NovelToon NovelToon
Pengasuh CEO Cacat

Pengasuh CEO Cacat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Era Pratiwi

Membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatan orang yang sangat ia sayangi, membuat seorang Fiorella harus merelakan sebagian kebebasan dalam kehidupannya.
"Pekerjaannya hanya menjadi pengasuh serta menyiapkan semua kebutuhan dari anaknya nyonya ditempat itu, kamu tenang saja. Gajinya sangat cukup untuk kehidupan kamu."
"Pengasuh? Apakah bisa, dengan pendidikan yang aku miliki ini dapat bekerja disana bi?."
"Mereka tidak mempermasalahkan latar belakang pendidikan Dio, yang mereka lihat adalah kenerja nyata kita."
Akhirnya, Fio menyetujui ajakan dari bibi nya bekerja. Awalnya, Dio mengira jika yang akan ia asuh adalah anak-anak usia balita ataupun pra sekolah. Namun ternyata, kenyataan pahit yang harus Fio terima.
Seorang pria dewasa, dalam keadaan lumpuh sebagian dari tubuhnya dan memiliki sikap yang begitu tempramental bahkan terkesan arogan. Membuat Fio harus mendapatkan berbagai hinaan serta serangan fisik dari orang yang ia asuh.
Akankah Fio bertahan dengan pekerjaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Era Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PCC. 15.

Suasana pesta tersebut yang mendadak sunyi, membuat sang pemilik acara mencari penyebab dari hal tersebut.

"Elio?" Ujar salah satu orang yang berada di atas podium.

Mendengar ucapan nama yang sangat familiar di telinganya, membuat Fio mencari keberadaan dari pemilik nama itu. Akan tetapi, tiba-tiba saja Ferdy menahan tangan Fio untuk bisa menjauh.

"Lepas tangan saya, pak." Fio menarik tangannya dari genggaman pria disampingnya.

"Mau kemana? Kabur?" Ferdy menatap dengan tajam pada Fio.

"Kabur? Bersihkan isi kepala bapak itu, saya hanya mau ke toilet." Balas Fio juga dengan menatap Ferdy tajam.

"Ayo, aku temani." Ferdy pun tanpa membahas apapun lagi, segera membawa Fio menuju tempat yang ia sebutkan.

Sedangkan dengan sang pemilik nama, Elio kini menjadi pusat perhatian dari semua tamu yang berada disana. Situasi yang seperti ini, adalah hal terburuk bagi Elio. Dimana dirinya harus menjadi pusat perhatian dari semua orang, bahkan ia dapat mendengar beberapa umpatan dari orang-orang terhadap dirinya.

"Tuan Elio? Benarkah ini anda?" Ucap seorang pria yang berusia lanjut kepada Elio.

"Benar tuan, tuan Elio berkesempatan hadir memenuhi undangan." Max mendahului untuk menjawab ucapan orang tersebut.

"Hahaha, ternyata dia masih bertahan dan hidup. Saya kira, semenjak peristiwa kecelakaan itu dan wanitanya mengkhianati dirinya. Dia tidak akan mempunyai semangat hidup lagi, ternyata malah sebaliknya ya." Pria itu terus menyerang Elio dengan perkataannya.

Kedua telapak tangan itu mengepal dengan sangat kuat, menyatakan jika orang tersebut sedang menahan semua amarah yang siap untuk meledak kapan saja.

Namun ternyata, tidak hanya sampai disana. Rupanya, banyak sekali orang-orang yang juga ikut mengeluarkan ucapan kasar untuk Elio. Entah dengan alasan apa, membuat mereka terlihat begitu membenci atau tidak menyukai Elio.

Max berdiri disisi Elio, memegang salah satu pundaknya. Berharap, kemarahan itu tidak meledak disana.

"Tuan." Max khawatir pada tuannya.

Dengan memberikan isyarat melalui tangannya, Elio menyatakan jika dirinya bisa mengatasi hal tersebut.

"Terima kasih atas sambutan kalian semua, aku tidak akan membuat acara ini menjadi sebuah malapetaka. Jadi, biarkan acara ini berjalan sebagaimana mestinya. Max, bawa aku pada sang pemilik acara." Ujar Elio dengan tenang, Max pun menuruti apa yang diperintahkan.

"Baik tuan."

Berbagai umpatan terus tetap terdengar, hingga saat keduanya berhenti dan berhadapan dengan orang yang mengundang mereka disana.

"Wah, Elio! Keponakanku yang malang." Ujar Barko, paman Elio dan merupakan adik dari sang mommy Angelina.

Pria dengan postur tubuh tinggi namun terlihat tidak begitu kokoh dalam bersikap, bisa dibilang sedikit gemulai. Barko, adik kandung dari Angelina yang memiliki sikap bertolak belakang dengan sang kakak perempuannya. Jika Angelina baik, maka Barko adalah sebaliknya.

Sejak dahulu, Barko terlalu terobsesi dengan kehidupan yang lebih tinggi daripada kondisi yang sebenarnya. Semua harta yang menjadi milik keluarga pun ia kuasai sendiri, hingga pada akhirnya kedua orangtuanya meninggal dan mewariskan harta-harta mereka untuk sang cucu kesayangannya dari Angelina maupun Barko. Namun semuanya itu tidak bisa menghentikan kehausan Barko terhadap harta, ia pun melakukan berbagai cara untuk mengambil bagian dari anak sang kakak.

Seakan dunia berpihak dengan sang kakak, suami maupun anaknya masing-masing mempunyai talenta dalam hal bisnis. Tanpa harta warisan itu pun, mereka sudah menjadi pebisnis yang diperhitungkan oleh para koleganya. Dan hal itu membuat Barko semakin murka dengan keberhasilan sang kakak dan keluarganya, entah apa lagi yang akan direncanakan oleh Barko untuk mendapatkan obsesinya terhadap harta.

"Jangan pernah menyentuh ku, dengan tangan busuk mu itu." Ucapan tegas dari Elio, membuat Barko merasa terhina.

"Ada apa dengan keponakan kesayanganku ini? Paman tidak menyangka, jika kamu masih bisa menampakkan diri disini. Hahaha, orang ca**t sepertimu tidak pantas untuk menduduki posisi puncak dari dunia bisnis ini." Barko semakin gencar menyerang keponakannya itu secara verbal.

"Anda terlalu lancang, tuan Barko." Max menghalang tubuh Barko yang berdiri dihadapan Elio.

"Kenapa? Apa tuanmu itu merasa malu? Aku bicara sesuai dengan fakta yang terjadi, kenapa harus malu. Benarkan, Elio?" Barko melirik ke arah keponakannya itu dengan tatapan yang sangat tidak baik.

"Anda sudah melampaui batas, tuan Barko." Max berbicara dengan nada yang begitu tajam.

"Melampaui batas? Hahaha, jangan-jangan. Tuan mu ini sudah tidak laku lagi, wanita mana yang mau dengan pria ca**t seperti dia? Wanitanya sendiri saja meninggalkannya, sangat miris sekali." Ucapan Barko sangat telak.

Keputusan nya untuk hadir disana, memang salah. Elio menahan semua gemuruh didalam dirinya, untuk saat itu. Dirinya tidak bisa membalas ataupun membela diri dari segala ucapan pamannya sendiri, bahkan untuk berdiri pun ia tidak mampu. Rasa malu, marah, dan semuanya bercampur menjadi satu.

Seketika, keadaan menjadi tegang. Berharap bisa bertahan dalam situasi seperti itu, namun ternyata. Elio belum bisa bertahan dan menjadi kuat untuk berada pada posisinya sekarang, Max juga tidak mampu untuk menghalau serangan tersebut.

"Mas El, ada apa? Aku cariin, eh tahunya ada disini. Max, kamu kenapa tidak memberitahuku."

"Eh, ah i iya nona. Maafkan saya, saya terlalu terbawa suasana yang buruk disini." Max mendapatkan sebuah tanda dari orang tersebut.

"Ya sudah, ayo mas. Kita harus pulang, angin malam tidak baik untuk kamu."

Melihat ada seorang perempuan dengan sangat elegan dan juga berparas sangat cantik, membuat Barko menjadi kaget.

"Tunggu! Siapa kamu?" Pertanyaan Barko kepada wanita tersebut.

"Anda tidak ada hal untuk bertanya pada nona kami, jaga sikap anda." Max kembali menghalau Barko mendekat.

Dalam situasi seperti itu, Fio. Yang semulanya berusaha menghindari dari Ferdy, dengan berbagai cara ia lakukan. Namun pria itu tetap seperti penguntit yang terus menempel pada targetnya, hal itu membuat Fio kesal. Di saat ia kembali ke dalam acara, tidak sengaja mendapati pertengkaran dan juga pandangan semua orang tertuju pada sesuatu.

Mengikuti apa yang sedang terjadi, dan ketika berbagai ucapan yang tidak pas untuk di dengar itu sampai di telinganya. Dan yang paling mengagetkan adalah, objek pembicaraan itu adalah orang yang ia kenal.

"Tuan, sorry." Fio berbisik pada Elio, mengisyaratkan jika ia sedang bermain peran.

"Saya? Maaf tuan, saya hanya orang biasa. Tentunya, tuan tidak akan sudi untuk mengetahui siapa saya." Fio terlihat tegas mengahadapi serangan.

"Heh, orang biasa? Rupanya, sudah ca**t dan juga tidak sanggup kamu Elio untuk mendapatkan wanita yang layak. Ja**ng pun kamu mau, hahaha." Barko semakin puas menghina.

Atas ucapan itu, semulanya Fio menggenggam tangan Elio. Kini, tangan itu menepis dengan kasar. Dengan itu, Fio pun menyadari jika tuannya sangat tidak nyaman dengan situasi saat itu.

"Mas Elio Ca**t? Apa anda tidak salah dalam berkata tuan? Fio berdiri dan kini bergantian berhadapan dengan Barko.

"Tidak usah membela, berapa yang dijanjikan pria ca*"t itu untuk mu? Akan aku berikan dengan nilai yang sangat besar, jika kamu mengakuinya." Barko tidak berhenti untuk menghina.

Fio merasa geram dengan sikap orang tersebut, hingga akhirnya ia mengambil sikap yang tidak terduga.

"Semuanya setara dengan nyawa anda, tuan. Namun sayangnya, nyawa anda tidak sebanding dengan perasaan kami berdua. Permisi." Fio mendorong dan membawa Elio keluar dari pesta tersebut dengan Max mengikuti nya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!