Eva Calista, seorang siswa jenius berusia 17 tahun, terjebak dalam sebuah cerita novel yang membuatnya tertarik. Saat membaca tentang penindasan yang dilakukan protagonis terhadap antagonis, Eva merasa tidak tahan dan tertidur karena kelelahan.
Namun, saat terbangun, Eva menemukan dirinya berada di tubuh antagonis saat masih bayi. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada sebuah sistem yang muncul dan menjelaskan bahwa Eva telah bereinkarnasi ke dalam cerita novel.
Sistem tersebut memberitahu Eva bahwa ia harus mengarungi peran sebagai antagonis dan mengubah jalannya cerita. Eva harus menggunakan kecerdasan dan kemampuan analitisnya untuk memahami sistem dan mengubah nasibnya sebagai antagonis.
Dengan sistem yang menemani dan membantu, Eva mulai menjelajahi dunia cerita novel dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Apakah Eva bisa mengubah jalannya cerita dan menjadi antagonis sejati? Cerita ini akan membawa Anda ke dalam petualangan yang menarik dan penuh kejutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Gimana? Ketemu, Laila?"
Semua menunggu informasi dari Laila. Setelah menunjukkan foto gadis tadi, Reva langsung memberitahu yang lain dan Laila lah yang bertugas mencari informasi.
Laila sangat ahli dalam bidang komputer, karena itu lah dia yang mencari data pribadi gadis itu. Melalui laptop yang selalu ia bawa, dia mulai mencari.
"Dia hanya anak adopsi keluarga dari pasangan Surti dan Yanto. Dia punya adik yang bernama Ellie. Sebenarnya umur mereka berdua sama. Tapi, ya begitulah,"
"Anak adopsi ya," lirih Reva
"Tapi kenapa begitu ya?"
"Di adopsi tapi dibuat gitu. Kek di siksa." ujar Aura
Melihat penampilannya saja sudah meyakinkan bahwa dia di siksa. Pakaian lusuh dan compang camping.
"Udahlah, biarin aja. Bukan urusan kita juga kan," ujar Cia merasa tak peduli dan diangguki Laila.
"Tapi, sistem bilang dia hidden figure. Apa maksudnya?" batin Reva
"Udahlah va, bukan urusan kita juga kan," ujar Aura yang melihat bahwa Reva masih memikirkan hal yang tadi.
DORRR
Mendengar suara tembakan, mereka segera keluar dari tenda. Melihat banyaknya orang membawa senjata membuat Reva waspada.
"Jadi sudah di mulai ya!" Reva menyeringai saat melihat para penyergap itu.
"Berhenti kalian semua, atau saya tangkap!" teriak polisi yang tiba-tiba datang berhamburan keluar dari semak-semak.
Para penjahat itu terkejut dengan kedatangan polisi.
"Gimana bisa ada polisi?" bisik mereka saat melihat adanya polisi ditempat perkemahan.
"Sistem, kau yang terbaik!" puji Reva
Melihat rencananya berhasil membuatnya senang.
[Sistem Re] : "Bagaimana nona?"
"Bagus, ini sangat bagus!" puji Reva
Inilah rencana Reva tanpa dirinya harus turun. Re mengirimkan pesa serta bukti kegiatan aneh di kawasan perkemahan. Lalu meminta mengirimkannya ke ayahnya secara anonim.
Jika tau bahwa dia dalam bahaya, dia akan mengerahkan segalanya. Dan boom! inilah terjadi.
"Sepertinya Om Ronan sudah memprediksi ini!" ujar Mason yang tiba-tiba ada di sampingnya.
"Apa maksudmu?" ujar Reva dengan pura-pura tidak tahu.
"Sebelum berangkat dia bilang harus jagain kamu apapun yang terjadi," jelas Mason
"Benarkah?"
"Iya. Tapi tanpa dimintapun akan aku lakuin itu!" ujar Mason sambil menggenggam tangan Reva
[Sistem Re] : "Anda sangat lintar berakting, nona!"
"Tentu saja, aku adalah si Reva yang jenius nan cerdik," pujinya dalam hati
Sistem hanya mendengus mendengar tingkat percaya diri nona mudanya semakin meningkat.
Di balik pohon ada seseorang yang merasa kesal melihat kejadian yang baru saja terjadi. Semua rencana yang mereka susun gagal, gagal total.
"Kenapa ini bisa terjadi!" kesalnya sambil berlalu pergi dengan marah.
Reva yang melihat itu menyeringai senang. Inilah yang ingin lihat. Wajah asli tokoh utama wanita.
"Wajah yang bagus untuk dilihat! puji Reva saat melihat kepergian Ellie.
...****************...
Suasana pagi di perkemahan sangat sejuk. Reva juga lega saat mengetahui bahwa kasus penyerangan aneh itu menjadi sesuatu yang menarik di matanya.
Krek!
Mendengar patahan ranting di balik semak. Reva melirik sekilas. Kemudian berjalan santai layaknya tidak tau apa-apa. Mengelilingi area hutan, Reva terdiam di tempat yang cukup sepi.
"Keluarlah, disini sepi!" ujar Reva
Tak... tak....
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Reva berbalik, dan melihat seseorang yang ia temui di sungai berdiri tegak di hadapannya. Sorot matanya, terlihat berbeda dari saat dirinya mengenal di awal.
"Ada apa kau menemuiku?"
"Aku hanya ingin minta bantuanmu," lirihnya
"Tolong carikan orang tuaku. Sejak kemaren mereka belum juga pulang," lanjutnya
"Kenapa aku harus menolongmu?" ujar Reva dengan mengangkat satu alisnya bingung
"Kita tidak saling mengenal. Jadi aku tidak punya kewajiban untuk menolongmu!"
Setelah mengatakan itu, Reva segera berbalik dan ingin pergi dari sana. Namun, langkahnya terhenti karena kalimat yang keluarkan berikutnya.
"Aku tau siapa yang menjadi dalang penyerangan tempat kemah kemaren!" teriaknya
Reva menatap kembali gadis itu. Reva maju secara perlahan dan menatap menilai gadis itu.
"Katakan apa yang kau tau!"
Gadis itu pun menjelaskan bahwasanya ayah dan ibunya mendapat perintah dari seorang perempuan yang terlihat kaya. Dia menyuruh untuk menculikmu saja. Namun, ayah dan ibu membuat rencana lain saat mengetahui identitasmu. Dia ingin memerasmu dan mengambil uangmu sebanyak mungkin agar adikku bisa ke kota.
Sesuai dugaan, itulah yang terjadi di dalam novel. Namun, hal itu tidak akan terjadi karena dia telah mencegahnya.
"Tenanglah. Menurut kabar ada 2 orang kabur sebelum tertangkap. Jadi pasti mereka bersembunyi di sekitar rumah. Palingan juga sebentar lagi mereka akan pulang dan membuang jejak mereka," jelas Reva setelah itu pergi meninggalkan gadis itu yang terdiam dan menangis.
"Re, kau dengar itu?" ujar Reva
Re yang sejak tadi berada di belakang Reva secara sembunyi-sembunyi keluar dan tempat persembunyiannya.
"Tentu, nona. Saya mendengarnya dengan sangat baik,"
"Kau tau siapa yang dimaksud oleh gadis itu?"
"Maaf, nona. Hal itu harus anda cari tau sendiri, nona," ujar Re
Mendengar itu, Reva langsung memutar bola matanya malas. Banyak hal yang harus ia cari tau sendiri.
"Sudahlah, nanti juga pasti dia muncul dengan sendirinya." malas Reva.
Lagipula, Reva sudah mengantongi nama yang patut dicurigai. Wanita sosialita yang serakah. Wanita yang tak tau malu menjadi parasit dalam keluarganya tanpa disadari semua orang. Ya tidak semua orang, mungkin hanya ibunya.
Setelah kejadian tak mengenakkan itu, semua agenda perkemahan tetap berjalan dengan lancar. Hanya saja yang membedakan adalah banyak gadis desa yang terpesona dengan anak laki-laki di sekolahnya. Dan itu termasuk Ellie. Terkadang Ellie mencari perhatian Mason yang tak dipedulikan Mason sama sekali.
"Cewek itu caper banget ke Mason," cibir Cia
"Dia tau mana mangsa dari keluarga kaya," ejek Aura
Kemudian mereka tertawa saat Mason berjalan melewatinya. Bahkan melirik pun Mason tak sudi.
"Nanti kau pulang denganku kan,?" tanya Mason
"Tentu, Re pulang dulu dengan membawa barang-barang!" ujar Reva
Mason pun tersenyum dan mengelus kepala Reva. Hal itu dilihat Ellie yang sejak tadi memperhatikan interaksi mereka.
Merasa kesal, Ellie pun pergi sambil menghentakkan kakinya. Hal itu menjadi hiburan tersendiri bagi teman-teman Reva.
