NovelToon NovelToon
Vendrell'S Canvas

Vendrell'S Canvas

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reenie

Aku sering mendengar orang berkata bahwa tato hanya diatas kulit.

“Jangan bergerak.”

Suara Drevian Vendrell terdengar pelan, tapi tegas di atas kepalaku.

Jarumnya menyentuh kulitku, dingin dan tajam.
Ini pertama kalinya aku ditato, tapi aku lebih sibuk memikirkan jarak tubuhnya yang terlalu dekat.

Aku bisa mencium aroma tinta, alkohol, dan... entah kenapa, dia.
Hangat. Menyebalkan. Tapi bikin aku mau tetap di sini.

“Aku suka caramu diam.” katanya tiba-tiba.
Aku hampir tertawa, tapi kutahan.

Dia memang begitu. Dingin, sok datar, seolah dunia hanya tentang seni dan tatonya.
Tapi aku tahu, pelan-pelan, dia juga sedang mengukir aku lebih dari sekadar di kulit.

Dan bodohnya, aku membiarkan dia melakukannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reenie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Liora Jatuh Sakit

Livia seperti biasa menjaga toko dan menyapa pelanggan yang datang. Ia merapikan buku yang berantakan dirak, menyusun buku baru dan membersihkan debu-debu.

"Sudah jam 9 tapi Liora belum bangun. Dasar tukang tidur." gumamnya

Ada satu pelanggan anak kecil perempuan yang ingin meraih buku tentang make-up tapi buku itu terlalu tinggi. Anak kecil itu dengan berani mendatangi Livia yang sedang berdiri dibalik kasir

"Kak, boleh tolong ambilin buku? Aku tidak sampai." ujar gadis kecil itu

Livia melihatnya dan tersenyum lembut. Ia lalu mengambil buku itu. Buku kanak-kanak tentang barbie make-up biasanya anak perempuan menyukai buku itu.

"Ini, dek." Livia memberikan buku itu

"Wahh makasih kak."

Gadis kecil itu lalu membuka buku dan tersenyum saat membacanya.

"Gadis ini sangat manis." gumam Livia

Ia kembali ke balik kasir dan menunggu siapa pelanggan yang membeli buku.

Pagi itu, banyak anak sekolahan yang datang ke toko buku mereka. Ada yang kunjungan dari sekolah dan ada beberapa siswa yang datang mandiri.

Ruangan itu dipenuhi dengan anak sekolahan. Walaupun ramai, tapi yang terdengar hanyalah suara hentakan kaki dan orang yang membolak-balikkan buku.

Livia melihat ponselnya dan sudah pukul 10.00 WIB.

"Duh... ini Liora gak mau bantu aku." ketusnya

Livia dengan amarah pergi ke kamar Liora dan membuka pintunya.

"Eh tidak dikunci?" gumamnya

Ia melihat Liora masih tertidur pulas. Livia mengernyit lalu membuka selimut Liora dan membangunkannya

"Oi, bangun! Ini udah jam 10 masa kamu mau tidur aja!" ketus Livia

Liora membuka matanya yang masih sayu. Wajahnya pucat dan tubuhnya panas

"Kamu kenapa? Liora kok badan kamu panas?" Livia mulai khawatir

Livia mengambil termometer dan membuatnya diketiak Liora dan benar saja Ia demam 38°.

"Ya ampun Liora, kok kamu bisa demam?"

Livia mengambil plester kompres lalu membuatnya dikening Liora. Ia duduk disamping Liora yang masih terbaring

"Liora, kamu ngapain aja kemarin sama Drevian? Dia kasih kamu makanan beracun?" tanya Livia

Liora mengernyit

"Kamu jangan ngomong sembarangan. Aku hanya kelelahan dan aku demam. Kemarin kami hanya makan steak saja." ujar Liora kesal

Livia tak tega melihat sahabatnya sakit seperti ini. Belakangan ini Liora tak pernah sakit, justru Ia yang paling ceria diantara mereka berdua. Liora terlalu kelelahan menjaga buku dan Ia juga kalau lapar tak mengisi perut.

"Aku buatin sarapan kamu dulu, ya." ujar Livia

"Gak usah, Liv. Aku bisa sendiri, nanti siapa yang jaga toko?"

"Udah biarin aja! Kamu aja duduk gak sanggup sok-sokan mau sendiri." ketusnya

Livia lalu turun dari kamar Liora, pergi ke dapur membuat roti panggang selai coklat dan susu hangat. Lalu membawanya dengan nampan

Ia meletakkan makanan itu diatas meja Liora lalu membantu Liora untuk duduk sambil menghadang punggung Liora dengan bantal.

Bahkan makan pun tangan Liora tak sanggup untuk mengambilnya.

"Ya ampun Liora, kamu jangan seperti ini tolong. Aku sama siapa lagi nanti."

Livia takut kalau terjadi sesuatu berlebihan pada Liora

"Aku ini sedang sakit, bukan mau mati." ketus Liora

Livia lalu menyuapi Liora roti panggang itu dan memberinya susu.

"Gimana? Kamu pasti gak selera ya?" tanya Livia

"Iya. Tapi kalau aku gak makan, aku tambah sakit." ujarnya

Livia mengelus rambut Liora. Pikirannya entah kemana. Ia sangat takut jika Liora tambah lebih parah. Hanya Liora satu-satunya harapan yang Ia punya.

Setelah selesai sarapan, Livia menyuruh Liora tidur dan Ia kembali ke dapur membereskan nampan dan gelas kotor lalu kembali melewati rak kecil dan menuju meja kasir.

Ada seorang gadis kecil yang selalu memperhatikan Liora tanpa sepengetahuan Livia. Gadis kecil itu sepulang sekolah, hampir setiap hari datang ke toko buku Evianne. Setahunya, ada dua kakak perempuan yang menjaga toko, ini kok cuman ada satu.

"Kak, dimana kakak yang satu lagi? Yang rambutnya panjang itu?" tanya gadis kecil itu pada Livia yang duduk dibalik kasir

Livia mengangkat kepalanya dan melihat ternyata gadis kecil yang menanyakan itu. Ia lalu berjalan menemui gadis itu dan duduk disebelahnya.

"Maksud kamu Kak Liora?" tanya Livia lembut

"Iya kak. Kakak itu dimana?"

"Kak Lioranya lagi sakit, dia sedang istirahat dikamar." ujar Livia

Gadis itu tampak sedih. Ia sangat suka kepada Liora.

"Kapan Kak Liora sembuh?" tanya gadis kecil itu

"Kurang tahu. Tapi doakan aja biar dia cepat sembuh. Emangnya kenapa dek?" tanya Livia

"Kak Liora selalu bantu aku ambil buku yang tinggi dan juga kadang dia mengajariku membaca."

"Eh, kamu belum tahu membaca?"

"Udah kak. Tapi belum terlalu lancar. Kak Liora itu baik banget. Kakak itu ngajari aku pelan-pelan sampai aku bisa." ujar gadis kecil itu

Livia tertegun, Ia tahu Liora memang punya sifat yang baik terhadap anak-anak. Jadi wajar saja jika gadis kecil ini mencarinya.

Ia memang sering melihat Liora bersama gadis kecil ini. Tapi yang dipikiran Livia itu hanya hal biasa antara pelanggan dan pemilik toko. Ternyata ada hal berbeda dibaliknya. Bahkan sampai gadis ini mencari Liora.

Ada juga Ibu-ibu yang selalu menemani anaknya dan dua hari ini ibu itu tidak melihat Liora. Jadi ibu itu juga menanyakannya

"Non, Liora mana ya? Kemarin saya tidak melihat dia dan hari ini juga tidak." tanya ibu itu

"Iya, bu. Liora sakit. Katanya dia kelelahan." balas Livia sopan

"Ohh... Kasihan juga gadis itu. Sejak orang tuanya meninggal, dia yang mengurus toko buku ini, ya bersama kamu?" tanya Ibu itu

"Iya benar, bu. Mudah-mudahan Liora bisa cepat sembuh ya bu." ujar Livia

Ibu itu mengangguk. Memang banyak pelanggan yang sudah mengenal Liora dan Livia. Beberapa dari antara merek sangat menyukai Liora karena ramah dengan anak-anak, orang tua maupun lansia.

Ibu itu ingin menanyakan satu hal

"Non, maaf bukannya ibu mau ikut campur. Belakangan ini saya lihat Vendrell si seniman tato itu sering datang ke sini. Apa ada hubungannya dengan kalian?" tanya ibu itu ragu

Livia terdiam. Ia harus menjawab apa. Perlahan para pelanggan mulai melihat kedatangan Drevian. Wajar saja mereka menanyakan hal itu. Mereka juga tahu kalau Drevian Vendrell itu seniman tato terkenal dikota ini dan mereka tahu dia memang pria yang baik tapi pendiam dan tegas kepada karyawannya terlebih tidak pernah dekat dengan wanita.

"Iya, bu. Vendrell sering datang untuk membaca buku dan untuk menemui Liora."

"Mereka pacaran?" tanya ibu itu.

Livia bingung harus membalas apa. Kalau Ia bohong, suatu saat juga akan ketahuan. Kalau Ia jujur, Ia takut ibu ini jadi julid.

"Belum, bu. Mereka masih PDKT." akhirnya Livia mendapatkan jawaban

"Oh, gitu toh. Ibu dengar-dengar Vendrell itu hanya mau mentato satu wanita aja yang akan menjadi teman hidupnya. Kalau memang Liora orangnya, beruntung banget si Vendrell bisa dapatkan gadis manis seperti Liora." ucap ibu itu sambil tersenyum.

"Hehe iya, bu semoga saja." balas Livia

Livia pikir ibu ini akan julid, ternyata tidak. Karena banyak wanita yang mengejar Drevian tapi gagal dan pemenangnya adalah Liora. Seorang gadis lugu yang bahkan baru tahu kalau ada Studio Vendrell seniman tato terkenal di kota itu.

Ibu itu kembali menemui anaknya yang masih SD sedang membaca buku di pojok baca. Ia tersenyum melihat kebaikan ibu itu. Biasanya ibu-ibu akan julid tapi ini tidak.

"Jadi Kak Liora punya pacar?" tanya gadis kecil itu tiba-tiba

"Eh adik, kamu gak boleh ngomong gitu lho. Kamu masih kecil, okay?"

Livia merangkul gadis kecil itu dan duduk disampingnya. Memperhatikan bagaimana gadis kecil itu membolak-balikkan buku dengan lembut.

1
Reiko
Menarik juga ceritanya. Beda dari yang lain
Leira
Livia suka cari gara-gara yahaha
Leira
Tatoo...🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!