NovelToon NovelToon
WOTU

WOTU

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Kutukan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:410
Nilai: 5
Nama Author: GLADIOL MARIS

Di kota kecil Eldridge, kabut tidak pernah hanya kabut. la menyimpan rahasia, bisikan, dan bayangan yang menolak mati.

Lisa Hartman, gadis muda dengan kemampuan aneh untuk memanggil dan mengendalikan bayangan, berusaha menjalani hidup normal bersama dua sahabat masa kecilnya-Ethan, pustakawan obsesif misteri, dan Sara, sahabat realistis yang selalu ingin mereka tetap waras.

Namun ketika sebuah simbol asing muncul di tangan Lisa dan bayangan mulai berbicara padanya, mereka bertiga terseret ke dalam jalinan rahasia tua Eldridge: legenda Penjaga Tabir, orang-orang yang menjadi pintu antara dunia nyata dan dunia di balik kabut

Setiap langkah membawa mereka lebih dalam pada misteri yang membingungkan, kesalahpahaman yang menimbulkan perpecahan, dan ancaman makhluk yang hanya hidup dalam bayangan. Dan ketika semua tanda mengarah pada Lisa, satu pertanyaan pun tak terhindarkan

Apakah ia pintu menuju kegelapan atau kunci untuk menutupnya selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GLADIOL MARIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RUANG BELAKANG - RUMAH REDFIELD

Mereka tiba di sebuah ruangan luas yang terasa berbeda dari bagian rumah lain. Udara di dalamnya lebih berat, seperti mengandung kelembapan dan debu berusia puluhan tahun. Ruangan itu tampak seperti perpustakaan pribadi sekaligus ruang kerja—tempat seseorang menyimpan pengetahuan sekaligus rahasia.

Di kepala sara hanya berputar pertanyaan yang sama selain rasa takut sejak melangkah masuk. Bagaimana wanita tua, seorang guru sejarah membosankan bisa hidup dirumah seperti ini dipanjang hidupnya. Sendirian. Karena sejak dulu, tidak pernah terdengar apapun kabar tentang keluarga atau kehidupan pribadinya di sekolah.

Rak-rak buku menjulang sampai hampir menyentuh langit-langit. Beberapa papan kayunya melengkung karena beban jilid-jilid tua yang berjajar rapi tapi rapuh. Sampul sebagian besar buku itu rusak—ada yang terkelupas, ada yang retak, bahkan ada yang diselimuti sarang laba-laba. Debu tebal menutupinya seperti lapisan kain abu-abu. Beberapa buku dipagari dengan tali kulit yang diikat silang, seolah-olah isinya terlalu berbahaya untuk dibuka sembarangan.

Di sudut ruangan, ada lemari kaca berisi benda-benda yang lebih aneh: sebuah tengkorak burung besar, botol berisi cairan gelap dengan label yang sudah pudar, dan sebuah jam pasir yang butirannya berwarna hitam pekat.

Meja kayu besar berdiri di tengah ruangan. Permukaannya penuh dengan tumpukan kertas, peta tua yang warnanya sudah memudar, dan simbol-simbol aneh yang digambar dengan tinta hitam. Beberapa garis masih basah, meninggalkan kilau tipis seperti tinta baru dituangkan. Tepat di atas meja, sebuah lilin kecil hampir habis, sumbunya berasap. Cairan lilinnya mengalir turun ke sisi meja dan membeku, membentuk urat putih yang menjuntai seperti akar yang merayap ke lantai.

Bu Redfiel berjalan ke arah kursi besar di belakang meja. Gerakannya lambat tapi mantap, seolah ia sudah melakukan ritual ini ratusan kali. Kursi itu sendiri tampak terlalu besar untuk tubuhnya yang bungkuk, tapi ketika ia duduk, ruangan terasa menyesuaikan, seakan kursi itu memang dibuat untuknya.

“Duduklah,” katanya pelan, tapi dengan nada yang tak bisa ditolak. “Biarkan rumah ini mengenal kalian lebih dulu.”

Sara langsung menggeleng. Ia tetap berdiri di dekat pintu, punggung menempel ke dinding. Matanya bergerak gelisah dari rak ke rak, seolah benda apa pun di sini bisa hidup setiap saat. Tangannya terkepal, jelas ia siap kabur begitu ada alasan sekecil apa pun.

Ethan, sebaliknya, tampak nyaris terpesona. Ia menarik kursi tanpa ragu dan duduk di sisi meja, lalu segera membuka buku catatannya. Mata birunya berkilat penuh semangat, meski wajahnya masih pucat setelah kejadian semalam. Jari-jarinya bergerak cepat, menyalin detail simbol-simbol di meja.

Lisa berdiri di antara mereka, bimbang.

Jantungnya berdegup semakin cepat, seperti sedang dipaksa memilih antara kabur bersama Sara atau menyelam lebih dalam bersama Ethan. Ia akhirnya menarik kursi dan duduk perlahan, tubuhnya tegang, telapak tangannya berkeringat.

Begitu kulit tangannya menyentuh permukaan meja, rasa dingin menusuk ke dalam daging, lalu berbalik menjadi panas. Ia terkejut, mencoba menarik diri, tapi simbol di telapak tangannya langsung menyala terang.

Sara menjerit kecil, suaranya pecah. “Lis! Tanganmu!”

Lisa menatapnya sendiri dengan ngeri. Cahaya itu bukan hanya kilau samar—ia berdenyut seperti urat bercahaya yang merambat keluar dari pori-porinya. Simbol itu menetes, menyebar ke meja seolah cairan tinta hidup, lalu merangkak ke arah coretan-coretan yang sudah ada. Garis-garis di meja menyala, berpadu dengan pola dari tangannya, membentuk lingkaran yang sempurna.

Suasana ruangan berubah. Lilin berkedip, bayangan rak memanjang. Suara kayu berderit terdengar lebih keras, bukan lagi karena angin, tapi seakan-akan rumah itu sendiri ikut bernafas.

Ethan mencondongkan tubuh, wajahnya pucat tapi penuh kekaguman. “Ini… reaksi langsung. Seperti kunci yang menemukan gemboknya.”

Bu Redfiel mengangguk tipis, matanya tetap terarah pada Lisa. “Akhirnya terbuka juga.”

Lisa panik, mencoba menarik tangannya. Tapi simbol itu sudah terhubung, seolah tertanam ke meja. Urat cahaya tetap menempel meski ia menjauhkan telapak. Meja mulai bergetar pelan, getarannya merambat ke lantai. Kertas-kertas di atasnya berhamburan, beterbangan seperti burung yang dilepas dari sangkar.

Dari bawah meja, kegelapan mulai menebal. Bayangan yang tadinya hanya bentuk samar kini menggumpal, berputar, dan perlahan naik. Suaranya seperti desisan rendah, bercampur dengan bisikan tak jelas.

Sara menutupi mulutnya dengan tangan, matanya melebar. “Astaga… sesuatu bergerak di bawah sana.”

Lisa hanya bisa menatap, jantungnya menghantam rusuk. Ia merasakan dorongan aneh dari simbolnya, seolah tubuhnya dipanggil untuk tidak menjauh melainkan mendekat.

1
~abril(。・ω・。)ノ♡
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
GLADIOL MARIS: Semoga betah nemenin Lisa di Wotu dalam perjalannya 🤗
total 2 replies
Không có tên
Kocak abis
GLADIOL MARIS: Waduh, susah nih bikin kakak takut pas baca kayaknya⚠️
total 1 replies
GLADIOL MARIS
Halo teman-teman yang sudah menyempatkan mampir. Aku harap WOTU bisa nemenin kalian nantinya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!