NovelToon NovelToon
Jodoh Warisan

Jodoh Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:40.2k
Nilai: 5
Nama Author: Andreane

Entah kesalahan apa yang Malea lakukan, sehingga dia harus menerima konsekuensi dari ibunya. Sebuah pernikahan paksa, jodoh yang sang ayah wariskan, justru membawanya masuk dalam takdir yang belum pernah ia bayangkan.

Dia, di paksa menikah dengan seorang pengemis terminal. Tapi tak di sangka, suatu malam Malea mendapati sebuah fakta bahwa suaminya ternyata??

Tak sampai di situ, dalam pernikahannya, Malea harus menghadapi sekelumit permasalahan yang benar-benar menguras kesabaran serta emosionalnya.
Akankah dia bisa bertahan atau memilih berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Draft

Aku tetap membungkam mulutku ketika teman-teman perempuanku mengolok dan menghinaku habis-habisan.

Mereka seakan tengah melampiaskan amarahnya padaku, padahal aku tidak pernah mengusik hidup mereka, tidak pernah menyakiti mereka, tapi mereka dengan begitu pedasnya mengataiku miskin, istri pengemis serta kata-kata tak pantas lainnya.

Dan yang membelaku dari serangan para wanita sombong itu adalah teman-teman laki-laki, yang justru kian memantik kekesalan Nelly, juga Velisa.

Rasanya aku benar-benar ingin menghilang dari sini. Niat ingin tahu nasib buruk perusahaan Otomotif techno, malah aku sendiri yang bernasib buruk.

Setelah berhasil meninggalkan kerumunan yang membuatku hampir gila karena hinaan, tak sengaja sepasang netraku mendapati Akila dan Liona, mereka tengah menatapku dengan bibir tersenyum miring. Kalau boleh menebak, sepertinya dua wanita itu tengah menertawaiku. Mereka puas melihatku di perlakukan seperti ini.

Ku abaikan tatapannya, terus berjalan menuju meja presmanan.

Aku haus, aku ingin menyiram tenggorokanku yang kering ini akibat menanggapi ocehan orang-orang tidak waras.

Baru saja tanganku terulur hendak meraih gelas berisi air putih, ada sesosok wanita berhijab yang juga hendak mengambil minum.

Wanita itu menatapku dengan sorot kasihan, lalu bertanya.

"Kamu sendirian saja? Mana temanmu" Tanyanya lirih, seperti berbisik, tapi masih bisa ku dengar suaranya.

"Nggak ada, saya sendiri"

"Perkenalkan, saya Agnes, kakak kelas kamu" Salah satu tangannya yang tak memegang gelas terjulur, dan aku langsung menerima juluran tangannya untuk bersalaman.

"Saya Malea"

"Iya, saya tahu. Kamu dulu murid yang cantik dan selalu juara, iya kan? Kamu sangat populer di sekolah. Jadi mana mungkin aku tidak mengenalmu"

Aku tersenyum kikuk, sambil menundukkan kepala.

"Kalau tidak salah kamu punya teman pas SMA kan? Aku sering lihat kalian suka berdua di kantin sekolah, siapa namanya?"

"Belinda"

"Oh, iya. Belinda"

"Dia nggak kelihatan?"

"Nggak datang" Responku cepat, dan dia hanya mengangguk paham.

"Sebelumnya saya minta maaf ya, kalau dalam penyampaian saya mungkin agak kurang tepat"

Keningku reflek mengerut begitu mendengar ucapanya.

"Maksudnya, mbak?" Tanyaku tak paham.

"Hmm.." Dalam dehemannya, ia melirik ke satu arah dimana para wanita sombong berkumpul sambil bersulang. Aku yakin mereka tengah menggunjingku. Tapi aku nggak peduli. Untung buat aku karena dosaku berkurang.

"Tadi aku dengar dari mereka bahwa mereka Berencana untuk menjebakmu." Pungkas wanita bernama Agnes.

"Menjebakku?" Salah satu alisku terangkat.

"Iya, aku tadi mendengar mereka ngomongin kamu, mereka mau balas dendam katanya"

"Kenapa mereka mau balas dendam? Apa salahku pada mereka?"

"Hmm?" Agnes mengedikkan bahunya kemudian kembali bersuara. "Yang ku dengar mereka mau membalas sikap kamu dulu, ada yang bilang kamu pelit dalam hal mata pelajaran, nggak boleh di contekin maksudnya, ada juga yang emang nggak suka sama kamu, menurut mereka kamu dulu sok cantik. Terus ada yang bilang kamu sombong, maunya cuma say hello sama teman yang cantik dan kaya doang. Mereka menganggap sekarang hidup kamu berada di bawah mereka, makannya mumpung ada kesempatan buat balas, jadi nggak akan mereka lewatkan"

"Kenapa seperti itu? Nggak etis banget" Balasku heran. "Jujur, aku dulu memang nggak suka ada yang nyontek, karena kita kan belajar capek, masa apa yang kita pelajari dengan gigih, dengan mudahnya di kasihkan teman. Aku pernah kasih contekan ke salah satu teman pas jaman SMP, tapi endingnya justru teman aku yang nyontek itu yang dapat juara kelas, itu benar-benar bikin aku sakit hati banget. Makannya pas SMA aku nggak mau nyontekin mereka. Masalah sombong, ya kan karena dalam satu kelas ada kayak semacam grup. Aku mainnya sama Belinda, jadi aku akrabnya ya sama dia. Aku nggak terlalu akrab sama teman yang lain, jadi ya sekedar teman aja"

"Bagi mereka kamu dulu sosok yang nggak butuh teman, karena kamu anggap diri kamu mampu, misalnya mampu ngerjain PR sendiri, atau mampu dalam hal finansial"

"Ckck omong kosong" Aku berdecak geram.

"Yang pasti kamu harus hati-hati, kamu sendirian sementara mereka ada banyak"

"Terimakasih kak"

Dia tersenyum. "Sama-sama"

"Tapi ngomong-ngomong, apa benar yang mereka katakan bahwa suamimu, maaf... Pengemis?" Tanyanya hati-hati.

Kini ganti aku yang tersenyum, tapi masam. "Aku nggak tahu dia pengemis atau bukan, baik sebelum nikah, atau sesudah nikah aku sama sekali belum pernah melihat secara langsung dia sedang mengemis, aku benar-benar tidak tahu seperti apa suamiku, karena kami di jodohkan dalam waktu singkat"

"Sabar ya"

"Makasih"

"Tetap hati-hati, mereka bisa menyerangmu kapan saja"

"Iya, sekali lagi terimakasih atas informasinya"

Agnes mengangguk. "Aku ke sana dulu, jika butuh bantuan, jangan sungkan memanggilku"

"Terimakasih banyak, kak" Ucapku ke sekian kali.

Sebelum beranjak dari hadapanku, Agnes tersenyum lalu mengusap pundak ku seakan menguatkan.

Aku kembali sendiri setelah kepergian kakak kelasku, sepasang mataku waspada untuk mengawasi gerak-gerik teman yang akan mengerjaiku.

Tapi tunggu!!! Aku sedikit heran dengan pria berbaju biru, memakai topi dan masker, sedari tadi perasaan pria itu selalu ada di dekatku.

Siapa dia?

Aku meliriknya sekali lagi, namun dia langsung beralih menatap ke arah lain.

"Ah.. Mungkin hanya perasaanku saja" Gumamku lirih, sangat lirih, kemudian meneguk air dalam gelas yang ku pegang.

****

Serangkaian acara telah berjalan, pertama tadi sambutan selamat datang atau bisa di bilang acara pembukaan, lanjut sesi kedua promotion dari sponsor, dan ini sudah masuk di sesi ke tiga yaitu acara inti. Bernostalgia sembari menikmati hidangan.

Aku masih sendiri, karena setiap kali ada teman yang menyapa, aku hanya tersenyum, basa-basi sebentar, lalu pergi.

Tidak ingin berlama-lama mengobrol dengan teman laki-laki yang menyapaku.

Saat berdiri sambil menikmati lantunan musik dari band ternama yang sengaja di undang untuk mengisi acara, aku di kagetkan dengan salah satu temanku yang tiba-tiba menabrakku, otomatis gelas yang ada di tanganku menumpahi bajunya.

Anehnya, bukannya dia meminta maaf, tapi malah menyalahkanku. Dan parahnya lagi dia justru di bela sama teman-teman yang lain.

Ini gila, benar-benar gila.

"Makannya kalau jalan lihat-lihat!" Kataku dingin.

"Orang miskin nggak usah pake nasehatin, ini bajuku baju mahal, kamu nggak akan sanggup menggantinya"

"Salah bukannya minta maaf malah_"

"Tutup mulutmu!" Potongnya cepat. Dia lantas mengambil gelas berisi air, lalu secepat kilat menumpahkannya di atas kepalaku. Akut terlonjak kaget.

"Apa-apaan, kamu?"

"Mampus kamu Malea, ini balasan karena kamu sudah membuatku malu di depan teman-teman dan juga para guru"

Iya aku ingat sekali pernah melaporkan dia ke guru BP karena dia pernah memeras adik kelas. Bukan satu anak, tapi tiga kelas sekaligus. Dia bilang setiap kelas harus membayar iuran untuk pesta, saat itu uang terkumpul enam ratus ribu, aku baru tahu besoknya saat salah satu dari adik kelasku bercerita bahwa Osis meminta uang dengan paksa untuk kepentingan pesta-pesta, setelah di telusuri ternyata itu adalah ulah Nelly, yang sedari tadi terus membuliku.

"Memang dari dulu kamu selalu menyalahkan orang lain ya, Nel. Dan mentang-mentang sekarang kamu dapat suami yang memiliki kedudukan tinggi di perusahaan, sikap gilamu jadi semakin arogan?"

Aku tak peduli dengan kondisiku yang rambutnya sudah basah. Sementara yang lain tidak mengetahui kejadian ini sebab aku di kepung oleh sepuluh orang.

Tahu-tahu, mereka menarik lenganku dengan paksa, lalu membawaku ke arah kolam renang. Tanpa pikir panjang, mereka langsung menceburkanku ke kolam ikan. Otomatis memantik ratusan pasang mata menoleh ke arah kolam.

"Malea, kamu mabuk ya?" Tanya salah satu dari mereka. Padahal mereka yang mendorongku, tapi ia merubah situasi seakan-akan aku jatuh sendiri.

Biadab!!! Awas saja, seandainya aku memiliki kesempatan untuk membalasnya, akan aku balas bahkan lebih parah dari ini.

Mereka kompak tertawa, ada salah satu dari mereka yang mengulurkan tangannya untuk membantuku naik namun dengan tegas aku menolak.

Tidak sudi aku menerima uluran tangan munafik seperti Velisa.

"Ayo Lea, aku bantu naik"

"Aku bisa naik sendiri" Kataku. Jangan tanya seperti apa ekspresi orang-orang yang menghadiri acara ini.

Mereka menatapku dengan sorot iba. Ada yang ingin menolong, ada juga yang malah saling berbisik atau menertawakan ku.

Pelan, aku berusaha keluar dari kolam ikan ini, namun tiba-tiba, sebuah tangan kokoh terulur dan langsung menarik tanganku.

Ketika aku mendongak, ku dapati pria berbaju biru yang tadi sempat ku sadari keberadaannya.

Bersambung

1
Miko Celsy exs mika saja
mbak anne ngantung,kan pengin tau reaksi arga
Citra Silvia
lanjut
tiara
nah ya kamu ketahuan Lea ga bisa ngelak lagi. sama Arga
sryharty
pasti kemrin Arga udah liat hasil tespek yang malea umpetin
Quinza Azalea
masih kurang thor satu bab lgi dog thor
Quinza Azalea
kmna thor kok blum up lgi
Indriani Kartini
kenapa kamu ragu lea klau itu bukan ank Arga dan tkut Arga tidak mengakuinya, klau kmu melakukannya cmn dengan Arga, ke apa meaki tkut
tiara
Mana Ibumu tau kalau kamu lagi berpelukan sama Arga hahaha kasian tuh sibumil yang masih mau dipeluk
Dian Amalia
Lanjut lagi dong thor, yg banyak up nya...makin gemes critanya
sryharty
jiaaaah kamu malah nyalahin ibu mu,
masih pengen di peyuk2 kan sama Arga
hormon bumil tuh Dede utunya masih pengen di manja2 sama ayah nya,,
kebat kebit ga tuh hati kmau
Citra Silvia
lanjut kk klu bisa tiap hari update aku penasaran ☺️🙏🏻
Quinza Azalea
lanjut thor
Quinza Azalea
sangat bagus
Dian Amalia
Temen apaan kayak gitu, nyuruh cerai...ayolah segera ketauan malea hamil & biar rukun2 terus rumah tangganya.
Ayo thor lanjut lagi yg byk ya...penanasaran bgt kelanjutannya...
Aliya Awina
sahabat apaan kayak gitu maunya tuh di doain yg baik ini malah di suruh cerai
Susilawati
malea nih nggak tegas sama si Belinda, mudah banget di setir sama teman nya. ini hidup kamu lea jgn mau diatur sama si Belinda.
sryharty
si malea ini bener2 yah
kenapa ga jujur aja seh.
Miko Celsy exs mika saja
semoga mlh arga tau hasil tdspecknya nti
tiara
wah jadi penasaran Arga tau ngga ya kalau Lea hamil
Citra Silvia
lanjut kk masih penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!