Farah seorang gadis yang Cantik, dengan rambut panjang bergelombang yang orang kira masih sendiri.
.
.
.
tetapi Farah memiliki rahasia yang hanya dirinya dan keluarga besar yang tahu.
rahasia yang di tutupnya dengan baik, tanpa tahu bahwa bagaimanapun bentuk Rahasia pada akhirnya akan terbuka sedikit demi sedikit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N.N.A.22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Pasangan yang baru saja ketemu setalah 1.8 tahun tidak pernah berkomunikasi, memulainya dengan makan di mobil berdua, di samping taman yang sepi sekali.
Taman kota yang rame muda mudi tapi Farah dan Rasya memilih makan di sebelah mobil, dengan tanpa alas hanya ada rumput liar, dan Farah sedang membuka makanannya satu persatu.
.
.
"mas.. Ayo makan..." mendengar kata itu membuat Rasya tersenyum bahagia.
.
Farah membuka maskernya untuk pertama kali saat bersama Rasya.
Dan Rasya begitu takjub Dnegan istri kecilnya yang sangat cantik.
Rasya benar-benar beruntung bisa menikah dengannya bukan dengan sepupunya.
.
"makan." tegur Farah.
"iya dek.." ucapan itu membuat Farah merinding, karena kata dek bukan dari Abang ke adiknya tapi lebih ke suami kepada istrinya.
Mereka berdua makan dengan damai, ada rasa ingin bertanya di hati Farah tapi Farah bingung di mulai darimana.
"nanti kita pulang langsung ke rumah dinas ya dek.. Mas udah ijin sama ayah dan bunda, sama bang Dio juga.. Ini terlalu malam untuk pulang ke rumah." kaget itulah yang saat ini Farah rasakan.
Bagaimana Farah harus satu atap dengan orang yang baru 2 kali mereka bertemu.
Apalagi di ajak pulang ke rumah dinas.. Farah bingung harus merespon seperti apa.
Ting
"nak pulang sama suamimu ya.. besok keluarga Rasya mau kerumah Pagi.. ayah bilang kamu siang shif.. Jadi mereka pagi-pagi mau kesini.." Ayah Bayu.
"iya ayah."
Jawaban itu memang tak ingin Farah kirim kan tapi status semu Farah yang mulai nyata saat suaminya kembali dari Lebanon, membuat Farah hanya meng IYA kan saja apa yang sudah di gariskan.
.
.
" kenapa?" Rasya sedikit bingung melihat perubahan mimik wajah istrinya.
"ayah chat mas.. besok katanya keluarga mas mau kerumah ya? " ujar Farah.
"iya dek.. besok pagi." jawab Rasya
"kenapa gak dulu-dulu, apa karena aku cuma pengganti mbak Tika."
ucapan Farah tepat sekali menusuk harga diri Rasya. Rasya semakin merasa pengecut saat Farah melontarkan pertanyaan itu.
"nanti kita bahas di rumah ya.. Gak enak di lihat Orang di taman.. Mending kamu makan dulu yang kenyang." Rasya mencoba mengalihkan pembicaraan sejenak, Rasya ingin pembicaraan ini di bahas bukan disini tapi di tempat lain yang lebih aman dan tidak menimbulkan gejolak di kemudian hari.
.
.
Di rumah Rasya, mamahnya sudah heboh akhirnya bisa bertemu langsung dengan besannya.
Banyak pernak pernik yang disiapkan, mulai dari pesan makanan untuk besok pagi, box seperti seserahan dan masih banyak lagi.
.
.
"ya Allah Tante.. Ini apa saja.? Ini kita mau bersilaturahmi buka mau ngelamar anak orang lagi?" heran Dinda sepupu Rasya putri dari adik papahnya Rasya.
"heh Dinda ya maklum lah.. Dulu kita komunikasi sama keluarga aja, bahkan mau berkunjung pun nunggu waktu yang tepat.. Dan sekarang sudah waktu yang tepat.. Jadi kita harus persiapan maksimal.. terus ya besanku itu pengusaha bukan dari kalangan militer.. Maklum lah Tante prepare kayak gini.. Kan beda orang militer sama non militer. " sanggah mamah tieta.
"iya mbak Yu.. Biarin. Si Dinda.. Mending kamu bantuin Nesya beresin Rafa yang tantrum Dinda..." ujar mamah Dinda.
.
.
Dinda yang merupakan sepupu dari Rasya memang sangat kepo dengan istri kakak sepupunya itu, apalagi mamahnya bilang kalau istri sepupunya berprofesi sama dengannya yaitu bidan.
Tak hanya itu nama yang di ucapkan mamahnya juga sama persis dengan nama temannya yang dulu lulus duluan meninggalkan nya yang harus lulus 4.5 tahun.
Bahkan Dinda baru saja akan wisuda profesi bidan, sedangkan teman seperjuangannya dulu udah kerja di salah satu Rumah sakit swasta besar di kota.
"jangan-jangan emang si Farah istri kak Rasya.. Sumpah plot twist yang membagongkan." ujar Dinda dalam hati.