NovelToon NovelToon
My Wife Is Arumi

My Wife Is Arumi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Keluarga / Romansa / Mantan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Mungkin berat bagi wanita lain menjalankan peran yang tidak ia inginkan. Tetapi tidak dengan Arumi yang berusaha menerima segala sesuatunya dengan keikhlasan. Awalnya seperti itu sebelum badai menerjang rumah tangga yang coba ia jalani dengan mencurahkan ketulusan di dalamnya. Namun setelah ujian dan cobaan datang bertubi-tubi, Arumi pun sampai pada batasnya untuk menyerah.

Sayangnya tidak mudah baginya untuk mencoba melupakan dan menjalani lagi kehidupan dengan hati yang mulai terisi oleh seseorang. Perdebatan dan permusuhan pun tak dapat di hindari dan pada akhirnya memaksa seseorang untuk memilih diantara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Asisten Rumah Tangga (ART)

Bab 15. Asisten Rumah Tangga (ART)

Keesokan harinya.

Seorang wanita berusia 40an datang ke rumah Dimas dan Arumi. Ia datang untuk bekerja sebagai ART setelah mendapat informasi dari supir sang kakek.

Arumi cukup terkejut sebab ia tidak tahu sang kakek mencarikan ART untuk mereka. Ia pun mengirimkan pesan kepada Dimas, tidak tahu apa yang harus ia lakukan terhadap wanita yang tersenyum ramah padanya itu.

"Bu, masuk dulu yuk. Saya menunggu perintah suami saya dulu. Soalnya, saya tidak tahu akan ada ART yang bekerja di rumah ini." Ungkap Arumi jujur.

"Baik Non. Panggil Bibi saja." Jawabnya sopan sembari mengangguk, ramah.

Mereka pun masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu. Dan tidak lama, notif pesan pun terdengar di handphone Arumi.

Dimas : Kakek yang mempekerjakannya. Kau arahkan saja dia, yang mana harus dia kerjakan.

Loh, kalau Bibi mengambil alih pekerjaanku, lalu apa yang akan aku kerjakan nanti?

Batin Arumi bertanya-tanya. Mengingat perjanjian dirinya dan Dimas dalam pernikahan mereka.

Arumi : Tapi kalau ada ART disini, aku jadi tidak bisa lagi mengerjakan pekerjaan rumah.

Dimas : Terserah kau saja. Intinya, orang itu akan berkerja sebagai ART mulai hari ini.

Arumi bingung jika mengartikan kata 'terserah'. Ia menjadi serba salah jadinya karena tidak tahu untuk memutuskan yang sekiranya sesuai dengan apa yang Dimas inginkan.

Arumi : Lalu, kamar mana yang bisa di tempati buat ART?

Dimas : Lantai bawah, paling ujung.

Cepet juga dia balas, batin Arumi.

"Emm, begini Bi. Sebelumnya saya ingin bertanya dulu."

"Ya, silahkan Non."

"Apa Bibi akan menginap, atau pulang setelah bekerja?"

"Bibi mana baiknya saja Non. Menginap boleh, bekerja juga pulang juga boleh. Anak-anak Bibi juga sudah pada besar semua. Mereka juga tinggal di rumah masing-masing. Dan... Bibi juga tidak bersuami lagi. Jadi terserah Non saja. Bibi manut aja Non."

"Oh, begitu."

Arumi tampak berpikir sejenak.

"Begini saja, Bibi saja yang memilih. Jika ingin menginap, bisa di konfirmasi ke saya lebih dulu. Demikian juga kalau mau pulang ke rumah. Jadi bisa bergantian setiap minggunya."

"Baik Non."

"Dan mari ikut saya. Saya akan menunjukkan kamar Bibi jika ingin menginap maupun istirahat."

"Baik Non."

Arumi beranjak bangun dari duduknya, diikuti ART dibelakangnya. Mereka pun menuju kamar lantai bawah yang terletak paling ujung, sesuai arahan Dimas.

Setelah itu, Arumi menujukan letak dapur juga juga beberapa ruang termasuk kamar-kamar di lantai atas. Arumi juga menjelaskan apa saja yang akan dikerjakan oleh ART itu.

"Bibi bisa masak?"

"Bisa Non. Bibi waktu muda pernah bekerja di rumah makan."

"Mungkin sesekali saya akan minta bantuan Bibi untuk memasak kalau saya tidak sempat atau sakit. Tapi untuk hari-hari saya bisa, saya yang akan memasak."

"Tidak apa Non. Bibi juga bisa mengerjakan semua termasuk masak."

Arumi terkekeh.

"Bagi saya juga kerjaannya Bi. Saya ingin melayani suami saya. Baiklah, gini aja. Saya akan mengerjakan apa yang saya inginkan. Sisanya Bibi bisa mengerjakan."

"Baik Non. Bibi akan mengerjakan pekerjaan yang belum di kerjakan."

"Iya begitu saja. Oh ya, dan juga... kalau Bibi laper, makan saja...jangan ditahan. Bibi boleh menggunakan dapur dan stok bahan makanan yang ada."

"Biasanya kalau Non masak untuk siapa saja?"

"Saya biasanya masak banyak, sekalian untuk Pak Hasan dan Pak satpam yang berjaga di depan. Biasanya di jam makan siang dan malam, saya mengantarkan rantang kepada mereka."

"Oh begitu. Kalau begitu, mulai sekarang, itu akan menjadi tugas Bibi saja ya Non?"

"Baiklah, terserah Bibi saja." Jawab Arumi di akhiri dengan senyum.

Kemudian Arumi kembali ke kamarnya, dan ART baru pun mulai mencari-cari, apa yang bisa ia kerjakan di hari itu untuk mengisi waktu kosongnya.

***

Di tempat berbeda.

Dimas sedang menerima telepon dari ibunya.

"Dimas, kamu tahukan ulang tahun Mama sebentar lagi?"

"Ya Ma, kenapa?" Tanya Dimas sembari menghentikan pekerjaannya dan bersandar pada kursi kebesarannya.

"Mama ingin mengadakan acara sosial. Apa kamu bisa mencarikan panti asuhan yang jarang mendapat santunan? Mama mau berbagi disana."

"Nanti Dimas carikan."

Jawab Dimas cepat sembari memijit pelipisnya dengan siku tangan bertumpu pada meja. Ia tak lagi bersandar pada kursinya.

"Mama juga ingin mengundang teman-teman Mama. Siapa tahu nanti mereka ikut menyumbang. Nanti kamu lihat lokasinya ya?"

"Ya Ma."

Jawab Dimas tanpa memprotes agar acara telepon bisa segera selesai karena pekerjaannya sedang menumpuk banyak dan dia harus menyelesaikannya segera.

"Emm... Bagaimana hubunganmu dengan Arumi? Kenapa sudah menikah beberapa bulan dia belum hamil juga? Apa jangan-jangan dia mandul?"

Sesaat Dimas terdiam. Tangannya yang memijit pelipis terlepas berganti tatapan serius yang tertuju pada dinding. Tubuhnya lalu bersandar kembali pada kursi kebesaran.

"Kenapa Mama berpikiran seperti itu? Bukankah tidak hamil dalam beberapa bulan setelan menikah itu wajar? Bahkan ada yang setelah sekian tahun menikah baru mendapatkan keturunan. Bukan berarti mereka mandul kan?"

Jawaban Dimas membuta sang Mama tegang di seberang sana meski Dimas tidak dapat melihatnya.

"Dimas masih banyak pekerjaan Ma. Mama jangan terlalu pusingkan hal yang tidak perlu di pikirkan ya." Ujar Dimas lagi.

"Tapi Dim..."

"Pernikahan ini Dimas yang jalani Ma. Biarlah Dimas yang menentukan, kapan Dimas akan berhenti dan memulai kembali." Sela Dimas langsung memotong ucapan ibunya.

Dimas yakin penyebab ibunya bisa berkata demikian pastinya karena provokasi dari orang lain. Mengingat beberapa hari lalu tantenya pernah menawarkan untuk bertemu wanita yang akan dikenal padanya itu, Dimas yakin ini adalah ulah tantenya.

"Haaaa...."

Terdengar helaan napas pelan di seberang sana.

"Baiklah, kamu atur saja."

"Iya. Ma jangan banyak pikiran. Nikmati saja waktu senggang Mama dengan hal-hal yang Ma senangi. Dimas sudahi dulu ya Ma."

Kluk!

Tanpa menunggu jawaban ibunya, Dimas mematikan panggilan telepon tersebut secara sepihak.

Kedua siku tangannya bertumpu pada meja dan kedua telapak tangannya menutup wajahnya dengan sempurna.

Dimas mengusap pelan wajahnya, lalu bersandar pada kursinya. Saat ini pandangannya lurus kedepan menatap tajam dinding ruangan yang tidak bersalah. Dan pikirannya menerawang jauh tentang masalah kelanjutan pernikahannya dengan Arumi.

"Hmm..."

Sejujurnya Dimas memang tidak memiliki perasaan terhadap Arumi. Tetapi menilai dari sikap dan prilaku Arumi, ia merasa nyaman dengan wanita itu. Bahkan Dimas sampai menjadikan pribadi seperti Arumi sebagai tipe ideal yang wanita yang pantas menjadi pasangan hidupnya.

Hanya saja, status Arumi terdahulu selalu mengganjal di hati Dimas. Baginya kini tidak masalah tidak adanya cinta karena ia sendiri masih belum bisa melupakan sakit hatinya dan membuka pintu hatinya untuk urusan cinta. Yang terpenting baginya sekarang, seorang wanita yang memiliki adab dan prilaku yang sesuai dengan etika, dan Dimas merasa tidak masalah dengan kehadirannya.

"Ayah menjodohkan ku dengan anak temannya... Di hari kedua usia pernikahan kami, dia mengenalkan ku kepada kekasihnya yang sudah dia pacari selama 3 tahun. Dan setelah itu, aku hanya orang asing yang berada di antara mereka. Mas Arman tidak pernah memberi ku nafkah apapun... Lalu kekasih Mas Arman hamil. Dan Mas Arman pun memutuskan menikahinya dan menceraikan diriku setelah mendapat ijin menikah lagi dariku."

Penggalan kalimat yang di ucapkan Arumi terngiang di kepala Dimas. Dimas mengingat bagian-bagian tertentu yang menurutnya cukup penting untuk sumber informasi yang ia butuhkan.

"Apa di hari pertama dia sudah..." Gumam Dimas, terhenti.

Dimas bingung akan jawaban yang pasti. Bisa saja Arumi sudah di sentuh karena mantan suaminya mengenalkannya kepada kekasihnya di hari ke 2 pernikahan mereka. Atau bisa juga Arumi masih belum tersentuh.

Semua itu masih meragukan bagi Dimas. Ia tidak tahu mana yang benar selama Arumi tidak mengatakannya sendiri dengan pasti ia sudah di sentuh atau tidak.

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
harusnya pak hasan memberi inpo pada dimas
💜Bening🍆
inginku menjambak org🙄 tutor dong jambak online tokoh dlm novel😏
hari ini apes bener arumi.. bertemu org2 ##$$@## dpt tlp dr pamannya yg juga sama2 ##$@##$🙄
suka dgn gaya rumi yg tdk mudah memperlihatkan kelemahannya pd lawan bicara yg pd nyebelin itu..meski dlm hatinya remuk redam... pasti berat bagi rumi dlm situasi yg spt ini.. semangat arumi... semoga semua masalah cpt berlalu n kamu bisa hidup dgn lbh baik kedepannya
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalo takdirnya justru dimas tak dgn keduanya bagaimana?
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
merebut..?? bahkan kalian yg memberi kesempatan utk masuk dn ada diposisi arumi ini sekarang
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
lah kamu sendiri yg memberi kan posisi itu pada Rumi,jadi jangan harap Kemabli🙄
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kirim pesan aja Arumi,biar rindu mu terobati
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kenapa gak ajak saja arumi
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kamu pantas rum bersama Dimas
Liana CyNx Lutfi
Apakah dimas memang sengaja dibkin sibuk sama ayahnya biar gk ketemu arumi
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
emangnya posisi kursi yg bisa disingkirkan 😤
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
udh mulai ada ancaman nih dari Renata,,,
💜Bening🍆
susah ini... dah lg dimas sibuk sampe lupa kabar2.. arumi lg kondisi ngedown minder dgn posisinya sbg istri dimas eh nongol si renata...
💜Bening🍆
boleh slepet si renata gak🙄🙄
kamu yg ninggalin dimas... tp sekarang malah gk tau malu minta balikan... maksudmu piye? jgn takut arumi lawan aja itu si renata.. bkn kamu yg salah.. dia yg ninggalin dimas jd jgn kepengaruh sama renata...
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalopun harus mengingat, kamu duluan yg ninggalin dimas
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalimantan belum ya, mana tau mampir rumah othor
LaQuin On/Off🦋: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
sadar diri sadar posisi lebih baik rum
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
kan .kan... penasaran mom😤😤😤
kpn up nya
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
pasti Renata nih yg minta ketemuan
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
astga jomblo abadi/Facepalm/
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
ciee kangen berat juga ya Dimas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!