NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Tuan Mafia

Istri Kontrak Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: medusa

lola adalah gadis cantik lugu yang dilamar untuk menjadi istri seorang ceo mafia yang terkenal tempramental dan kejam setelah ditinggal oleh sang kekasih....

bagaimana kisah lanjutan lola,yuk mampir dan baca🙏😇.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB~15²

...❣️❣️❣️...

...Setelah hukuman cambuk usai, tubuh Lola ambruk, kesadarannya seolah direnggut paksa dari dunia nyata. Sepasang mata Lola terpejam rapat, dan napasnya hanya berupa erangan lirih yang nyaris tak terdengar. ...

...Dengan sigap, asisten mengangkat tubuh Lola yang lunglai, merasakan bobot rapuh gadis itu dalam dekapannya, lalu melangkah cepat menembus lorong mansion menuju kamar Lola. Dari kejauhan, Kepala Pelayan yang setia berlari terbirit-birit, langkah kakinya gemetar dan tangis pilunya pecah seketika, mengoyak kesunyian....

"Tu-Tuan... bagaimana dengan keadaan Nona? Hiks... hiks... hiks..." Suara Kepala Pelayan tercekat, air mata deras membasahi pipinya yang keriput, mencerminkan kepedihan yang dalam.

...Asisten menghela napas kasar, seolah membuang beban berat dari dadanya. ...

"Biarkan aku membawanya ke kamar dulu, Bi. Dan jangan lupa, siapkan salep penawar luka untuk punggungnya." Ucapnya, suaranya sedikit serak menahan gejolak.

...Kepala Pelayan mengangguk patuh, bayangan kesedihan terpancar jelas di matanya. Ia mengekori mereka dari belakang, setiap langkahnya terasa berat, hingga akhirnya mereka tiba di kamar Lola. ...

...Begitu Lola dibaringkan perlahan ke atas kasur empuk yang seharusnya memberinya kenyamanan, asisten segera berpamitan. Sebuah desahan samar lolos dari bibirnya sebelum ia berbalik, meninggalkan kamar Lola yang diselimuti aura kesedihan, menuju ruang kerja Bastian....

*

*

...(Di ruang kerja Bastian)...

Tok... tok... tok.

"Masuk," Sahut suara berat Bastian dari balik pintu, terdengar dingin dan tanpa emosi.

Ceklek.

...Pintu terbuka, dan sang asisten masuk, menundukkan kepalanya dalam-dalam. ...

"Tuan, hukuman cambuk sudah selesai. Nona sekarang tidak sadarkan diri di kamarnya." Lapornya, setiap kata terucap hati-hati.

...Dalam genggaman Bastian, berkas-berkas di tangannya remuk seketika, serat kertasnya robek mengikuti cengkeraman jarinya yang memutih. Hawa dingin tiba-tiba merayapi dadanya, rasa sakit menusuk jauh ke dalam hati, namun harga dirinya terlalu tinggi untuk mengakuinya. ...

"Bagus. Kau boleh pulang," kata Bastian, suaranya tetap datar, pandangannya enggan beralih dari meja.

"Baik, Tuan." Asisten itu membungkuk sekali lagi sebelum melangkah keluar, meninggalkan keheningan yang menyesakkan di ruangan itu.

...Setelah pintu tertutup rapat, Bastian bangkit dari kursinya. Langkah kakinya berat menuju jendela besar, matanya menatap kosong ke langit malam yang bertaburan bintang. Gemerlap bintang yang seharusnya indah terasa hampa baginya. Di satu sisi, hatinya berdenyut nyeri membayangkan penyiksaan yang dialami Lola. ...

...Namun di sisi lain, kebenciannya membara, membenci gagasan pernikahan yang terpaksa itu, membenci Lola yang seolah telah menerobos masuk ke dalam hidupnya tanpa izin....

"Ini yang harus kamu terima... karena sudah berani melangkah masuk ke dalam kehidupanku," gumam Bastian, suaranya serak dan getir, sebelum akhirnya ia melangkah keluar, meninggalkan jejak kekalutan di ruangan itu.

*

*

...(Malam hari di kamar Lola)...

...Di tengah malam, Lola yang terlelap dalam tidur pulas, diselimuti mimpi yang menyesakkan. Ia bertemu ibunya, yang air matanya mengalir deras, membasahi pipi. Tatapan ibunya tertuju pada punggung Lola, yang dalam mimpinya, dipenuhi bekas cambuk membiru, memar yang memilukan. ...

...Lola merasakan isak tangis ibunya bergetar di telinganya, sebuah melodi pilu yang mengiris hati. Dengan sekuat tenaga, ia memeluk ibunya erat, merasakan kehangatan dan kesedihan yang bercampur....

"Aku tidak apa-apa, Mama... Setelah satu tahun, setelah aku bercerai dengan Bastian, aku akan pergi jauh dari mereka semua," bisik Lola dalam mimpinya, suaranya penuh keputusasaan namun juga harapan.

...Ibu Lola perlahan melepaskan pelukan, sepasang matanya menatap wajah Lola lekat-lekat, sebuah pandangan penuh cinta dan kekhawatiran. ...

"Jangan lupa... selalu memakai kalung bintang yang Mama berikan, sayang," Ucap ibunya, suaranya lembut, seolah bisikan angin malam.

Lola mengangguk, senyum tipis terukir di bibirnya, "Iya, Ma... Lola selalu memakainya, lihat... Lola masih memakainya." Jawab Lola, jarinya menyentuh liontin kalung di lehernya.

...Sementara Lola tenggelam dalam pusaran mimpinya, ia sama sekali tak menyadari sosok Bastian yang berdiri tegak di ambang pintu kamarnya. Cahaya rembulan samar-samar menyinari siluetnya. Mata Bastian menatap Lola, rahangnya mengeras, dan kedua tangannya terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Perlahan, ia melangkah masuk, mendekati tempat tidur Lola. ...

...Dari dekat, matanya tertuju pada punggung gadis itu, yang kini terlihat jelas dipenuhi luka memar kebiruan, sisa cambukan yang menyakitkan....

"Cih! Merepotkan saja," desis Bastian, suaranya nyaris tak terdengar, namun tersirat sebuah kepedulian yang ia coba tutupi.

...Ia duduk di sisi tempat tidur, meraih salep, dan dengan gerakan hati-hati, mulai mengoleskannya pada luka-luka Lola. Jemarinya yang biasanya kasar kini bergerak lembut, lalu ia mengompres kening Lola yang terasa hangat, menandakan demam....

...Setelah semua itu selesai, Bastian bangkit dan melangkah keluar dengan sangat perlahan, seolah takut suara langkahnya akan mengusik tidur Lola. Ia tak ingin Lola tahu apa yang baru saja ia lakukan. Namun, ia tak menyadari bahwa Kepala Pelayan, yang mengintip dari kamarnya, telah menyaksikan semuanya....

"Kalau Tuan begitu peduli dengan Nona... kenapa Tuan masih saja menyiksanya..." Batin Kepala Pelayan, sebuah pertanyaan pilu menggantung di udara, dipenuhi kebingungan dan iba.

*

*

*

...(Di Mansion Tuan Redolfo)...

...David, dengan senyum tipis yang penuh kepuasan, menatap data-data tentang Lola yang kini berada di genggamannya. Tangannya langsung meraih ponsel, memanggil Mateo. ...

"Aku akan mulai beraksi," Ucap David singkat, lalu memutuskan panggilan.

"Bastian... permainan akan segera dimulai! Hahahahah!" Tawa David menggema, memenuhi setiap sudut mansion. Tawa itu melengking, dingin, dan penuh kemenangan.

...Di luar, para pengawal yang berjaga bergidik ngeri mendengar tawa David di tengah malam. Itu bukan tawa biasa, melainkan tawa yang jauh lebih mirip lolongan iblis yang haus kekuasaan....

"Apakah akan ada bencana?" Tanya salah satu pengawal, suaranya bergetar.

Temannya menggelengkan kepala. "Entahlah, tapi yang jelas, tawa Tuan sangat mengerikan." Jawabnya, bulu kuduknya meremang.

...Temannya mengangguk paham, lalu mereka kembali ke posisi masing-masing, mencoba mengabaikan ketakutan yang merayap. Di dalam ruangan, David terlihat sibuk, jari-jarinya menari di atas berkas-berkas, seolah mencari sesuatu yang tersembunyi. Akhirnya, senyum puas kembali menghiasi wajahnya....

"Cih! Berkas ini hampir menguras semua tenagaku," gumam David kesal, matanya terpaku pada berkas yang baru saja ia temukan.

...David membawa semua berkas itu ke atas meja, membacanya dengan teliti, setiap baris seolah menyimpan rahasia penting. Setelah selesai, rasa kantuk mulai menyerang. ...

...Ia berjalan masuk ke dalam kamarnya, berkas-berkas penting itu masih erat dalam genggamannya....

...Pagi Hari di Mansion Bastian...

...Mentari pagi menyusup pelan, membawa Bastian keluar dari kamarnya. ...

...Aroma sarapan samar-samar tercium saat ia melangkah menuju meja makan. Baru saja ia hendak duduk, Mark muncul, membawa keranjang makanan yang kemarin, dan menyerahkannya kepada Kepala Pelayan....

"Bi, ini keranjang makanan Kakak Ipar. Ngomong-ngomong, Kak Ipar mana ya?" Tanya Mark, pandangannya menyapu sekeliling, mencari sosok Lola.

Bastian langsung kesal, rahangnya mengeras karena Mark tidak menyapanya lebih dulu. "Apa kau tidak punya rumah? Kenapa sudah muncul sepagi ini?" Cibiran Bastian meluncur tajam.

Mark berbalik, berjalan mendekati Bastian dengan senyum mengejek. "Aku mengantar keranjang makanan Kakak Ipar. Dia memberikan makanan itu padaku kemarin, yang kau tolak." Balas Mark, suaranya dipenuhi sindiran.

"Apa dia mengadu padamu?" Tanya Bastian, tatapan matanya menusuk tajam, seolah ingin menguliti Mark.

Mark tersenyum sinis.

"Tidak. Tapi aku melihatnya berdiri di luar perusahaanmu, menangis sambil memeluk keranjang makanan itu. Jadi, aku tahu kau pasti sudah melakukan sesuatu pada Kakak Ipar." Balas Mark, suaranya tenang namun menusuk.

Bastian terdiam, tak mampu berkata-kata. Mark menepuk bahu Bastian, lalu berbisik, suaranya pelan namun penuh makna, "Cepat ceraikan Kakak Ipar, dan aku akan dengan senang hati menikahinya, kawan."

Wajah Bastian langsung memerah padam, amarah membakar dalam dirinya. "Kau sangat suka memakai barang bekas rupanya." Cemooh Bastian, suaranya bergetar.

"Dia bukan barang bekas, kawan. Kalian masih belum melakukan apa-apa. Dan kalau pun sudah, aku tidak peduli." Mark tersenyum penuh makna, lalu berbalik, berjalan pergi meninggalkan mansion. "Bibi, jangan lupa ucapkan terima kasihku pada Kakak Ipar!" Suaranya terdengar sebelum ia benar-benar menghilang dari pandangan.

(Bersambung)

1
Masita Ilyas
cerita ini membuatku berderai air mata akhir ending yg bagus bahagia mantap
Khusnul Khotimah
g rela klo ahirnya lola mau sama bastian,,,,,, barang murahan
Murni Dewita
💪💪💪
Murni Dewita
😭😭😭😭😭
Murni Dewita
jadikan lola kuat dan jodoh kan dengan mark thor
Murni Dewita
jadi lah wanita yang kuat lola
Murni Dewita
👣
Lauren Florin Lesusien
𝚖𝚊𝚏𝚒𝙰 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚑
Rainie Mahadun
thor mohon semak dulu baru update ya..banyak kesalahan ejaan,nama dan kdg ayat yang tertambh..contoh..MOHON JADI MOHONG..ADEHHH
Ati Marini
Tkasih saya sengat suka membaca novel ini hingga tamat. jalan caritanya yang kadang menitikkan air mata.dan terselit juga carita yang panas tepi sudh di maklumi jalan caritanya iyaa../Drool//Rose//Rose//Rose/
telsi sadijani
Luar biasa
Kiki Tedjakusuma
banyak typo thor.tanpa y Thor BKN tampa.kasihan.bkn kasiang.kdg kt bc agak laen.thor org Makassar ya?
Helen Nirawan
buset di mutilasi dah kyk potong ayam aj , kejam , tp bgs biar tau.rasa 😈😈😈
Nita Kusnitawati
baca novel ini bikin emosi
Nita Kusnitawati
koq pelayan bisa kurang ajar gitu sm nyonya rumah
Alma Lina
suami iblis
Diana Nadifah
Luar biasa
Eka Uderayana
cerita yang menarik
sukses selalu
Diana Silaen
katanya Jonas pintar kenapa mamanya di biarin di tindas kelurga daddy-nya ya
Diana Silaen
aduh nangis deh jadinya terharu aku thoor😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!