NovelToon NovelToon
Cinta Suci Aerra

Cinta Suci Aerra

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:681
Nilai: 5
Nama Author: manda80

Aerra adalah seorang wanita yang tulus terhadap pasangannya. Namun, sayang sekali pacarnya terlambat untuk melamarnya sehingga dirinya di jodohkan oleh pria yang lebih kaya oleh ibunya. Tapi, apakah Aerra merasakan kebahagiaan di dalam pernikahan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon manda80, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Apa Denganmu, Nak?

Kertas itu bergetar di tanganku. Bukan karena hembusan angin, tetapi karena amarah yang menjalari seluruh tubuhku hingga ke ujung jari. Tulisan tangan Aldo yang rapi dan elegan itu kini terlihat seperti goresan cakar yang mengejek. Tes pertama? Permainan macam apa ini? Ia mengurungku, memberiku teka-teki, dan sekarang ia menyeretku ke dalam rahasia kelam antara dirinya dan ibuku.

Perasaan mual yang tadi sempat reda kini kembali dengan kekuatan penuh. Perjodohan itu. Malam di mana hidupku ditukar dengan tumpukan janji kemewahan. Aku selalu mengira itu adalah murni keegoisan Ibu yang haus status, tetapi pesan Aldo menyiratkan ada sesuatu yang lebih busuk di baliknya. Sesuatu yang Ibu sembunyikan darinya.

Aku mencengkeram kotak kayu kecil itu dengan satu tangan dan lipatan kertas di tangan yang lain. Ruangan arsip yang tadinya terasa seperti penjara, kini menjadi saksi bisu atas awal babak baru penyiksaan ini. Aku tidak punya pilihan lain. Aku harus keluar dari sini dan menghadapi sumber masalahnya secara langsung.

Dengan langkah cepat, aku meninggalkan ruangan itu, tidak lagi peduli pada debu atau aroma kertas tua. Aku menuruni tangga marmer yang megah, derap langkahku menggema di aula yang sepi. Bi Asih yang kebetulan lewat menatapku dengan cemas.

“Nyonya… Nyonya mau ke mana?” tanyanya hati-hati. “Wajah Nyonya pucat sekali.”

“Aku nggak apa-apa, Bi,” jawabku singkat, mencoba mengendalikan suaraku agar tidak bergetar. “Aku cuma perlu telepon seseorang. Penting.”

Aku tidak berhenti, terus berjalan menuju ruang keluarga di mana telepon rumah diletakkan di atas meja mahoni yang berkilauan. Aku lebih memilih menggunakan telepon rumah daripada ponselku sendiri. Entah kenapa, aku merasa lebih aman, seolah percakapan ini tidak akan bisa dilacak oleh Aldo. Sebuah pemikiran yang bodoh, mengingat betapa ia tampaknya mengendalikan segalanya.

Jemariku yang gemetar menekan nomor telepon Ibu. Setiap nada sambung yang kudengar terasa seperti dentuman palu di dadaku. Satu… dua… tiga…

“Halo?” Suara Ibu yang familier menyapa, terdengar riang seperti biasanya. Nada yang selalu ia pakai saat berbicara dengan teman-teman sosialitanya.

“Ibu,” sahutku. Suaraku terdengar serak dan dingin, bahkan di telingaku sendiri.

Nada riang itu langsung lenyap. “Aerra? Kamu kenapa, Nak? Suaramu aneh. Kamu lagi berantem sama Aldo?”

“Justru sebaliknya, Bu,” balasku tajam. “Aku lagi ‘main’ sama Aldo. Permainan yang seru banget.”

Terdengar jeda sejenak di seberang sana. “Main? Maksud kamu apa, sih? Jangan aneh-aneh, deh. Kamu itu harusnya bersyukur punya suami kayak Aldo. Baik, kaya, ganteng…”

“Cukup, Bu!” potongku, emosiku tak tertahankan lagi. Aku menekan gagang telepon erat-erat. “Aku nggak punya waktu buat dengar ceramah Ibu. Aku mau tanya sesuatu. Dan aku mau Ibu jawab jujur.”

“Tanya apa? Kamu bikin Ibu bingung,” elaknya, suaranya mulai terdengar waspada.

Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungku yang menggila. “Malam perjodohan kita. Malam waktu Ibu dan Ayah ketemu keluarga Aldo untuk pertama kalinya. Rahasia apa yang Ibu sembunyikan dari Aldo malam itu?”

Keheningan. Keheningan total yang terasa lebih bising daripada teriakan. Aku bisa mendengar napas Ibu yang tertahan di seberang telepon.

“Rahasia? Ibu nggak ngerti maksud kamu, Aerra. Kamu ini pasti kecapekan. Nggak ada rahasia apa-apa,” jawabnya akhirnya, namun nadanya dipaksakan. Terlalu cepat, terlalu defensif.

“Jangan bohong, Bu!” desisku. “Aldo tahu! Dia yang suruh aku tanya ke Ibu. Dia ngunci aku di sini, Bu! Dia kasih aku teka-teki, dan kuncinya ada di Ibu!”

“Apa?! Dia… dia tahu?” Suara Ibu berubah menjadi bisikan panik. Semua kepura-puraan sirna seketika. “Nggak mungkin. Bagaimana bisa dia tahu?”

Bingo. Jadi memang ada sesuatu.

“Aku nggak peduli gimana dia bisa tahu!” bentakku. “Yang aku peduli sekarang adalah, apa rahasia itu?! Apa yang Ibu lakuin?! Ibu jual aku, kan?!”

“Jaga bicaramu, Aerra!” balas Ibu dengan nada tinggi, mencoba merebut kembali kendali. “Ibu ini ibumu! Ibu melakukan semua ini demi kebaikanmu! Demi masa depanmu!”

“Kebaikan siapa? Kebaikan Ibu?!” Aku tertawa getir, air mata panas mulai menggenang di pelupuk mataku. “Bilang, Bu! Apa yang terjadi malam itu? Apa ini ada hubungannya sama utang Ayah?”

Lagi-lagi hening. Tapi kali ini, aku bisa mendengar isak tangis yang ditahan. “Itu… itu lebih rumit dari yang kamu bayangkan, Nak.”

“Kalau gitu, jelasin biar aku ngerti!” tuntutku. Aku memukul meja dengan kepalan tanganku, tidak peduli rasa sakit yang menjalari buku-buku jariku. Kotak kayu di samping telepon seolah mengejekku dengan kebisuan-nya.

“Ibu… Ibu nggak bisa bilang lewat telepon,” lirihnya, suaranya pecah.

“Kenapa nggak bisa?! Ibu takut Aldo dengar juga? Terlambat, Bu! Dia udah tahu semuanya!” Aku berjalan mondar-mandir sejauh kabel telepon mengizinkan, merasa seperti binatang yang terperangkap. “Apa perjanjiannya, Bu? Apa yang Ibu janjiin ke keluarganya selain menyerahkan aku?”

“Bukan… bukan itu…” Ibu tergagap. “Malam itu… Aldo nggak ada di sana waktu Ibu bicara sama orang tuanya. Ada perjanjian… kesepakatan bisnis antara Ayahmu dan almarhum ayahnya Aldo. Bisnis ayahmu di ambang bangkrut, Ra…”

Napasaku tercekat. Jadi benar. Ini bukan sekadar perjodohan, ini adalah transaksi penyelamatan.

“Lalu? Apa hubungannya sama aku?” tanyaku, suaraku nyaris tak terdengar.

“Syaratnya… syaratnya adalah pernikahan. Pernikahan antara kamu dengan putra mereka satu-satunya, Aldo,” jelas Ibu, suaranya dipenuhi rasa bersalah yang terlambat. “Tapi ada satu hal… satu rahasia keluarga kita yang Ibu sembunyikan dari mereka. Ibu terpaksa. Kalau mereka tahu, kesepakatan itu akan batal dan keluarga kita akan hancur.”

“Rahasia apa, Bu?!” tuntutku sekali lagi, kesabaranku sudah di titik terendah.

“Tentang… tentang Lika…”

Lika? Adikku? Apa hubungannya semua ini dengan Lika? Kepalaku terasa berputar. Semua kepingan informasi ini terasa acak dan tidak masuk akal.

“Apa maksud Ibu? Kenapa dengan Lika?”

“Lika sebenarnya…”

Ibu berhenti bicara. Aku mendengar suara gemerisik di latar belakang teleponnya, diikuti suara seorang pria yang berat dan dalam. Suara yang tidak kukenali.

“Bu? Ibu masih di sana? Suara siapa itu?” tanyaku panik.

“Aerra… dengerin Ibu,” bisik Ibu, suaranya terdengar sangat ketakutan. “Kamu harus pergi dari rumah itu sekarang juga. Pergi, Nak! Jangan percaya sama Aldo! Dia…”

Tut.

Sambungan terputus.

Aku mematung, gagang telepon masih menempel di telingaku. Pergi? Jangan percaya sama Aldo? Apa maksudnya ini semua?

Aku mencoba menelepon kembali, tetapi nomornya sibuk. Berkali-kali kucoba, hasilnya tetap sama. Kepanikan dingin mulai merayapiku, lebih menakutkan daripada amarah yang kurasakan sebelumnya.

Aku meletakkan gagang telepon dengan tangan yang lunglai. Mataku tertuju pada kotak kayu di atas meja. Apapun rahasia di dalamnya, itu pasti berhubungan dengan Lika dan kebohongan Ibu pada keluarga Aldo. Kebohongan yang kini diketahui oleh suamiku.

Tiba-tiba, aku merasakan hawa dingin di tengkukku. Sebuah perasaan ganjil bahwa aku tidak lagi sendirian di ruangan yang luas ini.

Perlahan, aku memutar tubuhku.

Jantungku serasa berhenti berdetak. Di ambang pintu ruang keluarga, bersandar dengan santai seolah ia sudah berada di sana sejak tadi, berdiri Aldo. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, dan wajahnya menampilkan senyum tipis yang sama sekali tidak mencapai matanya yang dingin dan tajam.

“Sepertinya percakapan yang seru,” ujarnya dengan nada ringan yang mengerikan. “Jadi, sudah dapat kuncinya dari Ibu, sayang?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!