NovelToon NovelToon
Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: Deshika Widya

"Biar saya yang menikahi Dira, Om."
"Apa? Gak bisa! Aku gak mau!"
***
Niat hati menerima dan bertunangan dengan Adnan adalah untuk membuat hati sang mantan panas, Indira malah mengalami nasib nahas. Menjelang pernikahan yang tinggal menghitung hari, Adnan malah kedapatan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Di saat yang bersamaan Rada—mantan kekasihnya, datang menawarkan diri untuk menjadi pengganti Adnan. Indira jelas menolak keras karena masih memiliki dendam, tetapi kedua orang tuanya malah mendukung sang mantan.
Apa yang harus Indira lakukan? Lantas, apa yang akan terjadi jika ia dan Rada benar-benar menjadi pasangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deshika Widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rada Rese!

"Kenapa merem?"

Pertanyaan itu sukses membuat Indira membuka mata seketika. Sementara jantungnya berdegup tak karuan, menanti apa yang akan Rada lakukan.

Dipikirannya, pria itu akan melakukan sesuatu yang ....

"Hm? Berharap banget aku cium?"

Sial! Pipi Indira langsung terasa panas menyadari ia sudah salah sangka. Ternyata Rada hanya sedang menggoda dengan mendekatkan wajah padanya. Dan kini, pria itu sudah kembali duduk dengan benar di atas sofa.

"Bilang aja. Aku gak akan nolak kalau kamu minta."

"Dasar, Rada rese!" pekik wanita itu kesal. "Gak usah kepedean!" lanjutnya sembari mencak-mencak. Sekuat tenaga ia menyembunyikan rona merah di pipi, lalu bangkit dari atas sofa. Meninggalkan Rada yang malah terkekeh senang di sana.

Indira menggelengkan kepala cepat kala bayangan itu kembali memenuhi kepala. Bisa-bisanya ia tertipu oleh Rada.

"Awas kamu, Rada!" batin wanita itu kesal. Hatinya jadi menyimpan dendam.

"Ayo, keluar!"

Suara itu muncul dari ambang pintu kamar, tapi Indira pura-pura tak mendengarkan. Ia malah membiarkan tatapannya lurus pada layar televisi di depan.

"Dira Sayang ...."

"Bodo amat! Pokoknya aku masih kesel sama dia!" batin wanita itu. Ia benar-benar dendam pada pria bernama Rada Atmaja.

Melihat respon sang istri yang tak mengenakan, Rada hanya bisa menghela napas pelan. Sungguh tadi ia tak bermaksud membuat wanita itu kesal. Ia hanya ingin mengetes seberapa tahan sang istri ketika digoda. Siapa sangka, candaannya itu malah berujung petaka.

Sejak kejadian sore tadi hingga malam begini, Indira tak ingin berbicara dengannya sama sekali. Oleh karena itu ia berinisiatif untuk membawa sang istri pergi. Setidaknya ke tempat makan agar rasa kesalnya hilang.

Tak ada pilihan lain. Rada akhirnya melangkah masuk ke dalam kamar, lalu duduk di tepian ranjang. Ia raih tangan Indira yang langsung ditepis oleh wanita itu.

"Keluar, please ...," pintanya. Namun, tak menghasilkan apa-apa.

Huft!

"Aku minta maaf," sesal pria itu. "Tadi aku—"

"Cepetan!"

Ucapan Rada harus terhenti karena dipotong oleh sang istri. Anehnya, kini wanita itu tiba-tiba turun dari ranjang dan berjalan menuju lemari. Tangannya mengeluarkan sebuah jaket rajut, lalu digunakan membalut tubuh yang sebelumnya sudah menempel piyama berlengan pendek.

"Jadi pergi gak?" ketus wanita itu dengan mata mendelik tajam.

Rada tersadar. Segera ia turun dari ranjang dan menyusul Indira yang sudah lebih dulu keluar dari kamar. Kedua sudut bibirnya tertarik melengkungkan senyuman.

Sekali lagi, ia menemukan Indira yang masih sama seperti dulu. Indira yang tidak akan benar-benar menolak makanan ketika perutnya sedang lapar, sekalipun suasana hatinya tengah kacau. Dengan kesadaran penuh, wanita itu akan menurunkan ego agar perutnya bisa kenyang.

"Gimana aku gak tambah cinta kalau kamu makin manis kayak gini, Dir?" gumam pria itu sembari memegang dadanya yang bergemuruh hebat.

***

Rada memilih sebuah warung pecel lele pinggir jalan sebagai tempat pemberhentian pertama. Entah ini tepat atau tidak. Yang pasti, ia masih ingat jika Indira penyuka makanan seperti ini. Ya ... jika seleranya belum berubah.

"Ayam goreng dua sama teh manis hangat dua, Bang," ucapnya pada sang penjual.

Indira hanya diam di samping Rada. Kemudian, berjalan lebih dulu menuju meja lesehan setelah sang suami selesai memesan.

"Mau nambah makanan lain?" tanya Rada begitu mereka duduk berhadapan.

Indira hanya menggelengkan kepala, masih malas berbicara dengan suaminya.

Lagi, Rada menghela napas. Satu tangannya ia gunakan menopang dagu. Sedang satu tangan lain menggenggam tangan sang istri meski wanita itu terus berusaha menariknya agar terlepas.

"Dengerin aku," kata Rada. Tatapannya tertuju pada mata bening Indira, sangat dalam. "Maaf."

Hanya satu kata, tapi mampu membuat Indira terkesima. Wanita itu bahkan sampai tak berkedip memandangi suaminya.

"Dia minta maaf lagi?" batin wanita itu heran.

"Sayang, tadi aku—"

"Dira?"

Ucapan Rada harus terpotong karena panggilan seseorang. Ketika menolehkan kepala, tatapanya menajam seketika. Ia langsung melepas tangan dari dagu, sedang genggamannya pada Indira kian mengerat.

Dita. Ya, wanita yang baru saja menyapa istrinya adalah Dita.

Berbeda dengan Rada yang benar-benar memperlihatkan ekspresi kesal, Indira justru terlihat santai. Bahkan saat sang suami hendak membuka mulut, ia segera menggelengkan kepala sembari mengeratkan genggamannya.

"Kalian makan di sini juga? Kebetulan banget ketemu di sini, ya," kekeh Dita tak tahu malu.

Sumpah demi apa pun, jika saja Indira tidak melarang, sudah ia ludahi wajah si pengkhianat itu.

"Hem. Kebetulan rumah kami gak jauh dari sini," jawab Indira singkat.

Dita manggut-manggut saja. Selanjutnya, ia pamit untuk duduk di depan meja lesehan yang tak jauh dari Indira dan Rada.

"Cih! Bener-bener gak tahu malu!" ketus Rada.

"Udah. Gak usah diladenin. Kita ke sini buat makan. Aku udah laper banget ...."

Alis pria itu seketika tertarik. Ternyata dugaannya tak melenceng sedikit pun.

Setelah menunggu beberapa lama, pesanan mereka pun tiba bersamaan dengan seorang pria yang baru saja memasuki tenda.

Adnan. Pria itu datang membawa satu plastik berlogo minimarket. Tatapanya sempat bertemu dengan Indira, tetapi wanita itu segera memutus lebih dulu. Sementara Rada hanya memberi reaksi dengan tatapan tajam.

"Makan, Rad," bisik Indira, agar sang suami kembali fokus pada makanannya. Jangan sampai di tengah tenda yang dipenuhi orang ini, Rada dan Adnan malah berperang.

Sekali lagi Rada mencoba mengubur emosinya dalam-dalam. Tanpa diminta, tangannya bergerak menyuapi Indira yang langsung diterima wanita itu.

"Masih suka?"

Indira mengangguk. "Inget dulu kita sering banget makan di sini. Ternyata warungnya masih ada. Dulu aku kira udah pindah."

Rada terkekeh. Tangannya kembali menyuapkan makanan ke mulut sang istri tercinta. "Warungnya sengaja nunggu kita balik lagi."

"Mungkin ya," sahut Indira sembari tertawa pelan.

Tanpa mereka sadari, dua pasang mata tengah memerhatikan sejak tadi. Dita yang kembali merasa tersaingi karena ternyata Indira malah terlihat bahagia bersama Rada. Sementara Adnan mengepalkan kedua tangan, tak terima Rada sudah sepenuhnya merebut hati sang mantan.

Masih Adnan ingat dengan jelas jika awal mula ia dan Indira menjalin kasih adalah karena permintaan wanita itu sendiri. Dulu ....

1
Noor hidayati
lanjuuuuuuuuut
Deshika Widya: yuhuuuu
total 1 replies
Teh Euis Tea
wowwwww akhirnya sengsara membawa nikmat ya rada jd bisa nganu lg🤣
Deshika Widya: hahaaha🤣
total 1 replies
partini
aihhh so sweet 🥰🥰
mau berpaa kali pun mah gasken kan halal'
Deshika Widya: uhuhuuuwwww🤭
total 1 replies
Teh Euis Tea
adnan ngapain km marah sama rada, dia suaminya indira km bkn siapa2nya dira, urus aj noh si dita km hrs tanggung jawab karna si dita sedang hamil anakmu
Deshika Widya: Emang ngadi2 ya si Adnan🙈
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
NAYLA DWI
.
Wardah Saiful
siapakah itu? jeng..jeng
Deshika Widya: siapa ya🫣 jeng jeng🤣
total 1 replies
Bun cie
nah lho tercyduk siapakah rada dan dira?🤔
Deshika Widya: siapaa ya🙈
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: Asiiap Kakak😍
total 1 replies
Teh Euis Tea
nah loh siapa itu yg manggil rada, dira apa itu revan yg manggil?
Deshika Widya: Siapa ya🫣
total 1 replies
Siti Zaid
Siapa kah pria yang meyapa pasangan suami isteri yang sedang berpelukan itu...apakah orang dikantor perusahaan tempat mereka berkerja🤔
Deshika Widya: aduh, bahaya sih kalau itu🫣
total 1 replies
Deshika Widya
Siapa ya🤭
MunaRizka
siapa nih
Titin Hartanti
apakah bos mereka yg liat?bisa langsung dieksekusi
Deshika Widya: waduh, bahaya kalau Bos yg nongol🫣
total 1 replies
Ir
siape lagi ini, Revan kah, Rendi kah? lagian meski sekantor bisa kali Dir akrab layak nya teman, lagian kalian udah lama putus anggap aja PDKT lagi tapi versi halal, bukan malah luch sama laki² lain, seharusnya pengalaman sama Adnan itu di jadikan pelajaran betapa sakitnya di khianati, meskipun kamu ga niat berkhianat
Maya Sari
semangat dong kak,selalu d tunggu up nya 🥰,,,siapa yg datang apakah revan
Deshika Widya: hehe siapa ya🫣
total 1 replies
Ir
diri jadi istri juga ga bisa jaga batasan sih, ntar giliran Rada yg begitu dia nya yang marah, kalo Rada udah ngizinin dia kerja seharusnya tau batasan pertemanan
Deshika Widya: Wanita kan begitu🫣🤭
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: Assiap Kak
total 1 replies
Bun cie
dira jaga marwahmu sbg seorg istri..bersyukur rada mau menggantikan adnan
Deshika Widya: Iya Bun🙏🥰
total 1 replies
Titin Hartanti
harusnya indira bilang saya ada yg jemput
Deshika Widya: Semoga jawabannya begitu🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!