NovelToon NovelToon
Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nocturnalz

Di dunia yang dipenuhi oleh para gamer kompetitif, Kenji adalah sebuah anomali. Ia memiliki satu prinsip mutlak: setiap game yang ia mulai, harus ia selesaikan, tidak peduli seberapa "ampas" game tersebut. Prinsip inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain aktif di "Realms of Oblivion", sebuah MMORPG yang telah lama ditinggalkan oleh semua orang karena bug, ketidakseimbangan, dan konten yang monoton. Selama lima tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk menaklukkan dunia digital yang gagal itu, mempelajari setiap glitch, setiap rahasia tersembunyi, dan setiap kelemahan musuh yang ada.
Pada sebuah malam di tahun 2027, di dalam apartemennya di kota metropolitan Zenith yang gemerlap, Kenji akhirnya berhasil mengalahkan bos terakhir. Namun, alih-alih layar ending credit yang ia harapkan, s

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturnalz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Malam Pertama di Surga Buatan

Keheningan yang mengikuti pertarungan terasa lebih berat daripada kebisingan itu sendiri. Di luar, dunia baru ini masih menggeram dan berbisik dengan ancaman yang tak terlihat. Tapi di sini, di dalam benteng kecil kami, '24/7 Mart', yang ada hanyalah suara napas kami yang terengah-engah dan kedipan lampu neon yang sekarat. Bau ozon dari ledakan aerosol buatanku bercampur dengan aroma manis dari sekaleng buah persik yang baru saja kami habiskan.

Anya menghabiskan buah kalengnya sampai tetes sirup terakhir, sebuah kemewahan sederhana yang tampak seperti hidangan raja baginya. Kelelahan yang luar biasa mulai terlihat di wajahnya, sisa-sisa adrenalin memudar dan meninggalkan realitas pahit dari semua yang telah terjadi. Kami selamat, ya. Tapi ini baru hari pertama.

"Kita tidak bisa bersantai dulu," kataku, memecah keheningan. "Kita harus mengamankan tempat ini dan menginventarisasi persediaan kita selagi masih ada cahaya."

Logika gamer-ku mengambil alih. Membersihkan dungeon hanyalah langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah menjarahnya sampai bersih.

Anya, meskipun lelah, mengangguk patuh. Kepercayaan di matanya memberiku kekuatan. Selama satu jam berikutnya, kami bekerja tanpa lelah. Kami menyeret dua rak gondola yang berat dan tinggi untuk sepenuhnya membarikade pintu masuk utama, menyisakan hanya celah kecil untuk mengintip. Jendela pecah di gudang kami sumbat dengan tumpukan karung beras dan botol-botol minuman. Benteng kami mungkin tidak akan tahan melawan monster besar, tapi setidaknya itu akan memberi kami peringatan dan memperlambat penyusup kecil.

Setelah pertahanan kami siap, kami mulai melakukan inventarisasi. Di sinilah [Observer's Eye] milikku benar-benar bersinar. Setiap barang di toko ini adalah sebuah item dengan deskripsi dan potensi.

[Air Mineral Kemasan]

Jenis: Minuman

Efek: Menghilangkan status 'Haus'. Tidak memiliki properti magis.

[Mi Instan (Bungkus)]

Jenis: Makanan

Efek: Menghilangkan status 'Lapar' tingkat rendah. Membutuhkan air panas untuk efek maksimal.

[Kotak P3K]

Jenis: Material Medis

Efek: Berisi [Perban (Umum)] dan [Antiseptik]. Dapat digunakan untuk membuat [Salep Penyembuh Darurat].

Aku seperti seorang analis data di gudang harta karun. Sementara aku memindai dan mengkategorikan semuanya secara mental, Anya menunjukkan sisi praktisnya. Ia mengumpulkan semua makanan kaleng yang masih bagus, memeriksa tanggal kedaluwarsa—sebuah konsep dunia lama yang mungkin masih berlaku. Ia menemukan selimut darurat yang dijual untuk para pendaki, beberapa senter dengan baterai, dan yang paling penting, beberapa tas ransel yang kokoh.

"Kau harus membawa ini, Kenji-san," katanya sambil menyodorkan sebuah ransel hitam yang tampak paling kuat. "Kau membawa semuanya di tempat... tak terlihatmu, tapi kita butuh sesuatu untuk membawa barang-barang yang sering dipakai."

Dia benar. Mengakses [Void Storage]-ku memang instan, tapi mengeluarkan ransel untuk barang-barang seperti air minum dan perban akan lebih efisien. Ini menunjukkan bahwa dia tidak hanya menjadi pengikut, tetapi juga mulai berpikir sebagai anggota tim. Kami memisahkan persediaan kami: makanan, air, peralatan medis, dan material yang berpotensi berguna seperti baterai, tali, dan lakban.

Setelah pekerjaan selesai, kami mundur ke gudang belakang yang sekarang menjadi ruang aman kami. Saatnya untuk bagian terbaik dari setiap perburuan bos: memeriksa loot.

"Duduklah," kataku pada Anya. "Kita lihat apa yang kita dapatkan dari bos Gremlin tadi."

Kami duduk di lantai, dan aku membuka [Void Storage]-ku, mematerialisasikan barang-barang yang dijatuhkan oleh si Gremlin Hoarder. Mata Anya terbelalak saat sebuah cincin, karung compang-camping, dan sebuah buku tebal muncul begitu saja dari udara tipis.

Aku mengambil cincin itu terlebih dahulu. Cincin itu terbuat dari perak kusam dengan batu permata kecil yang retak di tengahnya.

[Cincin Si Penimbun]

Jenis: Aksesoris (Cincin)

Tingkat: Uncommon

Efek: Keberuntungan (LCK) +3

Skill Pasif: [Peluang Menjarah +5%]

Deskripsi: Cincin yang disukai oleh para pencuri dan penimbun. Sedikit meningkatkan kemungkinan menemukan item tambahan dari musuh.

Bukan item yang mengubah permainan, tapi sangat berguna dalam jangka panjang. LCK adalah statistik misterius yang memengaruhi segalanya mulai dari peluang serangan kritis hingga kualitas loot drop.

Selanjutnya adalah karung yang tampak kotor. Saat aku menyentuhnya, aku merasakan sensasi magis yang samar.

[Karung Penimbun Gremlin]

Jenis: Tas (Equipment)

Tingkat: Uncommon

Efek: Sebuah tas ajaib yang memiliki ruang interior lebih besar dari kelihatannya. Dapat menyimpan hingga 20 slot item yang berbeda.

Deskripsi: Ditenun dengan sihir Gremlin yang serakah. Baunya sedikit aneh.

Ini sempurna untuk Anya. Aku tidak bisa memberinya akses ke [Void Storage]-ku, jadi tas ajaib ini akan menjadi inventaris pribadinya.

Terakhir, dan yang paling menarik, adalah buku tebal bersampul kulit itu. Judulnya tertulis dalam huruf-huruf bercahaya: [Buku Skill: Membuat Jebakan (Pemula)].

Jantungku berdebar sedikit lebih cepat. Di "Realms of Oblivion", buku skill adalah salah satu drop paling langka. Mereka adalah cara utama untuk mempelajari kemampuan di luar yang diberikan oleh Class-mu.

[Buku Skill: Membuat Jebakan (Pemula)]

Jenis: Item Konsumsi (Buku Skill)

Deskripsi: Membaca buku ini akan memberimu skill [Membuat Jebakan (Pemula)].

Syarat untuk Belajar: INT 20.

INT-ku sudah jauh di atas itu. Ini adalah takdir. Kemampuan ini akan menambah dimensi taktis yang sama sekali baru dalam pertarungan kami.

"Tutup matamu," kataku pada Anya, yang menatap buku itu dengan penuh kekaguman.

Aku meletakkan telapak tanganku di atas sampul buku. Sesuai dengan mekanika game, aku menggumamkan perintah mental: "Belajar."

Buku itu langsung hancur menjadi ribuan partikel cahaya keemasan. Partikel-partikel itu tidak menyebar, melainkan mengalir seperti sungai ke dalam telapak tanganku, meresap ke dalam tubuhku. Aku merasakan gelombang informasi membanjiri otakku—pengetahuan tentang cara membuat jerat sederhana, ranjau darurat dari kaleng, dan perangkap lubang yang disamarkan. Rasanya seperti mengingat sesuatu yang sudah lama kuketahui.

Sebuah notifikasi muncul: [Anda telah mempelajari Skill baru: Membuat Jebakan (Pemula) Level 1].

Aku tersenyum puas. Sekarang, giliran Anya.

"Ini," kataku sambil menyerahkan cincin dan karung itu padanya. "Untukmu."

Anya menatap barang-barang itu, lalu padaku, matanya terbelalak tak percaya. "Untuk... ku? Tapi ini... ini barang berharga."

"Kau adalah anggota party-ku," jelasku dengan sabar. "Membuatmu lebih kuat berarti membuat kita lebih kuat. Pakailah cincinnya. Karung itu akan menjadi inventarismu."

Dengan tangan gemetar, ia mengambil cincin itu dan menyelipkannya di jarinya. Cincin itu sedikit kebesaran, tapi tetap terpasang. Lalu, ia mengambil karung itu, memeluknya seolah-olah itu adalah harta paling berharga di dunia. Ia mengintip ke dalamnya, dan matanya semakin lebar saat melihat ruang di dalamnya yang tampak jauh lebih dalam dari seharusnya.

"Terima kasih... Kenji-san," bisiknya, suaranya tulus. "Terima kasih."

Melihat ekspresinya, aku merasakan sesuatu yang aneh. Bukan kepuasan dari mendapatkan loot yang bagus, tapi kepuasan dari melihat seseorang yang kau lindungi menjadi lebih kuat dan lebih bahagia. Mungkin inilah yang dirasakan oleh para pemimpin guild.

Dengan semua urusan kami selesai, kelelahan malam itu akhirnya benar-benar menghantam kami. Kami mengatur beberapa selimut di lantai gudang yang bersih, tempat teraman di toko ini. Untuk beberapa saat, kami hanya duduk dalam keheningan, suara angin di luar menjadi satu-satunya musik pengiring.

"Kenji-san..." suara Anya memecah keheningan. "Bagaimana... bagaimana kau tahu semua ini? Tentang monster, tentang membuat salep dari Slime... tentang buku yang bisa masuk ke dalam tubuhmu?"

Pertanyaan yang sudah kuduga akan datang. Aku menatapnya. Di bawah cahaya redup, wajahnya yang penuh rasa ingin tahu tampak begitu tulus. Dia pantas mendapatkan jawaban, setidaknya sebagian.

"Dunia ini," aku memulai dengan hati-hati, "hampir persis seperti game yang pernah kumainkan. Aku menghabiskan waktu yang sangat, sangat lama untuk memainkannya. Aku mempelajari setiap monster, setiap item, setiap rahasia yang ada di dalamnya."

"Game?" tanyanya, memiringkan kepalanya. Konsep itu sepertinya asing baginya.

"Seperti... sebuah dunia simulasi. Sebuah cerita di mana kau bisa menjadi pahlawan. Aku tidak pernah menyangka itu akan menjadi nyata," jelasku.

Anya terdiam, mencoba memprosesnya. Aku bisa melihat di matanya bahwa ia tidak sepenuhnya mengerti. Tapi itu tidak masalah. Baginya, penjelasanku hanya mengkonfirmasi apa yang sudah ia yakini: bahwa aku ini istimewa, bahwa aku memiliki pengetahuan yang bisa membuat mereka tetap hidup. Itu sudah cukup untuknya.

"Jadi... apa yang kita lakukan selanjutnya?" tanyanya, mengganti topik.

"Selanjutnya," kataku sambil menatap langit-langit yang gelap. "Kita istirahat. Kita bertahan hidup malam ini. Besok, kita akan menggunakan tempat ini sebagai markas untuk menjelajahi area sekitar. Kita perlu naik level. Kita perlu mencari equipment yang lebih baik. Kita perlu menjadi lebih kuat, jauh lebih kuat, jika kita ingin benar-benar aman."

Aku memikirkan peta dunia. "Jauh dari sini, seharusnya ada sebuah kota besar, tempat para penyintas mungkin berkumpul. Kota Benteng 'Aethelgard'. Itu adalah tujuan jangka panjang kita. Tapi untuk mencapainya, kita harus bisa melewati hutan dan pegunungan yang penuh dengan monster berbahaya."

Menetapkan tujuan yang jelas sepertinya memberinya harapan. Sebuah titik di cakrawala untuk dituju.

"Kita harus bergiliran jaga," kataku. "Aku akan mengambil giliran pertama."

Anya tampak ingin protes, tetapi ia terlalu lelah. Ia hanya mengangguk, meringkuk di bawah selimutnya, menggunakan karung barunya sebagai bantal. Dalam beberapa menit, napasnya menjadi teratur dan dalam. Ia tertidur, merasa aman untuk pertama kalinya dalam beberapa hari. Telinga kucingnya sesekali masih berkedut, merespons suara-suara di luar.

Aku duduk bersandar di dinding, kapak besiku berada dalam jangkauan. Aku menatap anggota party pertamaku yang sedang tidur. Aku bukan lagi Kenji, si pemain solo yang terobsesi. Malam ini, aku adalah penjaga. Seorang pemimpin. Dan beban tanggung jawab itu terasa jauh lebih berat, dan entah kenapa, jauh lebih berarti daripada sekadar menyelesaikan sebuah game. Malam pertama kami di dunia baru ini akan menjadi malam yang panjang.

1
Babymouse M
Uppppp🔥
Mamimi Samejima
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
Shishio Makoto
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
Nocturnalz: terimakasih dukungannya, saya usahakan untuk update secepatnya
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!