NovelToon NovelToon
Transmigrasi Hanabi

Transmigrasi Hanabi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Persaingan Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Erika Ponpon

Hanabi di bunuh oleh wakil ketua geng mafia miliknya karena ingin merebut posisi Hanabi sebagai ketua mafia dia sudah bosan dengan Hanabi yang selalu memerintah dirinya. Lalu tanpa Hanabi sadari dia justru masuk kedalam tubuh calon tunangan seorang pria antagonis yang sudah di jodohkan sejak kecil. Gadis cupu dengan kacamata bulat dan pakaian ala tahun 60’an.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erika Ponpon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Suasana ruang apartemen penuh asap rokok dan suara recehan geng sengklek mendadak hening ketika ponsel Moira berdering. Nama Arland terpampang jelas di layar. Moira sempat melirik sekilas ke mereka semua sebelum berdiri.

“Gue cabut dulu, Arland ada di rumah gue,” ucapnya cepat, lalu menyambar jaketnya. Tanpa banyak bicara lagi, Moira melangkah keluar.

Pintu menutup. Hening beberapa detik.

Rio yang duduk selonjoran di karpet mendadak menoleh ke Gentha dengan ekspresi menyelidik. “Tha…” suaranya dibuat setengah berbisik, penuh drama. “Lo masih suka sama Hanabi, ya?”

Gentha yang sedang menunduk memandangi puntung rokok di asbak terdiam. Bahunya tegang. Ia tidak langsung menjawab.

Rio menghela napas, lalu mendekat sedikit. “Tatapan lo nggak bisa bohong, Tha. Dari tadi mata lo ngikutin Moira terus. Jangan pura-pura buta sama perasaan lo.”

Gentha akhirnya mendongak. Senyumnya tipis, tapi matanya berkabut. “Yo… dia sekarang bukan Hanabi lagi. Dia Moira. Biarkan rasa sayang itu ikut terkubur sama Hanabi dulu.”

Rio terdiam, tidak menyangka jawaban itu.

Gentha melanjutkan, suaranya serak menahan emosi.

“Sekarang dia punya kehidupan sebagai Moira, bukan Hanabi yang gue kenal. Dan lo tahu sendiri… Moira udah punya calon tunangan, Arland. Gue nggak punya hak apa-apa lagi. Gue cuma bisa jaga dari jauh.”

Rio menggigit bibir, wajahnya serius untuk pertama kali. “Lo tahu nggak, Tha… justru itu yang bikin lo beda. Lo nggak maksa, lo cuma jaga. Tapi hati lo? Gue bisa liat jelas. Masih sama kayak dulu.”

Gentha menghela napas berat, memalingkan wajahnya. “Biarin, Yo. Kadang rasa sayang itu lebih aman kalau cuma jadi rahasia.”

Hening. Hanya suara jam dinding terdengar. Rio menatap Gentha lama, lalu akhirnya menyengir kecil, menepuk bahu temannya. “Lo emang goblok, Tha. Tapi goblok yang setia.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lampu neon ungu-biru menyorot lantai dansa yang penuh orang. Musik EDM berdentum keras. Stella duduk di sofa VIP bareng tiga temannya, dengan dress merah menyala, segelas martini di tangannya.

Salah satu temannya—Nadia—menyender santai, menatap Stella dengan tatapan menyelidik.

“Stel, katanya lo mau nikah sama Arland, kan? Mana? Gue belum liat lo bareng dia sama sekali.”

Stella tersenyum miring, tapi matanya jelas menahan jengkel. “Tenang aja, tinggal tunggu waktu. Arland itu… emang agak susah ditaklukin. Bukan tipe cowok yang gampang ditarik pake rayuan murahan.”

Teman satunya, Vina, tertawa kecil sambil menyeruput cocktail. “Lah, terus lo yakin bisa dapetin dia? Soalnya, gosip di kampus bilang Moira yang makin cakep sekarang deket banget sama Arland. Jangan-jangan malah lo yang ditikung?”

Stella langsung mendengus sinis, menegakkan tubuhnya. “Please, Moira itu cuma numpang eksis. Dari dulu dia nggak ada apa-apanya dibanding gue. Arland cuma kasihan sama dia. Lo pikir cowok sekeren Arland bakal beneran jatuh cinta sama gadis cupu yang baru ganti gaya? Nggak lah.”

Namun, teman ketiganya, Shila, ikut nimbrung dengan nada geli. “Tapi jujur aja Stel, akhir-akhir ini Moira beneran berubah lho. Banyak cowok di kampus yang mulai ngelirik. Jangan sampai Arland beneran keikat sama dia.”

Stella mencengkram gelas martini lebih keras, bibirnya menipis menahan emosi. “Justru karena itu, gue harus lebih cepat. Gue nggak bakal biarin Moira ngerebut apa yang seharusnya jadi milik gue. Arland… harus jadi gue punya.”

Teman-temannya saling tatap, lalu ngakak. Nadia menggeleng. “Gila lo Stel, bener-bener ambisius. Tapi hati-hati lho, kalo lo jatuhnya cuma jadi bahan tertawaan.”

Stella menyeringai, tatapannya dingin bercampur obsesif. “Kita lihat aja. Gue selalu dapat apa yang gue mau. Dan kali ini pun nggak bakal beda.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Suasana kampus siang itu cukup ramai, mahasiswa berseliweran dengan buku di tangan. Moira baru saja keluar dari kelas, membawa beberapa catatan. Penampilannya yang sekarang jauh berbeda dari dulu—rambut terurai rapi, kulit terawat, tanpa kacamata bulat besar yang dulu selalu melekat.

Tiba-tiba langkahnya terhenti. Di depan, tepat di bawah tangga gedung fakultas, sudah berdiri seorang gadis dengan wajah penuh percaya diri, mengenakan blazer crop hitam dengan rok mini. Dia menatap Moira penuh tantangan, sambil melipat tangan di dada.

Dialah Denada, si queen of bully, ditemani tiga sahabat setianya yang wajahnya sama-sama penuh sinis.

“Eh… ini bukan Moira cupu yang dulu suka ngumpet di perpustakaan?” Denada membuka suara lantang, membuat beberapa mahasiswa lain otomatis menoleh.

Moira diam, menatap mereka dengan wajah datar.

Denada melangkah maju, heels-nya mengetuk lantai keras. “Gue denger lo sekarang deket sama Arland. Lo pikir, cuma gara-gara lo ganti gaya, tiba-tiba lo bisa sejajar sama gue?”

Salah satu temannya ikut nyeletuk, suaranya tajam. “Ngaca dulu deh, Mo. Lo tuh dari dulu cuma sampah kampus, sekarang sok-sokan jadi cantik. Jangan halu deketin Arland, cowok kayak dia jelas levelnya sama Denada, bukan lo.”

Denada mendekat makin dekat, senyumnya penuh sindiran. “Gue kasih lo saran terakhir. Jauhin Arland. Dia itu calon gue, semua orang tahu. Jangan bikin malu diri lo sendiri, Moira. Karena kalau lo masih ngeyel…” dia menatap tajam ke mata Moira, “…gue sendiri yang bakal bikin lo nyesel.”

Moira menghela napas pelan, lalu melipat tangan di depan dada dengan tenang. Senyum tipis muncul di wajahnya.

“Oh, jadi lo Denada… cewek yang katanya saingan berat Stella buat dapetin Arland?”

Denada terdiam sepersekian detik, jelas tak menduga Moira akan membalas santai.

Moira mencondongkan tubuh sedikit, tatapannya tajam. “Thanks buat ‘peringatan’-nya. Tapi satu hal—gue nggak main rebutan kayak lo sama Stella. Kalau Arland milih gue, itu karena dia mau. Bukan karena gue maksa.”

Denada tersentak, gengnya ikut melotot. Suasana jadi makin panas, beberapa mahasiswa di sekitar mulai bisik-bisik, menikmati drama yang terjadi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Denada mendesis, wajahnya memerah karena malu dipermalukan di depan banyak mahasiswa. Dengan emosi meledak, dia berusaha menarik lengan Moira kasar.

Namun, sebelum ia sempat menuntaskan niatnya—

Bruk!!!!

Dalam hitungan detik, Moira memutar pergelangan tangan Denada lalu membantingnya ke lantai dengan gerakan cepat, bersih, dan penuh presisi. Suara gedebuk keras menggema, membuat suasana kampus yang tadinya ramai langsung hening sejenak.

“AAAKHHH!!!” Denada menjerit, tergeletak dengan rambut acak-acakan.

Tiga temannya yang tadi sok garang refleks mundur tiga langkah, wajah mereka pucat ketakutan.

“G—gilaaa… lo liat nggak barusan?” bisik salah satu mahasiswa yang menonton.

“Moira banting Denada?!! Itu Denada, queen of bully, coy!” sahut yang lain dengan mata melotot.

Kerumunan mulai gaduh. Beberapa mahasiswa mengeluarkan ponsel, buru-buru merekam kejadian itu.

Moira menatap Denada yang masih kesakitan di lantai dengan ekspresi dingin.

“Gue udah bilang, jangan sentuh gue. Kalau lo nggak bisa jaga tangan lo sendiri, gue yang bantu.”

Dia merapikan lengan bajunya, seolah tak terjadi apa-apa.

Denada menatap Moira dengan penuh kebencian, tapi rasa sakit di tubuhnya membuat dia tak bisa bangun dengan mudah. Gengnya hanya berdiri kaku, tak berani menyentuh Moira sedikit pun.

Sambil berjalan meninggalkan lokasi, Moira melemparkan kalimat terakhir yang membuat semua orang terdiam.

“Oh iya, Da. Jangan pernah bandingin diri lo sama gue. Gue bukan pesaing lo… dan gue gak akan pernah selevel ama lo, kita sangat beda jauh...”

Dengan langkah tenang, Moira melangkah pergi, sementara bisik-bisik kagum dan kaget terus mengikuti punggungnya.

1
Lia Aurora
🤣🤭 lu pikir dengan merebut arland dari Moira, Moira bakalan redup? ya enggak lah, justru Moira makin bersinar apa lagi ada gentha dan geng somplak di samping Moira 🥳
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
akhirnya wanita itu menang? ck ck ck dia benar-benar menginginkan milik orang lain
Reycaryuca: Nah kan… apalagi sekarang lg pd demen laki orang.. pdhl bnyk laki bujang mah.. 😭
total 6 replies
Lia Aurora
lah ini juga saran emak aku tuh dan aku terapkan sampe sekarang ya Allah 🤣🤭😭
Senja
Yuhu my comeback to hanabi ......
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Reycaryuca: Oke makasih ka 🙇🏻‍♀️
total 1 replies
Chauli Maulidiah
keren Thor.. muncul dr kegelapan, dgn rambut gondrong yg berkibar2... 😍😍
Reycaryuca: Wkwkwk 😭
total 7 replies
Lia Aurora
mau rumpi aja lah sama teh Eli kalo part nya teh nik belum banyak muncul🤣🤭😭
Lia Aurora: teh Eli semedi cari wangsit. siapa selanjutnya iblis yg harus bangkit lagi🤣🤭😭
total 2 replies
Lia Aurora
udah segini doang. seginiiiii doang kak. hellooooo😒 makan aja baru satu suapan tau2 udah dipenghujung part. ayolah up yg banyak 🤣🤭😭
Lia Aurora
woiii teh Eli nih ngumpul sini ngerumpi bareng teh nik, seru ada darah loh🤤
Reycaryuca: Wkwkwkwk😭🤣
total 5 replies
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
yuk bisa yuk buat Jiyo berada di pihak Mu Bi
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira 𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲💎
sabar Tha sabar /Facepalm//Facepalm/
Chauli Maulidiah
kan.. kaaann.. kaaann.. musuhnya kabuurrr
Chauli Maulidiah
iiihh keren lah Thor.. gondrong pulak.. 😍
Reycaryuca: Kaburrrrrrr ahhh🤣😭😭
total 5 replies
Chauli Maulidiah
waaaahhhh... akhirnya.. ada yg nyaingin si jeng eli.. 😍😍😍
Reycaryuca: Klo elijah denger wahhh kabuuurrrrr 😭🤣… sesangar elijah di panggil neng eli 😭🤣
total 3 replies
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
nah kok jadi berantakan si Tha kamu ngga bisa menahan amarah dan membuat si Razak kabur
Reycaryuca: Nah itu namanya 😭🤣
total 11 replies
princess Halu
ingatkan gentha ni cewek ternyata cowok
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira 𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲💎
lah, itu si evander gak punya hati dan pikiran ya, anak yang masih kecil dituduh sebagai pembunuh istrinya... rasanya ingin jambak tuh kepala si evander...

ini lagi si Stella, harusnya dia buktikan dong, bahwa dia bisa, bukannya malah jadi iri/Sweat/
Lia Aurora
kayaknya karakter gentha lebih cocok ke Moira ya dari arland. hemm.. tapi kita tnggu aja keajaiban apa yg di miliki arland
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
ayo bi jangan sesantai itu segera singkirkan semua orang yang buat kamu menderita
Musdalifa Ifa
beh Moira cantik sekali kayak Barbie
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!