NovelToon NovelToon
Bukan Istri Kedua

Bukan Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Hidup tak berkecukupan, memaksakan Alana mengubur impiannya untuk berkuliah. Dia akhirnya ikut bekerja dengan sang ibu, menjadi asisten rumah tangga di sebuah rumah cukup mewah dekat dari rumahnya. Namun masalah bertubi-tubi datang dan mengancam kehidupan dirinya dan sang ibu. Dengan terpaksa dirinya menerima tawaran yang mengubah kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan

Bara terkejut mendengar syarat yang di ajukan Alana. Pertama kali dalam hidupnya, seorang wanita meminta izin pada istri pertama untuk menjadi madunya. Namun, tak ingin kehilangan kesempatan memiliki daun muda, Bara akhirnya menyetujui hal tersebut.

Joko yang daridulu mengincar Alana, menunjukan wajah tak sukanya saat tahu jika Bara ternyata ingin mempersunting gadis itu. Dia membawa mobil tuannya dengan emosi karena melihat Bara duduk berdampingan dengan Alana di kursi belakang.

Sampailah ketiganya di rumah keluarga Pradipta, dada Alana berdebar takut jika rencananya gagal. Namun merasakan ponselnya yang terus bergetar, dia tahu jika rencananya pasti berhasil.

"Alana," ucap Yuniar yang melihat gadis itu berjalan berdampingan dengan suaminya.

Bara dengan angkuhnya merangkul pundak gadis yang lebih pantas menjadi putrinya, dan mengatakan sesuatu yang membuat Yuniar tak bisa berkata-kata.

"Tapi gadis ini lebih pantas jadi putrimu. Bara, seharusnya kau sadar diri, usiamu sudah tak pantas untuk meminang gadis muda sepertinya."

Bara hanya tersenyum, dan meminta Yuniar untuk tetap tenang.

"Dia telah menyetujuinya, kenapa kau yang protes," ucap Bara tanpa tahu malu.

Yuniar menatap tajam gadis yang sempat dia kagumi, karena baginya sangat langka gadis seusia Alana bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan telaten.

Namun, semua kekagumannya runtuh dalam semalam. Menyaksikan suaminya merangkul gadis itu dengan mesra, membuat tekanan darah Yuniar seketika naik.

"Saya minta izin ke toilet sebentar," ucap Alana yang di balas dengan anggukan dari Bara. Yuniar terus memicingkan mata melihat Alana yang berjalan melewatinya.

Segera Alana membuka ponsel ibunya, membaca beberapa pesan yang di kirim dari Marni.

Suara bel berbunyi, seseorang sepertinya bertamu pada keluarga Pradipta di malam minggu ini. Joko yang membuka pintu, terperanjat kaget saat melihat sosok Marni yang sudah tak menampakan barang hidungnya tiga bulan lalu. Sambil memegang perutnya yang terlihat membuncitnya, wanita yang baru berumur 22 tahun itu melangkah masuk ke rumah bekas majikannya.

"Marni!"

Kejutan lain lagi yang di terima Yuniar, saat melihat bekas pembantunya tengah mengandung. Karena Yuniar tahu jika Marni pulang kampung 3 bulan lalu dengan alasan ingin menikah, namun melihat kehamilannya yang sudah membesar dipastikan usia kandungannya sudah 6 bulan.

Bara lebih terkejut melihat wanita yang dia sangka telah pulang ke kampungnya. Wanita itu kini berdiri di antara kedua majikannya sambil membawa surat dari rumah sakit.

"Aku ke sini hanya untuk meminta pertanggungjawaban dari Tuan Bara," ucapnya dengan suara bergetar. Ada rasa gelisah dan takut karena takut jika Bara melakukan sesuatu padanya.

Yuniar semakin tak tahan melihat kejadian yang begitu bertubi menimpa rumah tangganya, Marni yang tengah hamil dan juga Alana yang akan di jadikan istri ketiganya membuat kesehatan wanita itu drop.

Tubuhnya terkulai lemas, ambruk di atas lantai marmer rumah mewahnya. Alana yang baru keluar dari persembunyiannya segera memanggil ambulans. Sementara Bara hanya bisa menatap murka Marni yang tiba-tiba datang tanpa sepengetahuannya.

"Sudah ku bilang untuk tak datang ke sini, aku sudah berjanji padamu akan membiayai seluruh persalinanmu," murka Bara yang hampir melayangkan tangan ke wajah Marni, namun dia mengurungkan niatnya karena pihak rumah sakit datang untuk membawa Yuniar.

Rencana menikahi Alana gagal karena kedatangan Marni, dan Yuniar harus masuk rumah sakit. Bara begitu kesal dan kecewa karena nafsunya tak terpenuhi.

•••

Aravind baru bisa menjenguk sang ibu di rumah sakit keesokan hari. Karena kemarin malam, dia harus mengantar istri ke bandara untuk promo tour di Thailand.

Melihat kondisi ibunya yang lemah, pria itu berjanji untuk menjaga dan menginap di sana.

"Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Aku bisa bekerja di sini, hanya sekedar memeriksa dan menyetujui dokumen bisa ku lakukan tanpa harus ke kantor," jawab Aravind santai.

Yuniar menatap wajah putranya lekat-lekat, ada rasa takut dari dirinya jika dia akan meninggalkan sang putra tanpa melihat seorang cucu.

"Mama harap, kamu segera memberikan cucu untuk mama. Rasanya tak rela jika harus pergi dari dunia tanpa menimang anakmu terlebih dahulu."

"Ma, jangan bicara yang tidak-tidak. Aku akan membicarakan itu dengan Jeselyn sepulangnya dari Thailand," ucap Aravind nl meyakinkan sang ibu. Walau dia tahu jika Jeselyn akan bersikeras untuk menolaknya.

"Istrimu, selalu saja keluar kota dan keluar negeri meninggalkanmu. Rumah tangga seperti apa yang kalian jalani? Apa kau tak merasa kesepian?" Tanya Yuniar meyakinkan perasaan Aravind.

Pria itu hanya tersenyum, tak banyak waktu yang mereka habiskan sebagai pasangan suami istri yang sudah menikah selama 3 tahun. Apalagi kesibukan Jeselyn, yang benar-benar membuat Aravind kesepian.

Tiba-tiba pintu kamar Yuniar terbuka, seorang gadis yang menjadi pemicu Yuniar masuk rumah sakit melangkah masuk ke dalam.

"Nyonya, bolehkah saya masuk? Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan," ucap Alana mencoba menjelaskan apa yang terjadi di hari Sabtu malam.

"Untuk apa? Kau adalah penyebab atas semua yang terjadi pada ibuku. Tak perlu berbaik hati dan merasa bersalah, dengan menjenguknya tidak akan memberikan dampak apapun pada kesehatan ibuku. Bisa saja kedatanganmu malah memperparah semuanya..."

"Vind, biarkan Alana masuk. Aku ingin tahu apa yang ingin dia sampaikan. Bisa saja itu adalah hal penting," ucap Yuniar yang akhirnya mengizinkan Alana masuk ke dalam kamar rawatnya.

Gadis itu berdiri di hadapannya, tanpa menunduk dan merasa bersalah sedikitpun.

"Nyonya, maaf atas semua keributan yang terjadi malam kemarin. Tapi, aku hanya ingin membantu ibuku agar bisa keluar dari penjara. Tapi kupikir, keadaan Marni lebih mengkhawatirkan. Jadi ku korbankan kebebasan ibuku agar Marni bisa menuntut pertanggungjawaban atas tindakan Tuan Bara."

Alana menceritakan semuanya, penawaran pembebasan ibunya dengan pernikahan sebagai syaratnya, membuat Yuniar yakin jika masuknya Ira ke penjara hanya akal-akalan suaminya.

"Padahal kalian tak pernah bertemu saat kau bekerja di rumahku, tapi bagaimana bisa Bara memintamu untuk menjadi istri ketiganya?" Tanya Yuniar yang tak masuk akal.

"Aku dan Tuan Bara sudah pernah bertemu beberapa bulan lalu di pabrik tempatku bekerja. Beliau adalah pimpinan di sana, kami sempat dekat layaknya atasan dan bawahan, tapi... "

Alana pun menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Bara, juga kejadian kurang menyenangkan yang di alaminya karena Bara. Dia pun mengatakan jika Bara memecatnya karena telah menolak dan menghina harga diri pria tua keladi itu.

Yuniar yang awalnya emosi, kini merasa bersalah pada Alana yang ternyata harus menghadapi kegenitan suaminya selama ini. Dia tak menyangka jika gadis yang baru genap 19 tahun itu, harus di paksa menjadi istri ketiganya.

Aravind terdiam mendengar semua penuturan Alana. Ingin tak percaya, namun Tante Lia dan adik perempuannya, Nasya, menjadi bukti jika sang ayah tak puas hanya dengan satu wanita.

1
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
Fitri Widia: Terima kasih 🥺🙏
total 1 replies
partini
waduh waduh imbalannya tempik
partini
ibunya lagi main kah
partini
good
Fitri Widia: terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!