NovelToon NovelToon
Dinikahi Cowok Cupu

Dinikahi Cowok Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Asma~~

​Calya, seorang siswi yang terpikat pesona Rion—ketua OSIS tampan yang menyimpan rahasia kelam—mendapati hidupnya hancur saat kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan Aksa. Aksa, si "cowok culun" yang tak sengaja ia makian di bus, ternyata adalah calon suaminya yang kini menjelma menjadi sosok menawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma~~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Calya menopang dagunya, pandangannya kosong menatap papan tulis. Pikirannya melayang jauh, memikirkan kenyataan pahit yang harus ia hadapi: seminggu penuh bersama Aksa.

​"Hei, kenapa lo?" tanya Vira, sahabatnya yang duduk di sebelahnya. "Muka lo ditekuk kayak baju belum disetrika."

​Jojo, sahabatnya yang lain, juga ikut menimpali, "Iya, lo kenapa, Cal? Galau gara-gara Rion ga balas chat lo?"

​Calya menghela napas panjang, lalu menceritakan semuanya. "Mama sama Papa gue masih di luar kota. Gue harus tinggal di rumah sama Aksa, si cowok cupu itu, selama seminggu," ucapnya dengan nada kesal.

​Vira dan Jojo saling pandang, lalu serempak meledakkan tawa. "Satu minggu? Wow, Cal! Sepertinya orang tua lo memang sudah tidak sabar untuk punya cucu, nih!" goda Vira sambil menyikut lengan Calya.

​Wajah Calya langsung memerah menahan malu dan amarah. "Apaan, sih! Enggak lucu, ya! Gue benci banget sama dia, dan sekarang gue harus tinggal serumah sama dia. Rasanya seperti mimpi buruk!"

​"Alaaah... benci benci, nanti juga jadi cinta," goda Jojo lagi. "Siapa tahu, seminggu ini malah bisa mengubah pandangan lo tentang dia. Lo bisa lihat sisi lain dari Aska."

​"Nggak akan! Gue lebih baik pindah ke planet lain dari pada jatuh cinta sama dia!" tegas Calya.

​Saat jam istirahat, mereka bertiga berjalan menuju kantin. Calya masih cemberut, sementara Vira dan Jojo terus saja menggodanya tentang Aska.

​"Lihat tuh, Aska," bisik Vira, menunjuk ke arah sudut kantin. "Dia kayaknya dari tadi memperhatikan lo, deh."

​Calya mendongak, dan benar saja, di sudut kantin, Aska terlihat sedang duduk sendiri, matanya sesekali melirik ke arahnya. Pandangan mereka bertemu. Aksa tersenyum tipis, tapi Calya langsung membuang muka.

​"Tuh, kan! Matanya nggak bisa lepas dari lo," goda Jojo sambil tertawa. "Dia pasti berpikir, 'Gimana ya caranya biar Calya mau naik mobil sama gue besok pagi?'"

​"Berisik, deh!" bentak Calya. "Kenapa, sih, dia harus ada di mana-mana?"

​Vira dan Jojo terus saja tertawa. "Namanya juga jodoh, Cal. Ke mana-mana juga pasti ketemunya dia lagi dia lagi," timpal Vira.

​Calya hanya bisa mendengus kesal. Perutnya memang lapar, tapi selera makannya benar-benar hilang karena godaan dari kedua sahabatnya dan pandangan Aska yang terus menerus mengikutinya. Ia merasa terpojok, seolah-olah seluruh dunia berkonspirasi untuk menjodohkan dirinya dengan laki-laki yang ia benci.

"Hai, Calya. Kenapa sih, pesan gue nggak dibalas?" Suara Rion, cowok yang selama ini ditaksir Calya, tiba-tiba memecah suasana. Calya mendongak, hatinya langsung berdebar. Rion berdiri di sampingnya dengan senyum menawan.

​Calya, yang baru ingat bahwa semalam mati lampu, langsung mencari alasan. "Eh, hai, Rion. Maaf banget, ya. Semalam gue lupa buka HP."

​Rion mengangguk mengerti. "Oh, kirain lo marah sama gue. Soalnya gue lihat lo online tapi nggak balas-balas."

​Wajah Calya langsung memanas. Ia tidak sadar jika semalam sempat membuka ponsel saat sebelum mati lampu. "Ah, masa sih? Kayaknya gue kecapekan banget sampai ketiduran." Calya tertawa canggung, berusaha menutupi kebohongannya.

​"Lagian, lo kenapa sih, kelihatan murung banget?" tanya Rion lagi. "Biasanya lo paling ceria, kok sekarang kayak kehilangan semangat gitu?"

​Melihat Rion begitu peduli, Calya tersenyum manis. Senyum yang bahkan tidak pernah ia berikan pada Aska. "Nggak apa-apa kok. Cuma lagi banyak pikiran aja."

"Ya udah, chat aku jangan lupa di balas ya. Gue duluan" pamitnya

Vira dan Jojo yang melihat Calya begitu terpukau pada Rion langsung memberikan kode. Vira menggerakkan kepalanya, memberi isyarat agar Calya sadar diri. Sementara Jojo, dengan wajah serius, membuat tanda silang dengan kedua jarinya, mencoba mengingatkan Calya. Namun, Calya tak melihat isyarat itu. Ia terlalu larut dalam percakapan dengan Rion.

​"Cal, jangan terlalu larut," bisik Vira pelan saat Rion sedikit menjauh. "Ingat, Rion itu 'raja bullying'. Dia mungkin baik sama lo, tapi siapa yang tahu niatnya?"

​Calya mendengus kesal. "Kalian ini kenapa, sih? Kalian menuduh Rion tanpa alasan."

​"Cal, kita bukan menuduh. Kita cuma mengingatkan. Anak-anak bilang, Rion itu suka mempermainkan perasaan cewek. Lo hati-hati, ya," tambah Jojo.

​Calya mengabaikan perkataan mereka. Ia terlalu senang berada di dekat Rion. Ia merasa bahwa Rion adalah satu-satunya harapan untuk melepaskan diri dari takdirnya bersama Aska. Ia tidak mau mendengarkan peringatan dari siapa pun.

​Di sudut kantin, Aksa memandangi pemandangan itu dengan hati yang terasa tertusuk. Ia melihat bagaimana Calya tersenyum, tertawa, dan bahkan merona saat berbicara dengan Rion. Pegangannya pada sendok di tangannya menguat, buku-buku jarinya memutih.

​Kenapa? batinnya. Kenapa Calya bisa tersenyum begitu indah pada Rion, sementara padaku melihat saja tidak sudi?

​Ia melihat Calya yang berinteraksi dengan Rion. Sikap Calya yang begitu berbeda. Calya yang ceria, yang manis, yang hangat. Bukan Calya yang dingin dan ketus yang ia kenal di rumah. Aska merasa sakit. Sakit karena ia tahu ia tidak akan pernah bisa mendapatkan senyuman seperti itu dari Calya. Ia hanya Aska, laki-laki cupu yang dijodohkan dengannya.

​Aksa menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Ia mengambil sendok dan memakannya dengan lahap. Ia harus kuat. Ia harus bisa menghadapi kenyataan ini. Ia harus bisa bertahan demi janji yang sudah ia ucapkan pada orang tua Calya, untuk menjaga dan melindungi calon istrinya. Ia hanya bisa berharap, suatu hari nanti, Calya bisa melihat dirinya, bukan hanya sebagai laki-laki yang dijodohkan dengannya, tetapi sebagai seseorang yang tulus mencintainya.

Di koridor yang ramai, Vira, Jojo, dan Calya berjalan menuju taman sekolah. Vira, dengan semangat menggebu-gebu, terus menceritakan kekagumannya pada guru olahraga yang baru, Pak Arya.

​"Gila, Pak Arya itu atletis banget, deh! Perutnya six-pack, kulitnya sawo matang, dan suaranya... melting!" Vira mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah, seolah benar-benar luluh.

​Jojo memutar matanya. "Vir, udah, deh. Lo udah cerita ini sejak bel istirahat bunyi. Bosan dengarnya!"

​"Ih, lo nggak bisa lihat seni, sih!" balas Vira.

​Calya hanya mendengarkan tanpa minat. Pikirannya masih dipenuhi bayang-bayang percakapannya dengan Rion di kantin. Ia merasa senang karena Rion menaruh perhatian padanya, meskipun ia harus berbohong.

​Saat mereka tiba di taman, langkah Jojo tiba-tiba terhenti. Ia menunjuk ke arah sudut taman, matanya membelalak. "Cal, Vira, lihat itu!"

​Pandangan mereka bertiga tertuju pada kerumunan kecil di bawah pohon. Rion dan beberapa temannya terlihat sedang mengerjai seseorang. Jantung Calya berdegup kencang, ia mengenali sosok yang menjadi sasaran itu. Aksa.

​"Ya ampun, itu calon lo, Cal!" bisik Vira, terkejut. "Aksa lagi dibully."

​Namun, alih-alih panik, Calya malah tersenyum tipis. Sebuah senyum yang tak terlihat oleh Vira dan Jojo. Senyum kepuasan yang muncul dari hatinya yang membenci Aksa. Ia merasa Aksa memang pantas mendapatkannya.

​"Cal, kok lo malah senyum?" bisik Jojo, merasa heran. "Harusnya lo nolongin dia."

​"Nolongin? Buat apa?" jawab Calya, tanpa mengalihkan pandangannya dari Aksa. "Dia pantas dapat balasan dari apa yang telah dia lakukan padaku."

​Vira dan Jojo saling pandang, bingung dengan sikap Calya. Mereka tidak mengerti mengapa Calya begitu membenci Aksa sampai tega melihatnya diperlakukan seperti itu.

​Dari kejauhan, Rion yang melihat ekspresi wajah Calya, tersenyum. Senyum kemenangan. Ia tahu, Calya bukanlah gadis lugu yang ia kira. Calya memiliki sisi gelap yang menarik dan ia akan menggunakan itu untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Aksa meremas kemejanya yang lusuh, berusaha menahan rasa sakit dan malu. Ia melihat Calya berjalan menjauh, tanpa menoleh sedikitpun, tanpa ada rasa peduli sedikitpun di matanya. Hati Aksa hancur. Ia tahu, sejak ia pindah ke sekolah ini, ia menjadi sasaran empuk para pembuli. Rion dan teman-temannya tak henti-hentinya mengganggunya. Ia tak pernah menceritakan ini pada siapapun. Ia pikir, ia bisa menanganinya sendiri. Ia pikir, ia bisa menyembunyikan kelemahannya.

​Namun, sekarang Calya sudah tahu. Calya melihatnya dipermalukan di depan umum. Dan reaksinya? Calya tampak senang. Senyum kepuasan yang terukir di bibir Calya, lebih menyakitkan daripada pukulan apapun. Aksa merasa bodoh. Bodoh karena ia masih berharap Calya akan melihatnya. Bodoh karena ia masih mencintai wanita yang tak sudi memandangnya. Ia hanya bisa pasrah, menerima takdirnya sebagai Aska, si cowok cupu yang dibenci oleh calon istrinya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!