NovelToon NovelToon
Katakan, Aku Villain!

Katakan, Aku Villain!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Antagonis / Romantis / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amha Amalia

*
"Tidak ada asap jika tidak ada api."

Elena Putri Angelica, gadis biasa yang ingin sekali memberi keadilan bagi Bundanya. Cacian, hinaan, makian dari semua orang terhadap Sang Bunda akan ia lemparkan pada orang yang pantas mendapatkannya.

"Aku tidak seperti Bunda yang bermurah hati memaafkan dia. Aku bukan orang baik." Tegas Elena.

"Katakan, aku Villain!"

=-=-=-=-=

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE yaaa Gengss...
Love You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amha Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Villain Chapter 12

*

Detik terus berjalan berganti menit hingga jam, Elena dan Satya masih ada di cafe itu sambil sesekali menikmati hidangannya. Tatapan Elena terus memperhatikan bagaimana kinerja Keyra pada hari pertama.

Lumayan. Itulah yang ada benaknya saat menilai. Walaupun baru pertama kali, namun terlihat Keyra begitu cekatan dalam bekerja bahkan senyumannya yanng terus mengembang seolah dia sangat menikmati pekerjaan keras itu.

"Dia tidak akan bertahan lama." Ujar Satya mampu mengalihkan padangan Elena yang tadinya menatap Keyra sekarang beralih menatapnya "Jangankan satu minggu, satu hari saja pasti dia akan menyerah." Lanjutnya percaya diri.

"Kamu terlalu cepat menilai." Ucap Elena tak yakin dengan ucapan Satya.

"Karna itu kenyataan. Di lihat dari tampangnya saja dia keliatan anak yang manja, mana betah dia lama lama kerja seperti ini." Satya masih kekeh dengan keyakinannya.

Elena menatap Satya intens, dia seperti sedang mengamati bagaimana ekspresi Satya yang mungkin sulit di artikan.

"Kenapa menatapku seperti itu? Kamu baru menyadari ketampananku?" Ucap Satya menaik turunkan satu alisnya dengan senyuman menggoda.

"Kepedeanmu itu melebihi tingginya gunung everest. Entah Tante Sofia ngidam apa sampai punya anak sepede kamu." Ejeknya terkekeh kecil membuat Satya mendengus kesal.

"Aku hanya heran saja, kenapa sejak awal bertemu kamu terlihat tidak menyukai Keyra? Bahkan waktu berkenalan saja kamu enggan bersalaman, sampai sok bilang bukan muhrim segala." Akhirnya Elena mengutarakan pertanyaan di batinnya, ia pun bingung kenapa Satya bisa bersikap dingin pada Keyra. Padahal saat dirinya dan Satya bertemu. Justru Satya sangat hangat padanya, bahkan Satya juga yang sejak awal memintanya agar mereka bersahabat.

Satya diam menatap Elena, namun pikirannya melayang jauh. Kembali terngiang sesuatu yang tak sengaja ia dengar dan lihat dengan indranya sendiri.

Satya yang waktu itu baru keluar dari toilet, melihat sosok gadis yang berdiri membelakanginya sedang berbicara pada pria cukup dewasa. Pembahasan yang ia tidak mengerti maksudnya, namun jika di ingat-ingat lagi gadis itu mirip dengan sosok Keyra.

'Kau sudah melakukannya?'

'Sudah. Dalam beberapa menit pasti akan terjatuh.'

Entah tebakannya benar atau salah, tapi jika memang dia mensabotase acaranya sendiri, Untuk apa? Kenapa dia melakukannya? Atau Satya yang salah mengira jika itu ternyata bukan Keyra melainkan orang lain?

Hal itulah yang membuat dirinya kurang menyukai Keyra, bukan tidak suka hanya saja di tambah dia terkejut saat melihat Elena gadis yang di cintainya malah mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan seseorang yang bahkan tidak di kenalnya. Dan jika ternyata tebakannya benar yang sabotase itu Keyra, dia tau pasti Elena akan sangat marah besar karena pengorbanannya sia-sia.

Ctak!

Elena menjentikkan jarinya di depan wajah Satya, ia kesal saat Satya di tanya namun bukannya menjawab malah melamun "Kenapa Satya? Aku masih menunggu di jawabanmu."

"O-ouh itu--..." Satya kebingungan, tak tau harus menjawab apa. Jika ia jujur, namun ia sendiri ragu apakah penglihatannya benar atau tidak. Ia tidak ingin di tuduh mencemarkan nama baik Keyra "Yaa kurang suka saja."

"Tapi kenapa? Kamu bilang baru mengenalnya, baru bertemu dia. Jadi kenapa tidak suka? Pasti ada alasannya kan?" Desak Elena agar Satya jujur.

"Karena dia, kamu terluka." Ujar Satya apa adanya, dia sangat tidak suka ada yang menyakiti gadis yang di cintainya. "Kamu celaka karena menolongnya, jika itu tidak terjadi pasti kamu akan baik-baik saja sekarang."

Elena tertegun mendengarnya, sebegitu khawatirnya Satya pada dirinya. Dia menarik nafasnya dalam mencoba mengontrol dirinya "Ini kecelakaan, tidak ada yang perlu si salahkan."

"Tapi--..."

"Aku senang melakukannya, tidak ada penyesalan sedikitpun meski aku terluka." Tutur Elena dengan cepat memotong ucapan Satya "Setiap kejadian itu sudah menjadi takdir. Dan takdir itu bisa menjadi langkah untuk mencapai apa yang kita inginkan." Lanjutnya kini sorot mata menatap sosok Keyra yang tengah mengantar pesanan pada pelanggan.

Bibir Elena melengkung, ujungnya sedikit terangkat, hati dan pikirannya saling bersahut mengutarakan pendapat, dia menantikan momen spesial ini.

Disaat tatapan Elena menatap Keyra, Satya justru memperhatikan tingkah Elena yang menurutnya aneh. Dia merasa, Elena sedikit tertarik dengan Keyra. Bukan tertarik dalam urusan cinta karena dia normal, namun merasa ada sesuatu yang Elena sembunyikan darinya.

"Aku ke toilet dulu." Ijin Elena meraih tongkatnya lalu berdiri.

"Biar ku antar." Satya pun berdiri, dengan sigap ingin menbantu Elena.

"Aku bisa sendiri, dan apa kamu ingin mengintip?" Tatap Elena penuh selidik, padahal ia cuma ingin buang air kecil namun Satya mau ikut?! Apa yang di dalam pikirannya.

"Jangan suudzon mulu, aku hanya menunggu di luar." Kesal Satya, bisa bisanya Elena punya pemikiran mesum tentangnya.

"Tidak. Aku sendiri oke." Kekehnya, Elena tipe orang yang sangat tidak suka merepotkan orang lain.

"Oke baiklah, aku disini." Akhirnya Satya hanya bisa pasrah dan dia kembali duduk sembari menyeruput minumannya.

Elena tak ambil pusing, dia segera melangkah di bantu tongkatnya menuju toilet perempuan. Meski sedikit sulit berjalan, namun ia tidak mengeluh dan mencoba menerima keadaannya.

Brukh!

Seseorang yang sedang berjalan sembari melakukan panggilan telefon, tanpa sengaja menabrak Elena hingga membuatnya terjatuh dan merintih kesakitan di kakinya.

"Astaga... Aku tutup telfonnya dulu." Orang itu segera mematikan sambungan telefonnya kemudian mengambil tongkat Elena lalu berjongkok seraya memegang bahunya "Maaf, aku tidak sengaja. Ada yang sakit?" Tanyanya dengan begitu spontan.

Sontak saja Elena menatapnya tak percaya "Aaahh tidak, tidak ada yang sakit. Kakiku ini hanya keram saja makanya di lilit perban." Balas Elena tersenyum mencibir, bagaimana bisa cowok di depannya ini bertanya dengan begitu polosnya. Bukankah dia melihat kakinya di perban, bahkan dia juga memegang tongkat miliknya. Jadi kenapa harus bertanya Ada yang sakit? Cih.. Menyebalkan sekali.

Cowok itu mendadak linglung seketika, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal merasa malu juga tentunya sudah bertanya hal bodoh.

Elena berdecak, ia segera merebut tongkat di tangan cowok itu lalu berdiri dengan kesusahan. Si cowok itupun dengan tulus membantunya berdiri "Apa mau ke rumah sakit? Aku takut lukamu tambah parah."

"Tidak. Aku baik-baik saja." Tolak Elena cuek, dia terlanjur kesal dengan cowok jangkung di hadapannya ini yang mungkin usianya sama dengan dirinya. Jika dirinya memiliki tinggi seratus tujuh puluh, mungkin bisa di perkirakan jika cowok di depannya ini memiliki tubuh tinggi hampir sekitar seratus sembilan puluh senti, bahu yang sedikit lebar, memiliki kulit putih, hidung mancung, alis yang sedikit tebal serta rambut yang berponi.

"Kamu yakin baik-baik saja? Aku hanya ingin bertanggungjawab." Tutur si cowok tak ingin lari dari masalah.

"Terimakasih tapi tidak perlu, permisi." Ucap Elena kekeh, dia segera melanjutkan langkahnya meninggalkan cowok itu sendirian.

Cowok tinggi itu tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari kepergian Elena "Wajahnya tidak asing, aku seperti pernah melihatnya. Tapi dimana?" Gumamnya.

Terus diam memutar otak mengingat pernahkah dia melihat wajah Elena atau tidak, namun hasilnya nihil, jawabannya tidak ketemu. Tak mau ambil pusing, dia menggidikkan bahunya acuh lalu melangkah pergi dari sana "Keras kepala."

Ditempat Satya duduk, dia sesekali melirik jam tangannya karena cukup lama dia menunggu namun Elena belum juga kembali dari toilet. Bahkan dia sudah memesan makanan baru untuk Elena, karena hidangannya tadi sudah habis.

Tak lama kemudian Elena sudah kembali, ia duduk dengan kesal mengingat seseorang yang menabraknya tadi.

"Kamu lama sekali, apa perutmu sakit?" Tanya Satya merasa cemas.

"Tidak." Jawab Elena singkat "Tadi hanya mengantri." Lanjutnya berbohong, ia sangat malas membahas hal yang tidak penting.

Satya hanya ber-oh ria, dia juga tak menaruh curiga sedikitpun apabila Elena berbohong. Dia sangat mempercayainya seratus persen.

Elena membulatkan mulutnya terkejut melihat makanan yang ada di meja, bukankah tadi tidak ada itu "Kamu memesannya?" Tanya Elena berbinar.

"Yeah, aku tahu kita akan lama disini jadi ku pesankan makanan yang baru untukmu." Balas Satya tersenyum manis. "Kamu suka?"

"Kamu tahu apa yang ku suka." Jawabnya tersenyum tak kalah manis.

"Yeah, makanan seafood adalah kesukaanmu. Dan yang paling favorit itu adalah--..."

"Kepiting Udang saus tiram." Lanjut Satya yang bersamaan dengan Elena dan keduanya menampilkan senyuman terbaik.

Elena segera melahap makanannya dengan senang. Seketika rasa badmood saat bertemu cowok tadi menghilang, berganti rasa senang menikmati makanan kesukaannya.

Melihat betapa lahapnya Elena membuat Satya merasa gemas. Jika menyangkut makanan kesukaannya pasti Elena akan bertingkah seperti anak kecil dan memakannya sangat lahap seperti tidak makan satu minggu.

Tangan Satya sontak saja terulur saat melihat sedikit sisa saus di ujung bibir Elena dan membuat Elena terpaku menatapnya. Tatapan keduanya bertemu, seolah waktu berhenti di detik itu, dunia sekitarnya yang ramai pun tidak begitu terasa, seperti di dunia ini hanya ada mereka berdua, yang lain di anggap angin lalu.

.

~Bersambung~

*-*-*-*-*-*-*-*-*

Jangan lupa LIKE, COMMENT dan VOTE Yaaa Gengsss....

Love You~

1
Nur Haswina
apa mungkin dia saudara kembar terpisah satu ikut mamanya satu lagi ikut papahnya
•🌻 𝓼𝓾𝓷𝓯𝓵𝓸𝔀𝓮𝓻𝓼 🌻•
yaa kukiri chatstory🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!