NovelToon NovelToon
Bukan Dukun Beneran

Bukan Dukun Beneran

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Senja

_Simple Komedi horor_

Demian, seorang anak miskin yang mencoba kabur dari bibi dan pamannya malah mendapat kesialan lain. Ya.. ia bertemu dengan seorang pemuda sebayanya yang tidak masuk akal dan gila. Lantas apakah Demian akan baik-baik saja??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu tak Terduga

Pagi itu, suasana rumah Nehara sudah seperti mau Lebaran. Bukan karena ada ketupat atau opor, tapi karena Nehara mondar-mandir di ruang tengah sambil memikirkan strategi terbaik untuk... menyebarkan gosip mengenai betapa hebatnya dukun Ki Sid.

Sebenarnya ia tak mempercayai dukun dan apa yang berserta para mereka, seperti halnya ilmu gaib. Apalagi sudah nampak betul salah satu contohnya, temannya yang menjadi dukun KW hanya untuk menipu orang-orang demi uang. Nehara pun yakin, kalau banyak dukun yang modelannya seperti Alsid. Atau bisa dibilang, mereka semua sama.

Tidak ada ilmu gaib, tidak ada jin atau hantu, tidak ada santet atau telu. Itu semua cuma akal-akalan dukun dan orang bod*h yang ikut mempercayainya.

Tapi... berhubung dia sudah berjanji mau mempromosikan pekerjaan Alsid ini pada ibunya, yah.. ia harus pura-pura mempercayai semua itu.

Sambil menarik napas panjang, mengumpulkan tekad kuat-kuat, Nehara memperhatikan sang ibu dari kejauhan, ia berdiri kaku di ambang pintu kamar.

"Ibu," panggilnya, menghampiri sang ibu yang sedang duduk di ruang tamu sambil meronce kacang tojin dan nonton sinetron.

"Hmmm?"

"Hehe.. lagi ngapain nih?" tanyanya berbasa-basi, sambil duduk di dekat ibunya.

"Godain duda!! Ya lagi nonton tipi lah!! Masih kau tanya lagi!!" omelnya tanpa mengalihkan pandangan dari tv. "Hah? Kamu datang nih mau ngapain? Pasti ada sesuatu yang di mau? Mau beli perkakas dapur lagi buat belajar masak?? Atau kamu gosongin teplon baru lagi sampai rusak?" terka sang ibu, yang sudah yakin kalau ada yang tidak beres dari anaknya itu.

"Nggak.. Nggak ada kok, bu. Apaan. Haha." Nehara tertawa canggung. "Wah, bagus ni sinetron ibu, tentang apaan, bu?"

Si ibu tetap tak mengalihkan pandangannya. "Tentang set*an penagih utang!" sahutnya. "Bentar lagi ada dukun nih yang nolongin biasanya." terkanya. "Nah kan bener!! Sinetron indonesia nih kebaca semua. Kayaknya lebih pantes ibu deh yang jadi sutradaranya." lanjutnya.

Mata Nehara berkilat-kilat ketika mendengar satu kata yang di ucapkan ibunya. Pas sekali kalau dia masuk di saat seperti ini.

"Oh ya, bu. Ngomong-ngomong tentang dukun. Kemarin aku lihat pasien keluar dari kosan Ki Sid. Mukanya pucat, lemes, kayak udah hampir mati gitu. Tapi pas keluar... mukanya cerah! Kenceng! Sehat total! Sumpah kayak abis di facial dan ruqyah barengan."

Sang ibu memalingkan wajah dari televisi dengan ekspresi malas. "Nehara... kamu jangan bergaul sama dukun. Mereka itu syirik. Syirik ngerti?"

"Aku tahu, Bu. Tapi ini... Ki Sid beda. Dia bukan dukun biasa. Dia itu kayak... orang pintar versi islami. Denger-denger juga dia pernah nolong anak kecil yang hampir mati. Gratis! Bayangin, gratis!"

Ibunya mengangkat alis. Tapi hanya sebentar. "Tetep aja. Ibu nggak percaya sama begituan. Biarpun dia bisa ngubah kertas jadi emas kek, atau nyembuhin ayam yang sekarat kek, ibu tetep nggak mau percaya. Dukun tuh kerjanya main jin. Ujungnya syirik."

"Huh, yang ini beda sih, bu. Mana pembicaraan tukang sayur di komplek kan lagi hangat banget ngebicarain dukun baru. Masa' iya sih ibu gak update nanti pas nimbrung di arisan. Mana Alsid kan anak kosan ibu, pasti ibu sumber utama yang di yakini paling tepat dan akurat sama temen-temen ibu."

Ibunya mengibaskan tangan bak sedang mengusir ayam. "Udah udah udah!! Kamu itu ya Alsid Alsid mulu!! Jangan-jangan kamu udah di guna-guna ama dia biar naksir!! Udah tau dukun, masih aja kamu deketin!!" omel ibunya.

"Dih, nggak ya bu!! Emangnya Hara nampak Naksir Alsid? Nggak kan?" bantah Nehara.

"Udah lah, jangan nyeritain Alsid lagi. Biasanya dukun dukun begitu tau kalau lagi di bicarain. Kalau namanya di sebut mereka tau. Nanti kita di santet loh sama dia. Udah mendingan diam aja, nggak usah ikut campur!"

Nehara cemberut, tapi hatinya puas. Karena ia tahu persis: kalau ibunya sudah menolak dengan nada seperti itu, artinya... besok pas arisan pasti bakal diceritain. Dia pasti menelan mentah-mentah perkataan Nehara tadi. Toh, walaupun ibunya bilang tak percaya dukun, tapi dari perkataannya itu.. secara tidak langsung si ibu mempercayainya.

"Ya udah sih Bu. Aku cuma cerita. Nggak nyuruh ibu berobat juga. Lagian ibu sehat, iya kan?" ujarnya setengah sengaja, membuat ibunya mendengus.

"Iya! Ibu sehat! Ngapain juga ke dukun! Aneh aneh aja."

"Iya... aneh-aneh," balas Nehara sambil tersenyum licik, lalu bergegas masuk kamar. Dalam hati, ia sudah bisa membayangkan ibunya bakal jadi speaker bluetooth di arisan nanti.

...----------------...

Keesokan harinya, matahari minggu belum begitu tinggi. Tapi sinar hangatnya sudah membasahi genteng kosan yang berlumut.

Di kamar Alsid, terdengar suara ngorok yang stabil. Alsid tidur tengkurap, mukanya menempel dibantal, air liur menetes di ujung bibir. Dia bermimpi jadi dukun terkenal, disalamin orang se-RW, dan diundang podcast spiritual di YouTube. Bahkan di ACC jadi dukun asli oleh pesulap merah.

Sementara itu, Demian sudah segar. Ia mengenakan kaus lusuh dan celana training, lalu memutuskan untuk jogging keliling gang. Ia berjalan santai menyusuri lorong kecil depan kosan, sambil sesekali melirik ke arah tukang bubur yang biasa mangkal di ujung jalan.

Tapi langkahnya terhenti.

Sebuah mobil SUV hitam berhenti tepat di hadapannya. Mesin mobil itu masih menyala, kacanya sedikit terbuka, dan suara AC menghembus pelan dari dalam. Demian memicingkan mata, berusaha melihat siapa yang duduk di balik kaca gelap itu.

"Penculik?" bisik Demian sambil menahan napas. "Satpol PP? Jangan-jangan mereka akhirnya dapet laporan soal pengamen liar yang sering mangkal di lampu merah itu?" gumamnya penasaran dan menerka.

Demian sering menjadi sasaran pengejaran satpol PP tapi selalu berhasil kabur dan tak bisa di tangkap. Mereka benar-benar gemas dengan Demian, dan bertekad akan menangkap anak itu nantinya.

Apa mereka sudah benar-benar sampai disini untuk menangkapnya?

Tidak mungkin, kan?

Pintu mobil terbuka perlahan. Dan dari sana—

Turunlah seorang perempuan muda dengan tampilan elegan. Rambutnya tertata rapi, mengenakan blouse putih bersih dan celana panjang krem. Tumit sepatunya berdetak lembut di aspal.

Demian membelalak.

Perempuan itu... perempuan yang tempo hari datang bersama papa Alsid ke kosan.

"Hai... Demian, kan?" sapanya dengan senyum lembut. Wajahnya anggun, tenang, dan menyimpan aura mencurigakan.

Demian langsung mundur setengah langkah. "Iya. Maaf, Mbak siapa ya?"

"Kamu lupa? Aku yang datang sama Pak Adiguna kemarin. Kamu sempat buka pintu buat kami."

Demian diam. Ia mengangguk pelan, tapi sorot matanya berubah awas. Perempuan ini terlalu santai. Terlalu ramah. Dan... terlalu misterius.

"Kebetulan banget aku ketemu kamu. Aku mau bicara. Tapi... jangan bilang dulu ke Alsid, ya."

"Kenapa?" suara Demian kaku.

"Tenang, aku nggak bawa racun kok," ucapnya setengah bercanda, lalu menunjuk warung kopi kecil di ujung jalan. "Boleh ngobrol sebentar di sana? Nggak lama kok. Cuma... lima menit."

Demian masih curiga. Tapi rasa penasarannya lebih besar. Apa yang sebenarnya diinginkan wanita ini? Kenapa harus bicara diam-diam?

Tanpa berkata apa-apa lagi, Demian mengangguk pelan dan mengikuti langkah si perempuan.

Bersambung...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa tinggalin jejak selepas membaca... Like, komen dan vote karya aku yaaa...

Terimakasih banyak semuanya....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
a_
/Smile/
Nurindah
/Heart/
Nana Colen
aduuuuh alsid kho usil banget siiiih... itu kaya nyakeluarganya alsid deeeh
Rizka Yuli
bagus ceritanyaa,bikin penasaran
Nurindah
suka ama karakter celin...😍😍😍
Ika Ratnasari
next... 😍😍😍
Nana Colen
tenang alsid sekarang udah tambah personil lagi pasti dibantuin... emang begitulah resikonya jd dukun alsid.
kalou gak kena pasien akan ngebalik ke yang ngobatin maka jangan main main dengan peran dukun karena itu akan kembali ke kita kalau kekuatanya lebih kuat dari kita
Nasya nindi Nasya
alur ceritanya seru. ngk bertele.. ni rekomended buat yg suka humor plus horor
Nasya nindi Nasya
apa cewek yg di bawak sma papanya alshid itu yg ngirimin soalnya kan si demian bisa lihat tatap matanya si cwek... semoga makin rame yg membaca. saolnya ceritanya seru
Ayanii Ahyana
cerita swbagus ini kenaaaapaa sepoy sihhh
Ayanii Ahyana: iyaaaaa.. kita yg srius baca jdi kpikiran endingnya
Nurindah: mungkin masih pada trauma kali kak soalnya novel sebelum2 nya ngk sampai tamat aku aja ngarep bgt untuk cerita yg ini mudah2 an bener2 sampai tamat
total 2 replies
a_
/Facepalm//Facepalm/
Nurindah
kan kan kan.... suka bgt ama alurnya pasti banyak hal lucu ntar kalau mereka selalu berinteraksi degan boneka itu apa lagi kalau ada nahera pasti tambah kocak lagi
Nana Colen
aduuuuh di alsid cari gara gara niiiih
Ayanii Ahyana
apalah si alsid ini ktanya mau bantu malah mau ngebakar 😅😅
Rizka Yuli
deg deg,an banget rasanya
semangat terus KA rimaaa, penasaran banget kelanjutan nyaa.
Nana Colen
tegang banget bacanya...
Ika Ratnasari
deg2 an... padahal bacanya siang
Nurindah
penasaran sebenarnya isi dalam boneka itu tuh jahat ngk sih..
Ayanii Ahyana
ghahaa sial banget alsid
Enigma
/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!