NovelToon NovelToon
Ajihan'S Silence

Ajihan'S Silence

Status: sedang berlangsung
Genre:Basket / Angst
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Affara

Jihan Alessa. Gadis ceria yang selalu mengejar cinta lelaki bernama Abintang Sagara.

Namun, ternyata perasaannya itu justru menambah luka di hidupnya. Hubungan yang seharusnya manis justru berakhir pahit. Mereka sama-sama memiliki luka, tetapi tanpa sadar mereka juga saling melukai karena itu.

"Suka lo itu bikin capek ya."

"Gue nggak pernah minta lo suka gue."

Rumah yang seharusnya tempat paling aman untuk singgah, justru menjadi tempat yang paling bahaya bagi Jihan. Dunia seakan mempermainkan hidupnya bagai badai menerjang sebuah pohon rapuh yang berharap tetap kokoh.

"Kamu adalah kesialan yang lahir!"

Itulah yang sering Jihan dengar.

Pada akhirnya aku pergi—Jihan Alessa

__________

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Affara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak seharusnya

Brak!

Bola masuk dengan sempurna ketika Abintang melakukan Jump shoot. Suara teriakan suporter langsung histeris menyaksikan kejadian langka tersebut. Karena biasanya Abintang akan melakukan serangan dari jarak jauh, tapi sekarang sebaliknya.

"Lo bener-bener ya!" Kevin tak habis pikir. Abintang memang manusia penuh kejutan.

Setelah upacara selesai para guru melakukan rapat tiba-tiba membuat jam seluruh kelas jadi kosong. Rapat itu pun untuk persiapan UTS yang akan di mulai besok. Hal itulah yang menjadi alasan Daevas memilih untuk berlatih basket saja.

"Udahan yok! Capek gue!" Avan sudah tepar di tengah lapangan.

Brian ngakak melihat kaca mata Avan yang berwarna pink. "Van, kesurupan apa lo pake kaca mata pink-pink gitu! Mana cocok banget lagi," Ujarnya tertawa keras.

"BACOT LO!" Balas Avan jengah, malas sekali jika ada yang mengomentari kaca matanya. Dia terpaksa memakai warna ini karena kaca matanya yang dulu terjatuh hingga pecah.

Abintang tak banyak berkomentar, dia memilih pergi menghampiri Jihan yang berdiri di pinggir lapangan sembari membawa botol minuman.

"Kenapa berdiri? Tempat duduk banyak Jihan," Ujarnya dengan nada lebih lembut dari pada biasanya. Maklum, baru jadian.

Jihan menyodorkan botol minuman pada Abintang. "Habisnya kalo aku duduk di sana yang ada mereka ngusir aku," Curhat Jihan.

Memang Abintang tadi sempat melihat Jihan di usir oleh para siswi. Mungkin mereka tidak suka karena sekarang Jihan menjadi pacar Abintang. Inilah yang selama ini Abintang khawatirkan jika mereka memiliki hubungan.

"Jangan ngerasa bersalah. Aku baik-baik aja Abi. Ngadepin mereka doang mahhh kecil bagi aku. Jihan gitu lohhh!" Katanya sembari menepuk dadanya bangga.

Abintang tersenyum tipis. Ia meminum air botol yang diberikan Jihan. Meneguknya sampai habis. Jihan memperhatikan jakun Abintang yang naik turun lalu membuang muka malu. "Kenapa?" Tanya Abintang.

"Nggak pa-pa."

Abintang menyentuh hidung Jihan yang di plester dengan pelan. Jihan meringis kecil karenanya.

"Sakit?"

Jihan mengangguk. "Dikit."

"Ini kenapa emangnya?"

"Kemarin malem pas belajar aku ngantuk. Terus kepalaku gak sengaja kebentur meja. Sakit sihh, tapi udah baikan kok," Ujar Jihan berbohong.

Abintang menatap ekspresi Jihan yang terlihat aneh. Jelas sekali jika dia sedang berbohong. Jihan memang tidak ahli dalam itu. Tapi Abintang memilih tak menanyakan lebih lanjut.

"Tumben belajar."

Jihan cengengesan. "Masa belajar gak boleh? Lagian aku juga pengen pinter kayak kamu. Masa iya, pacarnya Abintang bego? Kasihan kamunya," Ucapnya begitu tulus.

Abintang mengusap kepala Jihan gemas. "Nanti belajar bareng. Mau?"

"IHHH MAUU!!!" Jawab Jihan antusias.

"Belajar doang. Bukan pacaran." Abintang seolah tahu isi pikiran Jihan.

"Iya-iya belajar!!" Gadis itu cemberut.

"Jihan," panggil Abintang pelan.

"Kenapa?"

"Makasih."

Jihan tampak bingung. "Untuk?"

"Semuanya. Jangan pernah berubah ya?" Abintang menatap netra Jihan yang perlahan redup.

"Aku nggak pernah berubah. Harusnya aku yang bilang gitu ke kamu Abintang." Lelaki itu mengangguk. Mengakui jika sikapnya membuat Jihan terluka.

"Kalo suatu saat aku ngecewain kamu. Jangan pergi ya," Ujar Abintang membuat Jihan membisu.

Matamu tak pernah berbohong. Tetapi kenapa hatiku ragu jika kamu benar-benar mencintaiku? —Jihan

Lo semesta buat gue. Tapi gue adalah sumber luka buat lo— Abintang

****

Jihan berdecak kesal ketika sosok Bella terus menghalangi jalannya menuju perpustakaan. Padahal dia sedang buru-buru untuk bertemu dengan Abintang.

"Awas, Bel! Gue mau masuk!" Pinta Jihan ketiga kalinya, sudah merasa dongkol.

"Di bilangin Abintang tuh gak ada di dalem. Ngapain lo masuk. Mending lo balik kelas aja Sono!" Jawab Bella merentangkan tangannya menghalangi Jihan lewat.

Elsa berdiri di belakang Bella, sebelah pintu masuk perpustakaan. Sedang menyandar pada dinding dengan santai. Tidak peduli pertengkaran antara Bella dan Jihan. Hidup itu santai, itulah Elsa.

"Bel, lo tuh ada masalah apa sih sama gue? Minggir gak! Gue mau masuk!" Paksa Jihan tapi tenaganya kalah oleh tubuh Bella yang berisi.

"Udahlah Bel. Biarin aja, ntar dia juga nyesel sendiri," Ujar Elsa santai membuat Bella mendelik kesal.

"Ck, bantuin gue kek! Malah nyantai lo!" Umpat Bella jengah.

Jihan menghela napas kasar. Matanya menatap Bella dongkol. "Mau lo apa sih?!"

Jihan bingung dengan sikap Bella yang aneh akhir-akhir ini.

Bella merotasi kan matanya sejenak. Lalu memberi Jihan jalan. "Tunjukin, Sa," Pintanya pada Elsa yang langsung merangkul pundak Jihan.

"Lo mau tahu kan? Sini gue kasih tahu," Elsa membawanya masuk kedalam perpustakaan, lalu mengintip dari balik rak buku besar. Menunjukkan sesuatu yang membuat Jihan tercengang.

Jihan terdiam sejenak hingga Elsa menatapnya. "Sekarang lo tahu kan. Bella bermaksud baik buat ngejaga perasaan lo. Tapi lo nya aja yang ngotot masuk," Ucap Elsa menusuk.

Jihan memperhatikan Abintang yang duduk bersama Kiara sedang membahas sesuatu. Terlihat penting. Bahkan Kiara beberapa kali mempersempit jarak diantara mereka. Anehnya, Abintang hanya diam membiarkan seolah tidak keberatan Kiara berdempetan dengannya.

Jihan tak mengerti dengan keadaan hatinya saat ini. Tapi dia memilih tidak mendekat. Elsa justru menarik tangannya untuk pergi dari perpustakaan di sambut Bella di depan.

"Yaelah Han. Cowok banyak, putusin aja Abintang," Ujar Elsa santai.

Jihan tercengang.

"Enak aja main putusin! Baru aja tadi jadian, masa langsung putus sih."

Bella tertawa kecil. "Udahlah, dari pada mikirin cowok mending ikut kita aja Han. Gimana, mau gak?" Tawarnya mendapatkan tatapan curiga dari Jihan.

"Mau ngapain emang?" Jihan waspada.

Elsa menepuk pundak Jihan pelan. "Tenang aja. Kita cuma ke kantin kok, gak usah mikir aneh-aneh. Lo kira kita sejahat itu?" Ujar Elsa tahu kemana arah pertanyaan Jihan.

"Tapi... " Jihan menoleh kebelakang, tepat pada pintu perpustakaan. Dia ingin sekali belajar bersama Abintang sesuai janji mereka.

"Selain bodoh akademik, lo juga bodoh cinta ya. Demen banget sakit hati Han. Demen itu makan, kayak Bella noh, badannya jadi montok tok tok!!"

Plak!

"Aduhh sakit Bel!" Ringis Elsa mengusap lengannya yang ditampar Bella.

"Lo kayakk hobi banget jelekin gue. Temen durhaka lo!" Umpat Bella kesal.

Jihan terkekeh kecil melihat interaksi antara mereka. Setidaknya masalah tadi bisa ia lupakan sejenak.

Tapi ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Kenapa Bella dan Elsa bersikap baik padanya?

1
Forta Wahyuni
knapa bego x jd cewek, knapa stiap novel slalu merendahkan perempuan n krn cinta jadi bodoh dan tolol.
Ruby: Pukul aja Prenn, Jihan emang bego🤧
total 1 replies
Gibran Cintaku
semangattt thorr/Smile/
Ruby: thank you prenn/Frown//Drool/
total 1 replies
Gibran Cintaku
The real cegil/Proud/
Ruby: Cegil premium itu prenn /Smile/
total 1 replies
Nika Trinawati
Temenan sama aku aja om😼
Ruby: jewer aja prenn😣
Gibran Cintaku: Arsen nih nyebelin juga ya/Speechless/
total 2 replies
Nika Trinawati
Pake nanya!!
Ruby: Hehe santai prenn 🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!