Dalam perjalanan pulang dari kantor Sheryl tiba-tiba bertemu dengan cinta monyetnya waktu SMA yang pernah membuatnya patah hati, tapi ternyata dia sudah punya anak. Akankah cinta itu tumbuh lagi setelah 10 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon housewife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadian
Tiga tahun sudah Sheryl bekerja di Distrifast, posisinya sekarang adalah salah satu anggota tim manager keuangan yang tugasnya adalah sebagai akuntan. Karena ingin mengembangkan sistem akuntasi yang baru dan untuk memahami kebutuhan manajemen keuangan, tim IT pun dilibatkan untuk berkolaborasi dengan Sheryl. Salah satu anggota tim IT yang dilibatkan adalah Johan.
Johan adalah pria yang kompeten di bidangnya. Setelah satu tahun Johan mengenal Sheryl lantaran sering mengerjakan tugas bersama, dia terkesan dengan kinerja Sheryl yang cepat tanggap dan juga tertarik dengan kepribadian Sheryl. Walaupun mereka saling mengenal karena kebutuhan perusahaan, lama-kelamaan ketertarikan Johan berubah menjadi perasaan suka. Dia pun berusaha mendekati Sheryl.
Namun mendekati Sheryl bukanlah hal yang mudah. Sheryl punya pengalaman yang tidak menyenangkan. Pernah sekali waktu, dia membuka hati untuk seorang pria semasa dia masih menjadi karyawan biasa. Awalnya pria itu mendekati Sheryl dengan bersikap baik di depan Sheryl. Dia mengatakan ingin serius dengan Sheryl dan ingin merintis karir bersama. Nyatanya setelah pacaran setengah tahun Sheryl mendapati pacarnya sedang bercumbu dengan salah seorang cleaning service yang sedang bertugas membersihkan toilet pria. Sheryl memergokinya saat dirinya sedang berjalan melewati toilet pria yang sepi dan di sana dia mendengar suara desahan seorang wanita. Sheryl kemudian bersembunyi dan menunggu mereka keluar dari toilet untuk mengetahui siapa yang ada di dalam. Sheryl pun terkejut, dia tidak menyangka ternyata yang keluar dari toilet adalah pacarnya dan kemudian seorang cleaning service wanita keluar sambil merapikan kancing bajunya. Sheryl pun merasa jijik dan keesokannya dia langsung memutuskan hubungan dengan pacarnya. Karena malu mantannya itu langsung mengundurkan diri dari pekerjaannya. Dan karena itu dia tidak mau mau dengan mudah membuka hati untuk pria.
Johan yang mengetahui hal itu dari cerita rekan-rekan rekan Sheryl, merasa harus berusaha keras untuk mendapatkan hati Sheryl. Segala cara dia lakukan mulai dari hal-hal kecil misalnya dengan mentraktirnya minum kopi, membawakan camilan kesukaan Sheryl juga meminjamkan buku novel. Johan juga kerap memberikan perhatian pada Sheryl, misalnya saat musim hujan Johan bersedia mengantar jemput Sheryl dengan mobilnya karena kasihan dengan Sheryl yang menggunakan sepeda motor saat berangkat bekerja. Dan saat kaki Sheryl lecet akibat memakai sepatu baru, Johan segera membelikan plester untuknya. Semua itu dilakukan untuk meyakinkan Sheryl dan supaya ada peluang di hati Sheryl untuknya.
Rekan-rekan Sheryl yang mengetahui bahwa Johan suka padanya ikut mendukung hubungan mereka. Salah satu rekan satu tim Sheryl yaitu Elsa, dia berusaha membujuk Sheryl agar mau membuka hatinya untuk Johan. Menjelang jam pulang kantor pekerjaan Sheryl dan Elsa pun sudah beres. Ketika itu Elsa membahas tentang Johan kepada Sheryl, karena dia gemes melihat temannya masih betah menjomblo.
"Sheryl aku mau ngomong deh sama kamu." kata Elsa sambil menghampiri Sheryl yang sedang mematikan komputernya.
"Mau ngomong apa?" tanya Sheryl.
"Soal Johan, kayaknya dia suka sama kamu deh, menurut kamu dia orangnya gimana?" tanya Elsa.
"Yaa nggak gimana-gimana, sejauh ini sih dia baik, sopan." kata Sheryl.
"Sher, apa sedikit pun kamu ngga punya rasa sama Johan? Kalo menurut aku dia cocok lho sama kamu, udah ganteng, baik, perhatian, pekerjaan punya, kendaraan punya dan dengar-dengar dia lagi kredit rumah lho." kata Elsa.
Sheryl tidak menjawab.
"Sher, yang lalu biar aja berlalu. Nggak semua laki-laki itu brengsek. Kalau semua brengsek aku nggak nikah-nikah dong, buktinya sekarang aku udah nikah dan punya anak. Mungkin namanya juga dulu kamu masih polos, gampang percaya sama orang, terus nggak sengaja ketemu cowok yang nggak bener akhirnya kamu cuma dimainin sama dia. Masih untung bukan kamu yang dilecehkan sama dia waktu itu. Sheryl aku sebagai temen pingin ngeliat kamu bahagia. Aku peduli sama kamu. Kamu jangan diam aja, komen dong Sher. Aku kadang-kadang gemes sama kamu hii..ih." ucap Elsa sambil mencubit pipi Sheryl.
"Aduh duh duh...sakit Elsa" ucap Sheryl sambil mengusap pipinya.
"Heh ngapain tuh? Kenapa sher kamu diapain sama si Elsa?" tanya Johan yang tiba-tiba masuk ruangan.
"Eh ada Bang Jo, kabur ah atut haha...." ledek Elsa sambil berlalu.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Johan.
"Ngga apa-apa." jawab Sheryl.
"Pulang bareng yuk." ajak Johan.
"Aku kan bawa motor." jawab Sheryl.
"Tapi udah kedengaran geluduk-geluduk mau hujan lho, udah motornya tinggal aja di kantor." kata Johan.
"Ngga apa-apa aku bawa jas hujan kok. Makanya aku duluan yah takut keburu hujan." jawab Sheryl.
"Tapi Sher..." ucap Johan terputus.
"Tenang aja Jo aku kan bukan bocah kecil, yuk turun." ajak Sheryl.
Sesampainya di parkiran mereka pun berpisah.
"Daah...see you." ucap Sheryl sambil melambaikan tangan meninggalkan Johan yang berdiri mematung.
'Sheryl sepertinya menghindar dari aku deh.' gumam Johan dalam hati.
***
Sesampainya di rumah Sheryl mengecek ponselnya dan ternyata Elsa mengirim pesan padanya.
"Sher coba pertimbangkan apa yang aku bilang ke kamu tadi."
Sheryl membaringkan diri di atas ranjang. Dia kepikiran apa yang dikatakan Elsa. Lalu dia memutuskan untuk meminta nasehat pada mamanya. Dia keluar kamar dan menemui mamanya yang sedang berbenah didapur.
"Ma." panggil Sheryl menghampiri mamanya dan duduk di meja makan.
"Eh Sher, kamu belum ganti baju, sudah makan belum?" tanya Lulu.
"Belum nanti aja. Ma, aku mau nanya deh."
"Ada apa?" tanya Lulu sambil duduk di sebelah Sheryl.
Sheryl pun menceritakan pada mamanya bahwa dia sedang dekat dengan teman kantornya yang pernah mengantar jemputnya beberapa kali di gang. Dan bahwa Sheryl ragu untuk membuka hatinya lagi. Mamanya pun memberikan jawaban yang sama dengan Elsa.
"Sheryl, mama percaya kamu sudah bisa menilai mana orang yang baik, jujur dan mana yang tidak baik. Orang yang beneran sayang sama kamu adalah yang mau berkorban dan peduli sama kamu. Kalau dia rela mengorbankan dirinya atau hartanya atau juga waktunya buat kamu, kenapa tidak kamu beri saja dia kesempatan agar kalian bisa lebih mengenal satu sama lain. Mama sih tidak keberatan kamu dekat dengan seseorang, toh sudah sewajarnya di usia kamu yang sekarang kamu punya seorang pendamping, asalkan dia orang yang jujur dan bertanggung jawab dan tahu batasan, dan ingatlah untuk selalu menjaga diri dan kehormatan kamu."
"Iya ma, aku ngerti." sahut Sheryl lagi.
"Terus kamu sendiri suka nggak sama dia? Dia tipe kamu bukan? Coba ceritain ke mama orangnya kayak apa sih?." pinta Lulu
"Iiih kok jadi mama yang excited sih." kata Sheryl.
"Ya boleh dong mama penasaran seganteng apa orangnya?" tanya Lulu.
"Mm...dia tinggi, putih pake kacamata, dan wajahnya agak oriental gitu deh." jelas Sheryl.
"Maksud kamu dia mirip oppa-oppa di drama Korea? Itu sih tipe kamu dong, kira-kira gantengan mana sama papa?" gurau Lulu.
"Ehem, kedengarannya ada yang bilang papa ganteng, lah betul banget itu." celetuk Anton yang tiba-tiba muncul di dapur.
"Iiih si papa GeEr banget, papa sih bukan oppa Korea tapi opa-opa alias aki-aki hehehehe..." sahut Lulu.
"Emang kalian lagi pada ngomongin apa sih?" tanya Anton.
Itu lho Pa, anak kita lagi ada yang naksir." jawab Lulu.
"Oh ya? Kalau gitu suruh aja ke sini kalau emang dia jantan." komen Anton.
"Ya jantan lah Pa masa betina?" sahut Sheryl.
"Kamu boleh aja punya pacar tapi dia harus serba lebih buat kamu, lebih ganteng dari Papa, lebih isi dompetnya..." gurau Anton.
"Nggak tahu ah terserah Papa, aku mau mandi dulu." sahut Sheryl sambil berlalu.
Setelah minta pendapat mamanya, Sheryl kembali ke kamarnya. Dia membersihkan diri dan berganti pakaian dan juga melaksanakan shalat. Setelah selesai sholat Sheryl berdoa supaya diberi yang terbaik oleh Yang Maha Kuasa apapun keputusan yang ia pilih.
Menjelang tidur ponsel Sheryl berbunyi, ternyata Johan mengirim sebuah pesan yang mengatakan bahwa besok dia akan menjemput Sheryl karena ada yang ingin dibicarakan berdua. Sheryl pun membalas dengan mengiyakannya.
Esok paginya Johan menjemput Sheryl di depan rumahnya. Dia merasa selama ini kurang sopan apabila hanya menjemput Sheryl di depan gang tanpa menegur sapa orangtua Sheryl. Johan pun turun dari mobilnya dan kebetulan dia melihat dari pagar rumah Sheryl ada Papanya yang sedang minum teh di teras bersama mamanya dan Sheryl yang sedang berpamitan dengan keduanya.
"Assalamu'alaikum." ucap Johan sambil senyum-senyum.
" Wa'alaikumsalam." jawab mereka.
Sheryl agak terkejut melihat Johan muncul di depan rumahnya. Dia kira Johan hanya akan menunggunya di gang. Sheryl membuka pintu pagar dan mempersilakan Johan masuk dan memperkenalkan Johan pada orangtuanya.
"Pa, Ma, ini Johan teman sekantor aku." jelas Sheryl.
"Pagi Om, Tante, salam kenal." sapa Johan sambil mencium tangan papa Sheryl.
"Ya udah yuk langsung aja takut telat." ajak Sheryl.
"Saya ijin berangkat bareng Sheryl ya Om,Tante." ucap Johan.
"Iya hati-hati dan ingat jangan macam-macam ya di mobil." pesan Anton.
"Sst papa nih, galak banget. Silakan Nak Johan hati-hati di jalan ya." jawab Lulu dengan senyuman.
Mereka pun mereka menaiki mobil dan berangkat. Keadaan lalu lintas saat itu sedang padat merayap, Johan jadi punya waktu lama untuk bicara dengan Sheryl. Dia pun membuka pembicaraan.
"Udah sarapan?" tanya Johan.
"Udah, kamu?" tanya Sheryl balik.
"Belum, nanti aja." jawab Johan.
"Aku tahu pasti kamu ngga sempet karena mau jemput aku dulu. Tenang nih aku udah bawain makanan buat kamu." jawab Sheryl sambil menunjukkan paperbag yang dibawanya.
"Yang bener Sher?" tanya Johan yang hatinya langsung berbunga-bunga.
"Iya anggap aja ucapan terimakasih kan kamu udah repot-repot antar jemput aku." kata Sheryl.
"Iya deh, makasih ya." ucap Johan.
"Sama-sama. By the way... Kamu mau ngomong apa?" tanya Sheryl.
"Mm... Jujur aku nggak tahu harus mulai dari mana." jawab Johan.
"Ya udah ngomong aja, aku dengerin kok." kata Sheryl.
"E... Sher, aku yakin kamu pasti ngerti. Semua yang udah aku lakukan terhadap kamu bukan tanpa alasan. Aku ingin mengenal kamu lebih dekat, tapi sepertinya kemarin kamu menghindari aku. Apa kamu nggak nyaman ya sama aku?"
"Itu... Kemarin aku...." jawab Sheryl terputus.
"Sher...maafin aku ya kalau aku bikin kamu nggak nyaman. Aku cuma ingin kamu tahu kalau sebenarnya.... aku suka....kamu Sher. Please kasih aku kesempatan untuk lebih dari sekedar teman buat kamu, untuk menyayangi kamu." ungkap Johan.
Sheryl tertunduk diam sejenak. Dia bingung mau menjawab apa.
"Apa aku terlalu to the point ya? Kamu nggak perlu menjawabnya sekarang kok, kalau kamu belum siap. Yang penting aku udah ngungkapin perasaan aku, aku nggak akan maksa kamu untuk ..." ucap Johan terputus
"Oke, aku akan kasih kamu kesempatan." jawab Sheryl.
"Apa? kamu bilang apa barusan?" kata Johan yang terperangah dan tiba-tiba mengerem mendadak.
"Iya Jo, aku mau kasih kamu kesempatan." ulang Sheryl.
"Beneran Sher?" tanya Johan dengan mata berbinar.
Sheryl hanya mengangguk sambil tersenyum. Johan pun spontan ingin memeluk Sheryl tapi Sheryl menyilangkan kedua tangannya.
"Eits, ingat kata Papa ku jangan macam-macam di mobil." ujar sheryl.
"Eh iya maaf aku spontan aja pingin meluk kamu saking senangnya." Dan Johan tersenyum lebar sambil menarik kepalan tangannya seolah berkata "YES !", dia pun lanjut mengemudi sampai kantor.
Setibanya di kantor Johan mengatakan sesuatu pada Sheryl sebelum keduanya turun dari mobil.
"Sheryl mulai sekarang aku ini pacar kamu, silakan kamu manfaatin aku sesuka kamu, hati aku milik kamu Sher." kata Johan sambil menggenggam tangan Sheryl.
"Hmm pagi-pagi udah gombal. Ayo turun ngga enak nanti diliatin sama yang lain." ucap Sheryl sambil membuka pintu mobil. Dia pun melangkah sambil tertunduk tersipu malu.
"Sher, tunggu!" seru Johan yang segera menyusulnya.
...----------------...