Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima Belas
Setelah tampak puas dengan amarahnya, Arka kembali ke kamarnya. Ia memakai kemeja yang ada didalam lemari dan pergi meninggalkan rumah dengan perasaan kesal dan penuh kebencian.
Bahkan ia tidak mengingat sama sekali tentang puteranya saat ini ada dimana.
Ia meninggalkan rumah dengan suara deru mesin yang cukup kencang, lalu menghilang dikejauhan.
Setelah kepergian sang suami, Gita berusaha untuk berjalan dengan tubuh yang masih belum fit.
Peristiwa kecelakaan motor semalam baru hari ini ia rasakan sakitnya. Tulangnya seolah remuk redam, sepertinya ia harus mencari tukang urut untuk memperbaiki syarafnya yang salah.
Ia menuju dapur. Mungkin ia akan memasak bubur lambuk (Masakan khas Riau yang terdiri dari pucuk paku atau pakis dengan rempah-rempah dan santan) untuk menambah selera makannya.
Ia mulai memasak bubur dalam magic com untuk menghemat gas, dan meracik bumbu serta bahan utama pucuk paku menjalar yang banyak ditemukan ditanah gambut yang kemarin baru saja dibelinya dari pasar.
Setelah satu jam lamanya, ia menyelesaikan masakannya, lalu menyantapnya selagi hangat.
Sesaat ia mengingat akan Raihan. Ia akan membawa bubur tersebut untuk Nita sekaligus akan melihat kondisi puteranya.
Ia sudah mempersiapkan segalanya, lalu mengunci pintu rumah, dan mengemudikan motornya dengan tubuhnya yang masih terasa sakit.
Setibanya didepan rumah Nita, ia memarkirkan motornya. Ia melihat Raihan sedang bermain mobil-mobilan dengan disuapi oleh Nita yang tampak telaten.
Melihat kedatangan Mamanya, ia terlonjak girang. "Mama." pekiknya dengan senyum sumringah, dab berbeda saat mereka bertemu dirumah saat malam tadi.
Nita memperhatikan perubahan Raihan yang sangat drastis, dan menoleh ke arah Gita yang datang dengan membawa dua rakit rantang serta beberapa jajanan untuk puteranya.
Gita mempercepat langkahnya. Gemuruh didadanya saat melihat puteranya begitu senang dengan kedatangannya.
Setelah tiba disebuah teras yang berlantai keramik dengan warna hitam bermotif halilintar, ia meletakkan barang bawaannya, dan mendekap puteranya dengan penuh kerinduan.
"Mama kangen, Sayang." ia mengecupi pipi dan juga kening puteranya berkali-kali. Setelah puas, ia mendudukkan puteranya dipangkuannya.
"Makasih ya, Nit udah jagain Raihan. Aku gak tau harus ngomong apa atas kebaikan kamu." ia menyodorkan rantang yang berisi dua rakit berisi bubur lambuk dan juga ayam semur kecap.
"Aku gak masalah--sih, Git. Naya saja aku merasa ada yang tidak beres dengan kalian." Nita menyuapkan sarapan untuk Raihan yang menjadi suapan terakhirnya.
"Maksudmu apa, Nit?" tanyanya dengan nada penuh penasaran.
Nita meletakkan piring dan sendok kotor didekat dinding.
"Sepertinya ada yang mengirimkan guna-guna pada kalian," Nita memperkecil nada bicaranya, agar tidak didengar oleg tetangga lainnya, meskipun mereka bukan kepo.
Nita menempati sebuah rumah permanen. Meski tidak sebesar dan semewah rumah milik Gita, namun ia seorang yang sangat pembersih dan juga rapih, sehingga rumah sederhananya tampak begitu mewah.
Gita mengerutkan keningnya mendengar ucapan dari sahabatnya. "Ini dikota, Nit. Bahkan ini zaman modern, maka tidak ada ilmu seperti itu," Gita menentang persepsi sahabatnya yang ia anggap terlalu berlebihan. "Aku merasa jika ia berselingkuh, sehingga membuat tumah tangga kami semakin terpuruk.
Nita terdiam. Sepertinya menjelaskan tentang hal ghaib kepada Gita sama halnya dengan orang yang tuli.
Sedari dulu ia tak percaya hal-hal yang berbau mistis, sebab baginya itu hanya berita yang terlalu dibesar-besarkan.
"Mas Arka bukan terkena guna-guna, tetapi sedang tergila-gila dengan wanita lain, bisa jadi itu sekretarisnya dikantor," kilah Gita dengan asumsinya yang kuat.
"Tapi kamu harus hati-hati juga, Git, meskipun zaman sudah modern, tetapi ilmu hitam itu masih tetap ada, dan buktinya para iblis juga masih ada hingga sekarang," Nita mencoba mengigatkan.
"Makasih untuk nasehatnya, Nit, tapi aku akan coba cari tau kebenarannya, wanita mana yang sudah membuat suamiku lupa diri," ucapya dengan nada bergetar.
Tanpa terasa, matanya mulai memerah karena menahan luka yang cukup dalam. Dan bulir bening itu jatuh disudut matanya. Ia masih tidak rela jika Arka jatuh ke pelukan wanita lain, sebab cintanya pada pria itu masih ada dan tidak dapat ia sembunyikan.
Kenangan manis diantara mereka sebelum suaminya pergi tugas keluar kota, masih sangat jelas ia ingat, dan semuanya berubah drastis saat kepulangannya yang tiba-tiba berubah dengan cepat.
"Aku akan mengumpulkan bukti untuk membongkar semua kedok yang disembunyikan olehnya," Gita terlihat sangat penuh amarah.
"Terserah kamu, Git. Yang penting aku sudah mengingatkanmu," Nita mengangkat kedua pundaknya. Bagaimanapun ia sudah menyampaikan rasa kekhawatirannya, dan biarkan Gita yang menjalaninya.
"Raihan ikut mama pulang, Yuk?" ajaknya pada sang buah hati.
"Ndak Au....," pekiknya dengan sangat ketakutan dan jawaban spontan. Lalu beranjak bangkit dari pangkuan mamanya dan berpindah ke dekapan Nita.
Gita kembali nelangsa. "Sepertinya dia trauma karena pernah di tolak papanya hingga terjatuh dan menyaksikan kami bertengkar hebat," ucap Nita dengan wajah sedih.
Nita membeliakkan kedua matanya. "Hah! Gimana, gimana?" wanita seolah tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh sahabatnya. "Raihan ditolak hingga terjatuh? Kenapa Arka bisa sekejam itu? Ini sangat aneh, Git!' Nita semakin mempercayai apa yang menjadi kecurigaannya.
"Nit, sering liat berita dimedia sosial--gak? Suami membunuh istrinya karena ketahuan selingkuh, mereka ingin menutupi kejelekannya dengan hal sekeji itu," Gita kembali teringat tentang kasus-kasus pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini.
"Ya, ada yang terjadi dengan cara normal, dan juga terjadi dengan cara tidak normal," Nita kembali mengingatkan.
"Kalau laki-laki berselingkuh emang pada dasarnya mereka gatal, dan ingin mencari sensasi baru," jawabnya dengan cepat. "Aku akan mengirimkan detektif swasta untuk membongkar kedok mas Arka." Ia mengambil ponselnya, dan mencari saru nama diget kontaknya untuk mulai melakukan misi mengawasi setiap pergerakan yang dilakukan oleh sang suami.
Nita menggelengkan kepalanya. Sebenarnya ia tidak setuju dengan rencana sang sahabatnya, namun itu hidupnya dan pilihannya, ia hanya dapat menyampaikan apa yang seharusnya, dan ketika orang ingin atau tidaknya menerima pendapat, itu tak menjadi urusannya.
Raihan masih mendekap erat tubuh Nita, dan sepertunya ia benar-benar ingin kembali pulang ke rumah itu.
Gita masih sibuk mengetik sesuatu dan mengirimkan pesan pada orang yang ia tuju.
"Nit, aku nitip Raihan, ya. Nanti aku belikan diapersnya dan juga perlengkapan lainnya." Gita beranjak bangkit, sepertinya ia ingin menemui seseorang untuk membicarakan harga jasa yang akan ia gunakan.
Ia mengecup Raihan yang memunggunginya. Lalu beranjak dari tempatnya."Itu aku masakin bubu lambuk, jangan lupa makan, ya." ucapnya pada Nita sebelum ia benar-benar pergi dan meninggalkan kediaman Nita.
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔
kak Siti maaf bukan nya kondisi Gita sdg menstruasi yaa , lalu knp Gita Sholat Subuh berjamaah dg Arka ❓🤔