Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.
"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.
"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.
"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.
Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermuka dua
Selepas berbincang dengan sang kakek, Gia kembali masuk kedalam rumah namun saat hendak masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan dirinya tiba-tiba ia tak sengaja mendengar perbincangan nyonya Nala dengan sang putri melalui celah pintu kamar yang tak tertutup rapat.
"Ibu harus segera memberikan gadis itu pelajaran baru sehari di rumah ini sudah membuat kita susah," Tania nampak mengadukan perbuatan Gia kepada sang ibu sembari terisak.
Pakaiannya yang basah karena ulah Gia sudah diganti namun mood nya untuk pergi pun sudah tak ada apalagi sang suami tak ada niat untuk membujuknya.
"Apa-apa tidak bisa sok kecantikan banget ku rasa dia sengaja berakting seperti itu agar mendapatkan simpati dari kita dan setelah dia menguasai rumah ini kita pasti akan jadi pesuruhnya," imbuh wanita itu lagi dengan segala tudingannya.
"Sabarlah sayang, kita tidak bisa berbuat apa-apa jika kakekmu masih menginginkannya tinggal disini." Nyonya Nala berusaha memberikan pengertian putrinya itu.
"Kenapa kak Gio tidak menunggu kak Rania saja dan menikah dengannya daripada menikah dengan gadis kota sok cantik itu," keluh Tania dengan kesal dan sang ibu pun langsung mengusap punggungnya dengan lembut.
Rania adalah putri kepala kampung sekaligus mantan kekasih Gio, bertahun-tahun mereka menjalin kasih namun gadis itu tiba-tiba memutuskan hubungan sepihak karena ingin pergi keluar negeri untuk menjadi pianis internasional setelah menang dalam beberapa kejuaraan nasional.
"Sabar ya sayang setelah kita dapatkan apa yang kita mau ibu akan segera mengusirnya dari sini tanpa membawa apapun, sekarang lebih baik kita berpura-pura baik saja padanya apalagi didepan kakekmu atau pun Gio." bujuk sang ibu lantas dipeluknya putri kesayangannya tersebut.
"Tapi jangan terlalu lama bu, aku takut dia menggoda suamiku karena ibu tahu sendirikan jika kak Gio jarang sekali di rumah dan dia pasti kesepian." mohon Tania menatap sang ibu.
Nyonya Nala mengangguk kecil. "Tentu saja ibu juga sudah empet melihatnya disini," sahut wanita paruh baya tersebut.
Gia yang menguping pun nampak tersenyum lebar, tentu saja dengan senang hati ia akan pergi dari sini tanpa menunggu diusir namun sayangnya itu takkan terjadi bahkan ia masih dalam pingitan selama 40 hari. Ia juga tak mengetahui daerah ini lalu bagaimana caranya ia akan kabur?
Saat ia hendak membuka pintu kamarnya tiba-tiba nyonya Nala yang baru keluar dari kamar putrinya nampak memanggilnya lalu mengajaknya ke ruangan bagian belakang rumah tersebut, entah apa yang akan mereka lakukan disana dan Gia hanya bisa mengikuti langkah wanita paruh baya tersebut.
"Ini semua cucian yang harus kamu cuci tolong dicuci dengan bersih ya nak!" perintah wanita itu dengan menunjukkan dua ember berisi pakaian kotor, ia bisa menebak jika itu semua adalah pakaian wanita itu dan juga Tania beserta suaminya tapi tumben wanita itu berkata lembut padanya?
"Oh ya kamu tak perlu mencuci pakaian ayahku karena dicucinya sendiri," imbuh wanita itu lagi.
"Kenapa tidak Tania dan bibi sendiri yang mencucinya?" tukas Gia, mereka masih sehat dan punya tangan maupun kaki yang lengkap.
"Kamu itu seorang menantu disini jadi harus patuh karena itu sudah menjadi tugas menantu yang tinggal dan mengabdi di rumah mertua!" nasihat wanita paruh baya tersebut lantas berlalu pergi.
"Menantu atau pembantu?" Gerutu Gia dengan kesal namun nyonya Nala enggan membalas karena pasti akan berakhir dengan perdebatan.
Gia berpikir apa semua wanita yang menjadi menantu disini juga melakukan hal yang sama sepertinya?
Kemudian gadis itu nampak mengedarkan pandangannya dan tak menemukan mesin cuci disana lalu ia pun kembali mendatangi wanita paruh baya tersebut.
"Bi, dimana mesin cucinya?" tanyanya kepada wanita yang sedang menyiram tanaman di halaman belakang itu.
"Mesin cuci apa?" ucapnya tak mengerti.
"Tentu saja mesin untuk mencuci pakaian," sahut Gia menjelaskan.
"Tidak ada di kampung ini yang menggunakan barang itu karena itu hanya akan menyebabkan kemalasan, cucilah dengan tanganmu saja!" tukas wanita itu kemudian.
"A-apa?" Gia nampak tak percaya, sejak tadi ia memang tak melihat alat elektronik di rumah ini seperti televisi atau pendingin ruangan untung saja udara disini sangat dingin.
Akhirnya gadis itu pun kembali ke ruang cuci dan lagi-lagi ia bingung saat hendak mengambil air kedalam sumur, dengan bekal sok tahunya ia mencoba untuk mengambilnya namun hampir saja masuk kedalam sumur kalau saja seseorang tak menepuk bahunya hingga membuatnya kembali seimbang.
"Biar ku bantu," ucap Jordi tiba-tiba yang rupanya sudah ada dibelakangnya.
"Oh baiklah," tentu saja Gia tak menolak meskipun sedikit waspada dengan pria itu.
Kini Jordi nampak membantu gadis itu menimba air dari dalam sumur dan Gia pun memperhatikan caranya, apakah sesulit ini hidup di kampung karena segala sesuatu harus menggunakan tenaga padahal ada pompa air yang dijual di toko yang pastinya akan lebih meringankan pekerjaan.
"Terima kasih," tukas Gia setelah tempat pengisian airnya penuh dan pria itu kembali pergi setelah sang istri berteriak memanggilnya. Sepertinya saudara iparnya itu sangat takut dengan istrinya pikir Gia.
Saat gadis itu hendak memulai kegiatan mencucinya tiba-tiba Tania datang. "Apa yang dilakukan suamiku disini?" ucapnya to the point.
"Sayang, aku cuma bantu dia menimba air." Jordi yang menyusulnya langsung memberikan penjelasan.
"Kamu jangan ganjen ya sama suamiku!" ancam Tania lantas menarik suaminya pergi dari sana.
Mendengar itu pun Gia nampak melongo, apa ia tak salah dengar? ia ganjen dengan pria cacingan seperti itu? Jordi memang bertubuh tinggi, namun badannya lumayan kurus sepertinya pria itu sedikit tertekan dengan keluarga istrinya.
Tak ingin ambil pusing dengan tuduhan iparnya itu, Gia pun mulai melakukan pekerjaannya namun karena tak mengerti caranya mencuci pakaian gadis itu nampak berpikir sejenak lalu senyumnya pun seketika mengembang dibibir tipisnya tersebut.
Dua ember berisi pakaian kotor itu langsung ia berikan air hingga penuh dan juga ditumpahkan sabun sebungkus dengan berat sekilo setelah itu ia segera masuk ke dalam ember lalu di injak-injaknya pakaian tersebut sembari bernyanyi riang.
Cikini ke Gondangdia
Orang iri tandanya tak bahagia
Cikampek Tasikmalaya
Apa nggak capek ngepoin hidup saya
Jakarta ke Jayapura
Didepan ramah dibelakang menggibah
Madura sampai Papua
Muka dua memang suka berpura-pura
Gia terus saja bernyanyi sambil menginjak-injak pakaian didalam ember cucian tersebut sampai sebuah suara menggema menusuk telinganya.
"Astaga, apa yang kamu lakukan dengan pakaian-pakaian itu?" teriak nyonya Nala dengan wajah bengisnya saat melihat apa yang dilakukan oleh gadis itu, menantunya itu benar-benar tak becus melakukan apapun.
Wah wah wah benar2 yaa Gio seorang suami idaman...
Perlu dikarungin jangan sampai lepas /Drool/, bahaya kalau sampai jatuh ke dalam pelukan wanita yang ngga bener..
Anugrah terindah lho Gia kamu punya suami yang seperti itu...
Satu point plus sudah dimiliki oleh Gio sebagai seorang suami...
Jangan sampai positive vibes ini menjadi ternoda ya Gio..
Awas saja kalau kamu masih gagal move on dari mantan...
jordi buaya...bru nikah aja liat istri orang kek gtu apa lgi kalau udah lama
apa yg dtuggu" gi 🤣
wkwk.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/