Cassandra adalah seorang wanita yang tak punya keluarga kecuali adik kandungnya. Ia sangat menyayangi adiknya.
Suatu hari ia mengandung anak dari seorang CEO yang kaya raya. Namun ia memilih bungkam agar tak ada yang mengetahuinya. Padahal anak itu sangatlah penting bagi CEO.
Suatu hari keduanya tak sengaja bertemu dengan CEO. Anak itu menatap lekat kearah CEO namun dengan cepat Cassandra meraih putri semata wayangnya.
"Cassandra"...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
capther 15
Setelah tiga hari semenjak pesidangan lalu, Cassandra dan Naina membersihkan semua barang barangnya yang ada di rumah kontrakannya.
"semua sudah beres Naina. Rumah ini banyak sekali kenangannya",
"Cassandra, biar ku masukkan semua barang barang ini ke mobil. Kau kembalikan saja kuncinya, aku malas sekali bertemu dengan emak emak rempong itu", ucap Naina.
Cassandra menggeleng dan tersenyum, "padahal bu Widya gak galak. Cuma seram aja kayak mak lampir", Cassandra berlalu pergi.
"aku pikir Cassandra gak bisa ngumpat emak emak rempong itu, ternyata bisa juga", gumam Naina.
Hanya selisih lima rumah adalah rumah bu Widya. Pemilik rumah kontrakan yang sekarang ditempati Cassandra.
Ia mengembalikan kuci sekaligus berpamitan dengan beliau.
"jadi kamu mau pindah hari juga?" tanya bu Widya.
"iya bu, rumahnya sudah saya bersihkan dan saya rapikan kembali. Saya berterima kasih banget sama bu Widya karena sudah kasih harga murah untuk rumah yang saya tempati", jawab Cassandra.
Bu Widya menghela nafas panjang, "tapi kan masih ada dua bulan lagi Cassandra. Ibu tuh takut mau ngontrakin rumah ke orang lain. Takut gak keurus. Kalau ibu lihat sejak kamu yang tinggal di rumah itu, semuanya jadi terurus meskipun kamu sibuk kerja".
"maaf ya bu kalau mendadak. Semoga nanti yang mengontrak rumah ini bisa jaga kebersihan. Kalau gitu saya permisi dulu bu", ucap Cassandra.
Bu Widya mengangguk dan tersenyum sembari melambaikan tangannya.
Semua barang sudah tersusun rapi didalam bagasi mobil.
"lama banget sih ke rumah emaknya. Melepas rindu ya..." ledek Naina.
"ih.. Apaan sih... Eh bu Widya itu baik tau",
"baik? Sama kamu aja dia baik. Kalau sama aku udah kayak tom & jerry. Udah yuk mumpung masih pagi, ayo berangkat, nanti malam udah sampai di Bali", ajak Naina bersemangat.
Cassandra dan Naina berangkat sekutar pukul delapan pagi.
Pergi
Hanya selisih tiga puluh menit, Deril datang ke rumah Cassandra. Ia bingung melihat rumah Cassandra digembok oleh seorang ibu ibu, yang tak lain adalah bu Widya.
"permisi bu, rumahnya kok digembok ya? Cassandra gak ada dirumah?" tanya Deril.
"haduh... Mas... Mas, kamu ini ketinggalan. Baru stengah jam yang lalu Cassandra pergi sama Naina. Jadi dia gak tinggal disini lagi", jawab bu Widya.
"maksudnya dia pindah gitu?"
"ya emang pindah",
"kemana ya bu kalau saya boleh tau?" tanya Deril sekali lagi.
"kalau pindahnya kemana ibu juga gak tau. Cassandra gak ada bilang apa apa. Bilangnya cuma mau pindah gitu aja. Kalau gitu saya permisi ya mas, mari..."
"iya bu makasih"...
Deril mengacak acak rambutnya sampai berantakan. Ia berkacak pinggang menoleh kesana kemari.
Justin bingung melihat bosnya antara marah atau panik. Ia turun dan menghampiri bosnya yang sedari tadi masih berdiri diluar rumah sambil mengotak atik ponselnya.
"tuan Deril, apa ada masalah?"
"Cassandra pindah dari sini. Dan sekarang nomornya gak bisa dihubungi, Naina juga sama. Apa mereka mau menghindariku? Tapi kenapa?" gerutu Deril.
"apa kita lebih baik mencari mereka berdua tuan?"
"buat apa? Buang buang waktuku saja. Lagi pun mau cari kemana? Sudahlah aku tak peduli lagi mereka mau kemana. Antar aku ke kantor sekarang", pinta Deril dengan tegas.
Sepanjang perjalanan, Deril hanya terdiam. Sesekali Justin melihat kearah spion, melihat wajah bosnya seperti sangat gelisah dan bercampur aduk.
Namun Justin tahu diposisi seperti ini, Deril tak mau diganggu meski itu keluarganya.
......................
Kebetulan sekali mobil Cassandra melewati lapas tempat Velia dipenjara. Ia singgah sebentar disana.
Cukup lama Cassandra dan Naina menunggu. Velia pun keluar bersama dua orang polisi yang mengawalnya.
"Cassandra..." ucap Velia.
"apa kabar Velia?" sapa Cassandra.
"baik dong.. Gimana apa kamu kaget hukuman aku cuma sebentar?"
"oh... Gak sama sekali, karena seekor kancil itu sangat licik. Melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya", sindir Cassandra.
"maksud kamu apa!" pekik Velia.
Cassandra menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, "maksud aku? Gak ada kok. Cuma mau ngasih tau kamu. Bagaimana nasib kamu setelah ini? Nasib hubungan kamu sama Rehan. Baik baik ya disini, semoga Rehan masih setia sama kamu",
"ayo Naina kita pergi", ajak Cassandra.
Velia masih meresapi ucapan Cassandra. Dia baru ingat jika tahun depan dirinya akan menikah dengan Rehan.
Sedangkan hukumannya didalam penjara dua tahun lebih.
"gimana kalau yang dikatakan Cassandra benar? Apa jangan jangan Cassandra mau rebut Rehan dari aku. Gak... Gak boleh.. ini gak boleh terjadi", gumam Velia.
Cassandra keluar dengan gelak tawa yang renyah. Ternyata ia mampu membuat Velia tak mampu berkata kata.
"Naina, kamu lihat gak mukanya Velia tadi?"
"lihat dong.. Kayak orang gobl*k gitu, hahaha!!" jawab Naina sambil tertawa kencang.
Mereka berdua meneruskan kembali perjalanannya. Karena tak mau singgah terlalu lama, agar cepat sampai tujuan.
......................
Deril berusaha melupakan Cassandra namun bayangannya selalu saja muncul dalam pikirannya.
Wajahnya saat pertama kali bertemu di dalam club malam selalu saja melintas dalam pikiran Deril.
Botol botol berserakan disekitar tempat tidur Deril.
Grace datang dengan seperti biasa. Memakai pakaian yang cukup terbuka.
Didepan kamar Deril, Justin sudah berdiri tegak untuk menjaga kamarnya agar tak dimasuki orang lain.
"minggir Justin!" gertak Grace.
"maaf Grace, aku ditugaskan tuan Deril untuk berjaga disini. Agar tak ada orang yang masuk kedalam kamarnya", jawab Justin tegas.
"kau mau aku adukan pada tante Veronica kalau kau membawakan banyak minuman untuk Deril kedalam rumah. Apa kau mau?" ancam Grace.
"jangan mengancamku Grace!"
"baiklah, aku akan menelfon tante Veronica sekarang. Kau kan sudah siap dipecat", ucap Grace dengan mengeluarkan ponselnya dan mencari nama tante Veronica.
Saat akan menekan tombol panggilan., Justin menghentikannya. "baiklah. Masuklah Grace. Tapi kau jangan macam macam pada tuan Deril, dia sedang mabuk".
"terserah diriku Justin, minggir!" ucap Grace sambil mendorong tubuh kekar Justin.
Grace memasuki kamar Deril dengan leluasa. Aroma minuman beralkohol menyeruak diseluruh ruangan. Grace mampu merasakannya.
Deril sudah tergeletak diatas tempat tidurnya, namun mampu sedikit membuka matanya.
Grace perlahan mendekati Deril, "Deril... Kenapa kau sampai seperti ini. Jangan minum lagi Deril".
Deril memandang Grace dengan perasaan tak percaya, tiba tiba dia melihat seorang Cassandra dihadapannya.
Memegang tangannya dan berusaha menyandarkan tubuh kekarnya dengan posisi duduk.
Deril menarik tubuh Grace dan menjatuhkannya diatas ranjang dan menindihnya.
"jangn pergi dariku Cassandra", ucap Deril dengan sura berat.
Mendengar nama Cassandra yang sebenarnya Grace begitu murka.
Namun ia tak peduli, yang terpenting hari ini dia bisa menguasai tubuh Deril dengan sukarela. Tanpa ada tolakan lagi dari Deril.
"Deril aku tak akan pernah meninggalkanmu. Aku mencintaimu sayang", balas Grace.
Yang ada dalam bayangan Deril hanyalah wajah manis Cassandra.
Ia melepas kemeja miliknya. Dan dengan cepat juga melepas mini dress milik Grace.
Kini hanya bra dan cd yang menutupi tubuh Grace.
Deril memeluk Grace dan berusaha membuka pengait bra yang masih menempel.
Sebuah benda bulat yang menggantung di dada Grace membuat Deril semakin bergairah.
Seperti beruang yang kelaparan Deril dengan penuh nafsu melahap kedua benda bulat milik Grace.
Tangan Deril berhasil melepaskan cd milik Grace. Dan kini dia sudah polos tanpa sehelai benang pun.
Erangan kenikmatan keluar dari mulut Grace. Deril tak peduli, karena baginya seseorang yang ada dihadapannya adalah Cassandra.
Grace terengah engah karena permainan tangan Deril, "Deril sayang, cepat lakukan sekarang aku sudah tak tahan".
Dengan cepat Deril membuka celananya, dan berusaha memasukkan senjata miliknya kedalam mulut Grace terlebih dahulu.
Namun Grace menolak mentah mentah, "aku tak mau Deril. Punyaku sudah kenapa kau selalu ingin menyumpal mulutku. Ayo masukkan sekarang, aku sudah tak tahan, sayang".
Deril menatap Grace dengan tatapan tajam, dirinya baru tersadar jika wanita yang ada dihadapannya adalah Grace bukan Cassandra.
"kau bukan Cassandra!" gertak Deril.
"dasar jal*ng!! Berani beraninya kau mempermainkanku! Aku menyebutmu Cassandra sejak tadi tapi kau diam saja! Dasar pela**r!"
PLAKK..!!
...****************...