa namamu? Dan dimana ibumu sekarang? Kalau kau membutuhkan seorang Ibu lagi, aku siap ‘kok menjadi ibu keduamu sehingga ….”

“Yakh, apa kau sudah gila! Siapa yang ingin menikah dengan wanita gila sepertimu? Jangan ganggu anakku dan cepat pergi dari sini!”

Betapa kaget dan terkejutnya Kay dengan apa yang Axlyn katakan. Dalam pikirannya saat itu Kay benar-benar berpikir bahwa Axlyn lebih gila dari wanita lain yang mengidam-idamkan dirinya sebagai pasangan. Kay berusaha keras menjauhkan Axlyn dari Axel agar wanita itu berhenti bicara yang tidak-tidak.

“Hai, Nak! Jika aku jadi ibumu … nanti kau bisa memiliki adik yang lucu lagi dan—ummphh!”

“Tutup mulutmu! Kau ini seorang detective polisi atau pasien keluaran rumah sakit jiwa ‘sih?”

Kay langsung membungkam mulut Axlyn untuk berhenti bicara. Dia lalu meraih telepon perusahaan untuk memanggil keamanan agar bisa membawa wanita itu pergi secepatnya dari ruangannya.

“Tuan, ada yang bisa saya bantu?”

Tak butuh waktu lama Aiden dan beberapa petugas keamanan segera masuk ke ruangan khusus Ceo itu. Mereka tercengang beberapa saat melihat Kay dan detective itu yang terlihat dimata mereka seperti sedang berpelukan satu sama lain.

Sampai ucapan Kay menyadarkan mereka, “Hai, kenapa kalian hanya mematung di sana. Cepat seret wanita gila ini keluar dari ruanganku sekarang!”

“Ouh … Kalian cepat bawa dia keluar!”

Aiden melanjutkan perintahnya. Lantas ketiga keempat penjaga dibelakangnya langsung bertindak, dia segera menyeret Axlyn keluar dari sana meski harus menangani pemberontakan keras yang dilakukan wanita.

“Sial, kenapa aku harus bertemu dengan wanita segila itu dalam misi ini,” umpat Kay yang merasa tenaganya terkuras habis hanya karena menangani wanita itu.

“Anda baik-baik saja, Tuan Kay? Memang apa yang detective itu inginkan dari anda sampai sangat bersikeras seperti itu?” Aiden menyerahkan segelas air putih sembari memberanikan diri bertanya pada Kay.

“Dia ingin bekerjasama dengan kita. Namun, aku menolaknya karena aku yakin polisi biasa sepertinya tidak ada gunanya setelah membaca informasi semalam,” jawab Kay setelah meneguk segelas air yang diberikan Aiden.

“Sudah pasti pemimpinnya berada di pihak musuh, bukan?” Axel kembali menebaknya dengan baik.

“Ck, kenapa kau pintar sekali ‘sih?” ujar Kay lama kelamaan dia menyadari bahwa keberadaan Axel disisinya sangat membantu.

“Aku ‘kan anak Papah, sudah pasti sangat pintar,” balas Axel memuji diri sendiri.

...****************...

Sementara di luar perusahaan, Axlyn sedang berteriak tidak terima karena diusir begitu saja. Tujuannya untuk mengajak Kay bekerjasama benar-benar serius, karena dia ingin membuat kota kelahirannya Kota Xennor menjadi kota yang aman ditinggali seperti kota-kota lainnya. Dan kedatangan Kay seperti angin segar yang membawa harapan bagi dirinya dan penduduk yang ada di kota itu.

“Sial, apapun yang terjadi aku harus bisa mengajaknya bekerjasama,” ucap Axlyn penuh tekad.

Bersambung ….

1
Dwi Rustiana
pengen ikutan bejek2 si dispenser emosi q 😡😡😡
Diana Dwiari
wah,ternyata si kembar juga punya anak kembar....dah punya cucu 4 si bocah gila.....
Diana Dwiari
siapa clarieta axlyn ini....apanya ashlyn dan axlyn
Diana Dwiari
ah,ternyata sama2 orang luar ya
Ratna Sumaroh
axel menuruti kemauan Spencer sekalian cari celah noh dan mengulur waktu buat kay datang
@pry😛
dispenser ni kok yah gk nydr... nyw dy dlm bhy🤣
Mulaini
Axel tembak balik aja tuh si Spencer hehehe...
Susi Bule
waduh dispenser mau nguji Axel ya secara tak langsung 🤣🤣
Susi Bule
waduh permainan apa nih di ajak sama dispenser 🤣🤣
Susi Bule
🤣🤣wah dispenser yakin nih buat Axel jadi tawanan malah dirimu berakhir tragis nantinya sudah membawa si jenius masuk sarangmu 🤣secara tidak langsung dirimu sudah membocorkan keberdaaanmu dan anak buah mu ke pada keluarga Xavier 🤣🤭
Susi Bule
busyeeeeeeet kalian mencari masalah telah menculik Zhia Queennya dewa kematian kalian culik juga 🤣🤣 dispenser siap siap lah dirimu dan anak buah mu di kubur di kota Xennor ini oleh Rayden Xavier juga anak serta menantu juga cucunya Xavier 🤣🤣
Susi Bule
nah sekarang Axlyn yang salah paham nih 🤣kasihan tu guru dan murid yang di hukum sama Lucy 🤣😭
Susi Bule
akhirnya Queen Xavier bertemu yang namanya Axlyn yang tidak sengaja jadi musibah untuk keluarga Xavier 🤣🤣
Susi Bule
🤣🤣🤣kasihan Levi dan Noah babak belur jadi Samsat nya Lucy 🤣🤣
Desyi Alawiyah
Bersambung lagi... ah nanggung sih Kak 🤣

Aku yakin sih, Axel pasti ada rencana lain, agar terhindar dari permainan yang dilakukan Spencer itu... 👍
Susi Bule
waduh nih hukuman untuk pembuat onar apa ya dari Queen Xavier 🤣🤣
Axlyn tidak salah dirimu minta bantuan sama keluarga Xavier untuk menyelamatkan kakakmu Sherin yang akhirnya berjodoh dengan Noah 🤣🤭
Desyi Alawiyah
Spencer kamu ngga sadar yah, Axel sedang mempermainkan kamu...

Kamu jangan macam-macam sama anggota keluarga Xavier, kalo mereka udah ngamuk, kamu dan para anak buahmu bakal hancur...
Rani R.i: tenang kk sebentar lagi sepencer bakalan tahu seperti apa gilaaa nya keluarga Xavier....cuman aku kasihan sama Sherin yg gk di kasih mkn....aku berharap jgn di kasih ampunn buat mereka
total 2 replies
Desyi Alawiyah
Cie, Ashlyn khawatir sama calon menantunya 😅
Susi Bule
busyeeeeeeet apa ada rencana di balik ini oleh Lucia melepaskan Angela dan Charles atau mungkin karena ingin menghukum pembuat masalah dalam keluarga Xavier 🤣🤣🤣
Susi Bule
🤣🤣🤣ngakak aku Thor akhirnya Queen Xavier sampai di hadapan mereka berdua.siapa yang berani melawan seorang Lucia saat ini yang lagi marah hingga sampai ubun ubun karena kakak kesayangannya sudah luka luka karena ulah suami dan murid suaminya sendiri🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!