NovelToon NovelToon
DUA RATU DI KAKI CEO

DUA RATU DI KAKI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Engga Jaivan

Mengapa mereka memeluk kakiku? Pertanyaan itu menghantui Arion (25) setiap hari."
​Arion memiliki dua adik tiri yang benar-benar mematikan: Luna (20) dan Kyra (19) yang cantik, imut, dan selalu berhasil mengacaukan pikirannya. Pagi ini, adegan di depan pintu mengonfirmasi ketakutannya: mereka bukan hanya menggemaskan, tapi juga menyimpan rahasia besar. Dari bekas luka samar hingga gelang yang tak pernah dilepas, Arion tahu obsesi kedua adiknya itu bukan hanya sekadar kemanjaan. Ini adalah kisah tentang seorang kakak yang harus memilih antara menjaga jarak demi kewarasannya, atau menyelami rahasia gelap dua bidadari yang mati-matian berusaha menahannya agar tak melangkah keluar dari pintu rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Engga Jaivan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB IX: Janji Sang Jangkar

Arion kembali ke kamarnya, tetapi tidur adalah kemewahan yang tak terjangkau. Otaknya yang logis, yang selama ini digunakan untuk merancang struktur beton dan baja, kini bekerja lembur menyusun benteng pertahanan dari trauma dan rahasia yang terjalin erat.

Ia berdiri di depan cermin, menatap dirinya sendiri. Pria berumur 25 tahun itu kini memiliki beban yang jauh lebih berat daripada seluruh proyek arsitektur di firma kerjanya. Ia adalah Jangkar; penahan bagi dua jiwa yang terikat pada kegelapan.

Pagi menyambut dengan rutinitas yang familier, tetapi maknanya telah berubah total bagi Arion.

Saat Arion berjalan menuju pintu, ia tidak menunggu. Ia bersiap. Ia mengenakan baju zirah barunya: ketenangan yang dingin dan penuh kepastian.

Tiba-tiba, ia merasakan guncangan ringan di kedua kakinya.

Luna dan Kyra sudah di sana, menempel di kakinya, memeluknya dengan cengkeraman yang kini Arion tahu bukan lagi manja, tetapi adalah cara mereka untuk mengukur tingkat keterikatan Arion pada mereka.

"Kak Arion mau pergi lagi?" rengek Luna, suaranya mengandung kesedihan yang diizinkan oleh gelang perak di pergelangan tangannya.

"Kami tidak mau Kakak pergi lama-lama," tambah Kyra, mendongak dengan wajah polos yang kini terasa seperti topeng yang sangat mahal.

Arion menunduk. Ia menatap kepala Luna di kaki kirinya, dan mata Kyra di kaki kanannya. Dulu, adegan ini adalah sumber kekacauan emosional. Sekarang, ini adalah konfirmasi dari rantai yang mengikat mereka bertiga.

Arion tidak berusaha melepaskan diri. Ia membiarkan sentuhan mereka.

"Aku tidak akan pergi jauh. Aku akan kembali," jawab Arion, nadanya lembut, penuh janji yang disengaja. Ia meniru nada Ayahnya yang tertulis di surat, memenuhi peran yang diwariskan kepadanya.

Luna dan Kyra mendongak, terkejut. Biasanya, Arion akan memberontak atau marah.

Arion kemudian melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Ia membungkuk, menyeimbangkan diri, dan memeluk kedua kepala itu secara bersamaan, lebih erat dan lebih tulus daripada pelukan kaku yang ia berikan dua hari lalu.

"Aku janji," bisik Arion, memasukkan janji itu ke dalam pelukan mereka. "Aku adalah Jangkar kalian. Dan Jangkar tidak akan pernah meninggalkan kapalnya."

Kedua gadis itu melepaskan pelukan mereka, terdiam. Ada kilatan yang berbeda di mata mereka—bukan hanya kemenangan, tetapi juga sedikit ketakutan, seolah Arion baru saja melafalkan mantra terlarang.

Luna, memegang erat liontin kupu-kupu yang Arion berikan, bertanya dengan suara yang sedikit cemas, "Kakak tidak marah karena kami manja?"

"Tidak," jawab Arion, tersenyum kecil. "Aku hanya butuh waktu untuk mengerti. Sekarang, aku mengerti. Aku akan selalu kembali ke sini."

Arion melangkah keluar pintu, menuju mobilnya. Ia tahu ia telah memenangkan pertempuran kecil ini, tetapi ia juga telah mengikat lehernya sendiri dengan tali tak terlihat.

Di kantor, Arion tidak menyentuh blueprint arsitektur sama sekali. Ia menghabiskan hari itu merancang blueprint lain: Strategi Pertahanan.

Fase 1: Keheningan Strategis.

Ia harus meyakinkan Luna dan Kyra bahwa rahasia mereka aman bersamanya. Tidak ada lagi pertanyaan tentang gelang atau bekas luka. Ia harus menjadi Jangkar yang Sempurna—stabil, kuat, dan terikat pada rumah.

Fase 2: Pemetaan Lapangan.

Menggunakan informasi dari Danu, Arion mulai merencanakan langkah selanjutnya. Gelang Luna adalah pelacak emosi. Itu berarti kelompok itu mengawasi mereka, mungkin melalui teknologi kuno atau modern.

Arion segera menghubungi Danu, memintanya melakukan tiga hal:

* Mencari tahu tentang "Kelompok S" atau organisasi yang terkait dengan simbol 'Mata Terkunci' di area Provinsi S.

* Mencari tahu apakah ada metode untuk menonaktifkan atau menipu fungsi pelacak dari gelang perak tersebut tanpa melepasnya.

* Meminta salinan detail catatan medis Elara Sasmita—khususnya tentang 'insiden' yang tidak dijelaskan.

Fase 3: Benteng Rumah Tangga.

Arion menyadari bahwa pertahanan terkuatnya adalah rumah itu sendiri. Ia menghabiskan jam istirahatnya menghubungi perusahaan keamanan, bukan untuk memasang CCTV, tetapi untuk memasang perangkat pengacak sinyal di area spesifik—terutama di ruang kerja dan kamar Luna/Kyra. Ia harus menciptakan zona mati di mana pelacak gelang itu tidak berfungsi.

Saat kembali ke rumah malam itu, Arion merasakan perbedaan dalam penyambutannya.

Luna dan Kyra tidak lagi menyergapnya di pintu. Mereka menunggunya di ruang tengah, duduk anggun di sofa, terlihat cantik dan tenang. Mereka tidak memeluk kakinya. Mereka hanya menyambutnya dengan senyum puas.

"Kak Arion sudah pulang," sapa Luna, matanya yang besar penuh dengan perasaan posesif yang terkendali.

"Kami sudah menyiapkan makan malam. Ayo, Kak," kata Kyra, ia berjalan ke arah Arion, tetapi kali ini ia tidak memegang tangan Arion, ia hanya mengambil tas kerjanya. Sebuah tindakan pelayanan yang normal, tetapi dilakukan dengan keintiman yang disengaja.

Mereka duduk di meja makan, bertiga. Suasana terasa damai, tetapi Arion tahu itu hanyalah permukaan dari lautan es yang luas.

"Bagaimana kuliah kalian?" tanya Arion, memulai percakapan yang normal.

Luna menceritakan mata kuliahnya dengan detail, matanya berbinar. Kyra menyela dengan lelucon yang renyah. Mereka tampak begitu normal, begitu sempurna.

Namun, di tengah-tengah cerita Kyra, Arion menyadari sesuatu.

Kyra sedang memotong dagingnya, dan di atas permukaan meja yang memantulkan cahaya, Arion melihat pantulan dari pergelangan tangan Kyra. Di balik lengan kaus longgarnya, tampak sebuah rantai tipis yang melingkari pergelangan tangan Kyra—bukan gelang perak kuno Luna, tetapi gelang rantai emas tipis yang sangat halus.

Kyra menangkap pandangan Arion. Ia menyeringai tipis, sebuah senyum rahasia yang tidak diketahui Luna.

Kyra meletakkan garpunya, membiarkan gelang emas tipis itu terekspos. Gelang itu sangat indah, modern, dan mahal. Tapi yang membuat Arion membeku adalah liontin kecilnya.

Liontin itu berbentuk mata, kecil, berkilauan, dan terbuka lebar.

Jika gelang perak Luna adalah Mata Yang Terkunci (Kontrol Emosi), apakah gelang emas Kyra ini adalah Mata Yang Terbuka?

Luna tidak memakai gelang emas itu. Hanya Kyra.

Kyra, yang bertindak sebagai penjaga batas dan perantara rahasia. Kyra, yang membiarkan Arion masuk ke kamar Luna dan memperingatkannya.

"Kak Arion, kau lihat apa?" tanya Kyra, nadanya menantang.

Arion menatap mata Kyra, yang kini terasa seperti menatap matanya sendiri. Ia menyadari: Kyra tidak terikat pada gelang, ia adalah Pengawas dari rahasia ini.

"Gelangmu cantik sekali, Kyra. Hadiah dari siapa?" tanya Arion, pura-pura terkesima.

"Dari Ibu," jawab Kyra dengan nada penuh arti. "Ibu bilang, ini adalah hadiah untuk orang yang melihat dan mengawasi dengan baik."

Arion menelan ludah. Ia tahu ia harus hati-hati. Kyra adalah mata yang terbuka, dan Luna adalah emosi yang terkunci. Dan Arion, ia adalah Jangkar yang baru saja disematkan di antara mereka.

Malam itu, Arion menyelesaikan makan malamnya dengan damai, tetapi ia tidak lagi melihat dua adik tiri. Ia melihat dua ujung dari sebuah kawat tipis yang ditarik tegang, dan ia harus memastikan kawat itu tidak putus, karena jika putus, mereka semua akan celaka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!